Chapter 8

10.8K 863 71
                                    

Kedua mata Alice langsung terbuka lebar. Ia memandang nanar sosok Harry yang hanya beberapa inci di hadapannya.

“Aku bertanya padamu, apa kau mau menjadi monster penghisap darah sepertiku, Alice?” ujar Harry lembut. “Apa kau mau menjadi makhluk abadi dan hidup di sisiku?”

Menjadi vampir? Makhluk penghisap darah yang berparas indah, menawan, serta memiliki umur yang sangat panjang bahkan bisa dibilang abadi? Namun, tidak hanya itu saja. Menjadi vampir juga akan memberikan kekuatan yang hebat, kecepatan yang luar biasa, serta indera dan insting yang kuat. Apakah Alice menginginkannya? Akan tetapi apakah ia tidak akan bergidik ngeri jika harus menghisap darah? Dan bagaimana jika Alice jadi tidak terkontrol nantinya?

Alice melenguh sebelum menjawab pertanyaan Harry. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia tidak akan menyesal dengan jawabannya, “Ya.” Desahnya pelan.

Detik itu pula Harry mendekatkan bibirnya ke leher Alice. Ia membuka mulutnya secara perlahan hingga kedua taringnya dapat terlihat dengan jelas—itu pun kalau Alice memiliki sepasang bola mata di lehernya, ia pasti sudah bisa melihat gigi-gigi tajam itu.

Kini sebelah tangan Alice mencengkram kemeja Harry sekuat tenaga sedangkan tangannya yang lain meremas rambut keritingnya. Kedua mata Alice terpejam merasakan hembusan napas Harry. Jantungnya berdegup kencang begitu kuat.

Ketahuilah yang ada di benak Alice saat ini adalah ia ingin bisa bersama Harry. Yang ada di otaknya saat ini bukan keuntungan menjadi seorang vampir. Melainkan ia ingin bisa terus berada di sisi pelindungnya itu.

“Maaf. Aku berlebihan. Aku tidak akan melakukan hal semacam itu padamu.” bisik Harry setelah ia mencium leher Alice selama dua detik. Pemuda yang sedang berulang tahun itu langsung mengangkat kembali wajahnya dan menatap raut wajah Alice. “Maaf aku telah membuatmu takut.” Diusapnya wajah Alice dengan jari-jemarinya yang lembut.

Kini kedua mata Alice langsung terbuka secara perlahan. Ia menatap Harry nanar sekaligus bingung. “Jangan menatapku seperti itu. Ini hanya pelajaran agar kau lebih berhati-hati mulai dari sekarang.” Harry mengulas senyum.

“Tapi—“

“Ssshh.” Harry membaringkan kepalanya di dada Alice.

Gadis itu melenguh pelan, “Harry—“

“Kumohon.” Selanya. “Biarkan tetap seperti ini selama beberapa saat.” Harry memejamkan kedua matanya. “Kurasa aku sedikit lelah.”

Alice pun tidak dapat berbuat banyak. Jari-jarinya bergerak menyusuri tekstur rambut Harry yang lembut dan bergelombang. Ia tahu Harry berbohong saat berkata dirinya kelelahan. Vampir kan tidak pernah lelah.

“Alice.” gumam Harry pelan namun masih bisa terdengar.

“Ya?”

“Kau yakin kau ingin tahu mengenai masa lalu mu?”

Alice mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menjawab, “Ya, aku ingin tahu. Aku harus tahu apa yang terjadi padaku malam itu dan di hari-hari sebelumnya.”

The Night Class - (Harry Styles / Louis Tomlinson Fanfiction)Where stories live. Discover now