Chapter 33

8.8K 763 100
                                    

*Pic of Louis on multimedia!

***

Cahaya temaram lampu menyinari tiap sudut kota London malam ini. Louis baru saja menghabisi beberapa vampir buas yang akhir-akhir ini jumlahnya menjadi lebih banyak. Entah apa penyebabnya padahal ia dan Stan—bahkan beberapa pemburu vampir lainnya—sudah bekerja begitu keras dan giat memberantas para vampir kelas bawah.

“Apa kau sudah mengetahui keberadaan Noah?” tanya Stan.

Louis hanya bisa mendengus jika kembali diingatkan akan hal itu. “Belum.”

“Jika kau gagal membunuhnya dalam waktu dekat, kau tahu bukan bahwa legitimasimu akan dicabut?”

“Aku tahu. Kau tidak perlu khawatir.”

“Bukannya aku mendesakmu, tapi kuperhatikan kau begitu santai dalam mengemban tugasmu yang satu itu, Louis. Kudengar Noah sedang merencanakan sesuatu hal yang besar, jika kau terlambat sedikit saja maka semuanya akan gawat. Kaumku dan kaummu bisa saja menuju kehancuran setelahnya.”

Louis menoleh. Matanya menyipit mendengar ucapan Stan yang dikiranya cukup masuk akal. Tetapi Louis sudah memiliki rencananya sendiri. Ia akan memanfaatkan Alice untuk memancing Noah serta mendapatkan kekuatan yang lebih besar dari darahnya. Itu pun jika Alice bersedia akan tawaran yang Louis berikan kemarin.

“Semuanya sudah kuatur. Kau tenang saja.”

***

Siangnya, terlihat Alice dan Harry yang sedang menikmati waktu berdua mereka di sofa ruang tengah. Jari-jemari mereka saling bertautan dengan serasi disaat Harry menarik Alice dalam pelukannya.

Gadis itu terlihat begitu nyaman berada di dekat Harry yang selalu melindunginya. Ia pun sadar bahwa tindakannya dua hari yang lalu sangatlah bodoh dan naif. Seharusnya ia mendengarkan ucapan Harry mau pun kedua orang tuanya yang selalu benar bahwa dunia luar terlalu berbahaya baginya.

Walaupun Alice adalah seorang darah murni, ia belum pernah mempergunakan kekuatannya. Selain karena ia tidak pernah melatihnya sejak kecil, ia juga tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Tak heran jika ia hanya bisa berdiam diri saat Stan menembaknya kemarin. Ia tidak mampu untuk melawan.

“Harry...” desah Alice kegelian disaat Harry menciumi lehernya hingga membuat kedua matanya terpejam menikmati sensasi yang diberikan. “Hentikan.”

“Ada apa?” Harry menarik wajahnya menjauh.

“Aku malu.”

“Malu?” Harry tergelak singkat. “Mengapa harus malu?”

“Sylvester dan Melissa bisa saja melihat.” Ujarnya tanpa melirik ke arah Harry. Ia yakin jika dirinya masih manusia pasti wajahnya sekarang sudah merah padam. Degup jantungnya saja sudah tidak karuan saat ini.

“Kau sungguh menggemaskan. Aku menyukaimu.” Bisik Harry seraya mencium pipi sang adik.

The Night Class - (Harry Styles / Louis Tomlinson Fanfiction)Where stories live. Discover now