Chapter 34

8K 801 173
                                    

*Pic of Harry on multimedia! 

***

Keheningan malam menghantarkan Alice pada perkataan Amber satu minggu yang lalu. Kata-katanya saat itu memang menjadi tamparan hebat bagi Alice. Bahkan semua sindiran yang ia lontarkan jarang sekali luput dari pikirannya hingga sekarang. Tapi menurutnya Amber tidak tahu apa-apa mengenai dirinya. Toh, Alice sudah menyesali perbuatannya waktu itu. Lagi pula walau pun hatinya terbagi dua untuk Harry dan Louis, ia sudah memantapkan hatinya pada...—

“Alice.” sahut Harry, memecahkan lamunan adiknya.

Yang disahut pun menoleh. Ia beranjak dari sofa menuju Harry yang terduduk di meja bar sembari menikmati cairan merah pekat di dalam gelasnya.

“Ada apa?” ujarnya sembari memeluk tubuh Harry dari belakang.

“Besok hari terakhir kau ujian.”

“Ya, lalu?”

“Aku telah merencanakan sesuatu.”

Kening Alice mengerut cepat. Ia langsung mengambil tempat duduk kosong di samping Harry dan memintanya untuk melanjutkan ucapannya.

“Kita akan pindah ke Transylvania.”

Pindah? Ia bilang ‘pindah’??

Kontan Alice tergelak sembari menyipitkan matanya keheranan, “Transylvania?”

Belum sempat Harry bekata-kata, Alice langsung menginterupsinya, “Mengapa harus Transylvania? Dan mengapa kita harus pindah?”

“Aku sudah tidak memiliki alasan lagi untuk menjagamu di rumah ini. Satu-satunya cara yang bisa membuatmu jauh dari mereka adalah dengan pindah dari sini, Alice.”

“Tunggu dulu, kau bilang ‘mereka’? Mereka siapa yang kau maksud?”

Harry mendengus pelan sebelum menaruh gelas kristalnya di atas meja. Tidak bisakah Alice langsung menuruti ucapannya tanpa bertanya banyak hal seperti dulu?

“Orang-orang yang ingin menyakitimu. Mereka adalah orang-orang yang ingin mengambilmu dariku.”

“Harry, kau tidak perlu cemas—“

“Tidak perlu cemas?” Harry menautkan kedua alisnya. “Tidakkah perbuatan Stan beberapa hari yang lalu menjadi bukti bahwa banyak orang yang ingin menyakitimu, Alice?!” sentaknya.

Gadis di hadapannya itu hanya bisa menatapnya terkejut. Mengapa Harry jadi tiba-tiba marah?

“Ia sudah mencelakaimu. Ia bahkan berniat untuk membunuhmu! Apa kau tidak bisa melihatnya?! Jangan buat aku kehilangan kendali, Alicia!”

“Alice.” ujarnya getir. Ia menarik napasnya berkali-kali dan menatap ke dalam mata Harry lekat-lekat. “Aku tahu kau sangat takut kehilanganku, tapi bukankah kau akan selalu ada untuk melindungiku, Harry? Jadi untuk apa kita pergi meninggalkan rumah ini? Ayah dan Ibu sudah mewariskannya pada kita untuk ditinggali. Mengapa pula kau mengajakku untuk pindah?”

The Night Class - (Harry Styles / Louis Tomlinson Fanfiction)Where stories live. Discover now