Chapter 15

10.6K 815 82
                                    

*There's a picture of Carmen Bellisario on multimedia!

***

Harry berjalan memasuki limousin hitamnya tanpa menoleh sedikit pun ke arah Alice. Gadis itu tertegun di tempatnya memandangi mobil tersebut melesat meninggalkan area sekolah sementara Louis memicingkan matanya menyadari reaksi aneh dari Alice.

“Ada apa?” tanyanya datar.

“Tidak ada.” Gumam Alice sebelum berlalu memasuki rumahnya seorang diri.

Dan kini justru giliran Louis yang tertegun di tempat. Mungkin Alice baru saja menyesali perbuatannya yang spontan itu? Mungkin Alice tidak menyukai kenyataan bahwa Harry melihatnya mencium Louis. Walau pun secara teknis ia tidak benar-benar mencium Louis, melainkan hanya sebuah kecupan hangat di ujung bibir.

Tapi apakah Harry marah akan hal itu?

“Kau baik-baik saja?” tanya Zayn yang duduk di samping Harry.

Tadi ia juga melihat adegan manis antara Alice dan Louis dari dalam limousin, kontan ia langsung menanyakan keadaan Harry yang sama sekali tidak memasang ekspresi apapun di wajahnya.

Kini yang ditanya hanya diam. Namun, sedetik kemudian Harry memalingkan wajahnya memandangi jalanan dari dalam jendela mobil. Wajahnya berpangku tangan di sisi pintu mobilnya.

Jujur, Harry tidak marah. Tapi perasaan cemburu dan geram itu pasti ada hanya saja ia tidak mau menunjukkannya. Ia memiliki urusan yang lebih penting dibanding harus meluapkan perasaan cemburunya itu.

***

Apa Harry marah padaku? Batin Alice bertanya-tanya.

Kini ia sedang berjalan gontai menuju kelasnya seorang diri. Ia tidak terlihat bersemangat hari ini karena memikirkan kejadian semalam yang dianggapnya bodoh. Bahkan matanya sekarang agak sedikit bengkak akibat menangis semalaman.

Mengapa kau bodoh sekali, Alice Smith?

Ah, tapi kan itu hanya kecupan biasa. Mengapa kau harus takut bahwa Harry akan marah?

 

Tapi kalau Harry tidak mengerti bagaimana?

 

Batinnya terus berkecamuk memikirkan segala kemungkinan yang ada. Bahkan disaat kelas sudah dimulai pun pikiran Alice masih dipenuhi oleh Harry.

“Tapi kau bukan siapa-siapanya. Jadi tidak seharusnya kau merasa khawatir, Alice.” gumamnya pada diri sendiri.

Namun, tetap saja Alice tidak dapat berhenti memikirkannya. Ia jelas-jelas menyukai Harry tapi ia sendiri bingung bagaimana harus menghadapinya.

“Ugh KAU BODOH!!!” gerutunya.

Sontak seluruh murid di kelas Matematika itu langsung menoleh ke arahnya, bahkan salah seorang siswa terpintar yang sedang mengerjakan soal aljabar di papan tulis langsung berbalik dan memandang Alice dengan mata yang terbuka lebar.

The Night Class - (Harry Styles / Louis Tomlinson Fanfiction)Where stories live. Discover now