Chapter 18

9.8K 813 98
                                    

-Alice’s POV-

“Kau sudah kenyang?” tanya Niall setelah aku menghabiskan steak tenderloin di piringku hingga bersih.

Jujur, aku sangat kelaparan karena sudah tiga jam kami menaiki berbagai wahana dan aku yakin mereka berempat pasti butuh istirahat dari sinar matahari yang begitu menyengat hari ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa Niall, Carmen, Zayn, dan Skylar pasti ingin segera kembali ke asrama.

“Ayo pergi.” Tutur Zayn begitu aku memberikan anggukan pada pertanyaan Niall.

Rasanya agak aneh ketika aku menyantap makan siangku dan keempat orang di sekelilingku ini hanya bisa memperhatikan caraku makan. Pada awalnya Niall merasa tertantang untuk mencicipi steak yang kumakan. Namun, baru satu suap ia langsung pergi ke toilet untuk memuntahkannya.

“Masih ada wahana yang ingin kau naiki?” tanya Zayn seraya kami berjalan keluar dari kedai.

Kini ia, Niall, Skylar, dan Carmen sudah tidak memanggilku dengan sebutan ‘nona’ lagi semenjak aku melarang mereka. Awalnya mereka berempat menolak karena khawatir Harry akan menegur mereka. Akhirnya kami semua sepakat bahwa selama tidak ada Harry, mereka akan memanggilku tanpa embel-embel ‘nona’.

“Umm... tidak. Tapi aku ingin es krim.”

“Tentu. Ayo.” Ujarnya diikuti senyumannya yang menawan.

Well, semua vampir di sekelilingku ini menawan. Koreksiku.

Skylar langsung membuka payung hitamnya dan berdiri di samping Zayn. Sedari tadi melihat mereka sepayung berdua membuatku sedikit iri. Well, tidak hanya mereka berdua, tapi Niall dan Carmen juga melakukannya. Sampai-sampai aku tertinggal di belakang sendirian.

Aku sendiri jadi bertanya-tanya apakah mereka berdua adalah pasangan? Aku agak ragu terhadap Niall dan Carmen, tapi Zayn dan Skylar paling sering terlihat berdua. Sejak tadi pemikiran itu tidak dapat kuhilangkan karena jujur aku memang cukup penasaran dan ingin tahu.

“Niall.” Sahutku.

Pria berambut pirang itu menoleh. Kali ini ia dan Carmen berjalan agak berjauhan jadi aku bisa menanyakan beberapa hal padanya tanpa malu-malu.

“Ya?”

“Apa aku boleh bertanya sesuatu?”

Niall memajukan bibir bawahnya dan menggidikan bahu, “Tentu.”

Sepertinya ia antara yakin dan tidak yakin.

Well...” aku memperhatikan Zayn dan Skylar yang terkekeh di bawah payung mereka. “Apa mereka berdua berpacaran?”

Kedua mata Niall langsung terbuka lebar, “Sepertinya begitu. Aku tidak tahu pasti. Namun, yang jelas Zayn dan Skylar memang selalu berdua. Dan...” ia tidak menyelesaikan kata-katanya.

The Night Class - (Harry Styles / Louis Tomlinson Fanfiction)Where stories live. Discover now