Those Sweet Times Chapter 19 Part 2

301 34 9
                                    

Malam ini sungguh berangin dan dingin. Xiang Nuan merapatkan sweaternya ke sekeliling tubuhnya dan berharap ia bisa meletakkan tangan di sakunya, tetapi ia harus membawa buku tulisnya itu.

Lin Chuyan menyadarinya dan mengambil buku tulis gadis itu untuk diletakkan di saku jaket windbreakernya. Pemuda itu masih tetap bisa meletakkan tangannya di dalam saku yang sama. Xiang Nuan merasa bahwa saku pemuda itu seperti sebuah tas buku kecil.

Keduanya berjalan menuju sebuah toko serba ada sambil melawan angin dingin. Xiang Nuan mendapatkan oden dan jagung kesukaannya. Lin Chuyan memesan semangkuk sup bakso ikan dan rumput laut dan sebuah roti besar berisi udang dan bayam.

Di depan kasir, si pelayan berkata : "Hari ini adalah Hari Single, pasangan kekasih akan mendapat potongan setengah harga."

Xiang Nuan memprotes : "Ini kan Hari Single, mengapa pasangan bisa mendapat diskon sedangkan single tidak? Itu tidak adil."

"Yah, dunia ini memang agak tidak bersahabat kepada para singles."

"Baiklah, sebenarnya, kami pasangan kekasih." Gadia itu menunjuk dirinya sendiri dan Lin Chuyan. Berikan kami diskonnya."

"Aku akan percaya itu kalau kalian berciuman."

Xiang Nuan menatap Lin Chuyan, yang juga menatap ke arahnya. Mereka saling bertatapan selama beberapa detik, dan Xiang Nuan merasa bahwa menyerahkan ciuman pertamanya hanya untuk mendapatkan diskon 50% untuk membeli cemilan malam rasanya....... tidak sesuai dengan nilai-nilai Sosialis inti.

Gadis itu melambaikan tangannya, "Baiklah, kami bukan pasangan. Berapa harganya?"

Di sudut toko serba ada tersebut, ada sebuah meja berbentuk L di dekat jendela yang disediakan bagi orang-orang untuk menyantap makanan mereka. Keduanya lalu duduk di bangku dan bersiap makan. Jagungnya mengepulkan uap panas, si gadis meletakkannya di atas meja dan meniup di atasnya untuk mendinginkan jagung itu lebih cepat.

Setelah beberapa saat, gadis itu menyadari bahwa Lin Chuyan sedang membuka lembaran-lembaran buku tulisnya. Pemuda itu berkomentar selagi ia membalik halaman : "Kau punya tulisan tangan yang indah."

Dibandingkan dengan orang lain seusianya, Xiang Nuan cukup pandai dalam kaligrafi, baik dengan kuas maupun dengan pena pendek. Lagipula, ayahnya adalah seorang seniman di bidang Lukisan Cina, yang menuntut kemampuan yang sangat tinggi dalam kaligrafi. Orang-orang akan memutar mata mereka jika mereka melihat lukisan yang indah dengan ukiran tulisan yang mengerikan.

Xiang Nuan masih berfokus pada jagungnya dan hanya mengatakan terima kasih dengan santai kepada pemuda itu. Namun, setelah beberapa saat, gadis itu mendadak menyadari sesuatu dan bergerak untuk merampas buku tulisnya, "Hey, jangan lihat!"

Tapi itu sudah sangat terlambat. Pemuda itu sudah melihat semuanya.

-- --Ada beberapa gambar yang tersimpan di antara halaman-halaman buku tulis itu. Semuanya adalah gambar Shen Zemu.

Lin Chuyan menutup buku tulis gadis itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi di atasnya. Tangan pemuda itu jauh lebih panjang daripada tangan si gadis.

"Kembalikan!" Xiang Nuan mendesaknya.

"Mengapa harus buru-buru begitu, aku kan sudah tahu soal itu." Lin Chuyan mengembalikan buku tulis itu kepada si gadis.

Xiang Nuan merona.

Lin Chuyan : Jika dia melihat buku tulismu, maka dia pasti akan tahu kalau kau menyukainya."

"Jangan katakan itu keras-keras......." Xiang Nuan bergumam, wajahnya bahkan semakin merah. Gadis itu menambahkan : "Dia takkan melihatnya."

"Bagaimana kalau dia melihatnya?"

"Kalau begitu, apa yang harus kulakukan, haruskah aku menyobek mereka?"

Lin Chuyan menenangkan gadis itu : "Tidak perlu. Aku punya solusi lain. Ini akan baik-baik saja bahkan jika dia melihatnya."

"Solusi apa?"

"Tutup matamu, lalu berhitunglah selama sepuluh detik."

Xiang Nuan menutup matanya dan mulai berhitung.

Lin Chuyan menyambar pensil yang masih diselipkan di buku tulis. Tangannya bergerak dengan cepat, dan butuh waktu kurang dari sepuluh detik untuk menambahkan sebuah hidung babi di atas setiap gambar Shen Zemu.

Xiang Nuan menghitung sampai sepuluh dan membuka matanya. Gadis itu melihat sebuah hidung babi di wajah Dewanya yang tampan.

Ahhhhh!

Gadis itu tidak bisa mempercayai matanya dan mulai memeriksa semua gambarnya itu, kelima-limanya. Semuanya sudah diubah. Semua Shen Zemu itu sekarang memiliki hidung babi. Tangan secepat apakah yang dimiliki pemuda itu?!!

Xiang Nuan nyaris murka. "LIN, CHU, YAN."


To be continued


Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com

Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver

Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]Where stories live. Discover now