Those Sweet Times Chapter 34 Part 1

233 24 2
                                    

Xiang Nuan berhenti dan perlahan berbalik untuk menatap Lin Chuyan.

Rupanya saat itu turun salju. Gadis itu menatap wajah tampan pemuda itu, yang sekarang jaraknya hanya terpisah satu lengan saja darinya, melewati butiran salju yang melayang di antara mereka.

Lin Chuyan mengerjap, menatap balik ke arah si gadis dengan mata yang tenang dan lembut.

Xiang Nuan merasa bingung. Gadis itu perlahan menarik lepas tangannya dari genggaman tangan si pemuda dan menyipitkan matanya.

"Lin Chuyan." si gadis memanggil nama pemuda itu sembari sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman. "Kau tidak punya perasaan suka padaku, iya kan?" Gadis itu bertanya dengan ragu karena ia sendiri tidak yakin soal ini.

Tapi yang barusan itu jelas-jelas sebuah pertanyaan, meskipun dilontarkan dengan ketidakpastian.

Lin Chuyan tertegun : "Ah?"

"Aku memperingatkanmu, jangan punya rasa suka padaku. Kalau kau punya rasa suka padaku, aku akan------" Xiang Nuan merasa senang dengan kemungkinan itu : "Aku akan menertawakanmu."

Lin Chuyan tertawa kecil : "Kau terlalu menyanjung dirimu sendiri."

Xiang Nuan juga merasa yakin bahwa ia memang berpikir terlalu berlebihan soal itu. Tapi untuk beberapa saat, gadis itu merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Tapi kalau memikirkan kembali kata-kata yang telah dikatakan Lin Chuyan tadi, rasanya sih tidak ada yang salah dengan semua itu? Sejak awal dirinya sendirilah yang telah menyebut-nyebut soal budak.......

Xiang Nuan merasa sedikit malu karena telah menyanjung dirinya sendiri. Gadis itu tidak memperhatikan Lin Chuyan lagi ketika ia berbalik untuk kembali berjalan.

Lin Chuyan mengikuti dalam jarak dekat di belakangnya dan tampaknya pemuda itu tidak bisa melepaskan topik pembicaraan ini. Pemuda itu terus menertawakan si gadis : "Sebenarnya apa yang membuatmu berpikir kalau aku punya perasaan padamu?"

"Ada terlalu banyak orang yang menyukaiku sehingga aku punya perasaan sensitif yang berlebihan, oke?" Xiang Nuan tidak mau meneruskan topik pembicaraan ini lebih lanjut. "Cepatlah, Hu Ge pasti sudah menunggu lama sekarang."

"Kalau begitu," Lin Chuyan mengubah topik : "Mengapa tadi kau begitu marah?"

Bagi Lin Chuyan, seluruh insiden ini lebih untuk mengolok-olok Xiang Nuan daripada Chen Yinghu. Tapi Xiang Nuan malah tidak marah karena dirinya diolok-olok, tetapi dia meledak marah untuk membela Chen Yinghu.

Gadis itu memarahi Lin Chuyan untuk membela Chen Yinghu dan bahkan salah paham terhadapnya.

"Jadi kau benar-benar sangat peduli pada Hu Ge?" kata Lin Chuyan : "Tapi dia kan sudah punya pacar."

"Hei, apa sih yang kau pikirkan?!" Xiang Nuan tak bisa menghentikan dirinya untuk memutar matanya.

Sejak gadis itu belajar untuk memutar matanya, tampaknya jumlah saat-saat dimana ia memutar matanya karena kelakuan Lin Chuyan, meningkat drastis dengan cepat.

"Kalau begitu mengapa kau marah? Katakan yang sebenarnya padaku." Lin Chuyan menuntut jawaban pada gadis itu.

Xiang Nuan menundukkan kepalanya untuk berpikir, langkah kakinya melambat. Gadis itu meletakkan kedua tangannya di sakunya dan menendang-nendang trotoar batu yang tak tampak karena tertutup salju dengan ujung sepatu botnya.

Perhatian Lin Chuyan terfokus sepenuhnya pada gadis itu. Pemuda itu menyaksikan salju yang jatuh ke atas rambut hitam si gadis dan berpikir bahwa ia harus membeli sebuah topi untuk gadis itu nanti.

Setelah beberapa saat, Xiang Nuan berkata : "Lin Chuyan, sebenarnya, aku sangat takut kalau kau adalah jenis orang yang senang mempermainkan emosi orang lain dan menganggap persahabatan yang tulus sebagai sebuah lelucon. Aku......." Sambil bicara, gadis itu berbalik untuk menatap si pemuda.

Lin Chuyan menyadari bahwa mata gadis itu tampak agak kemerahan.

Jadi itu bukan karena orang lain, semua kemarahannya itu adalah karena pemuda itu.

"Aku sangat takut bahwa aku akan kecewa padamu." kata gadis itu.

Perasaan yang hangat memenuhi hati Lin Chuyan. Pemuda itu cepat-cepat berkata : "Jangan khawatir."

"En." Xiang Nuan mengangguk dan melanjutkan jalannya ke depan.

Mereka tidak bercakap-cakap lagi. Gadis itu berjalan di depan dan si pemuda mengikutinya. Mereka berjalan keluar dari gang sempit itu dan kembali ke Jalan Phoenix Tua yang berisik.

Xiang Nuan menyadari bahwa Chen Yinghu sudah membeli sebuah payung kertas minyak yang dibungkus dengan selembar plastik.

Mengapa sebuah payung harus dilindungi dari air?

Chen Yinghu menjelaskan dengan rona merah di wajahnya : "Ini hadiah."

Xiang Nuan melihat sebuah bunga berwarna pink di payung itu dan seketika ia paham untuk siapakah payung itu.


To be continued


Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com

Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver

Maaf telat sehari.. hehehee~

Selamat membaca....

Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]Where stories live. Discover now