Epilog

7K 824 301
                                    

A/N: Well, as you wish it's a long (3x) chap lol

*Pic of Halice on multimedia

Enjoy the epilogue! :) Hope u like it!

***

Tidak ada yang bisa menebak apa niatan Harry saat ini. Semua orang-orang terdekatnya tengah dipusingkan dengan perubahan yang dialami oleh mantan pemimpin para vampir itu. Kendati demikian, sepertinya Harry terlihat mantap ketika ia berjalan mendekati Alice yang napasnya kian memburu dan menggebu-gebu. Alice terus menatap kedua bola mata Harry yang penuh dengan pengkhianatan tanpa sekali pun berkedip. Ia melenguh ketika Harry berada tidak lebih satu meter darinya.

"Tetap disitu. Jangan mendekat."

Harry tak menggubris.

Ia tetap melangkah mendekati Alice hingga wajah mereka hanya terpaut beberapa inci. "Pengkhianat." Rutuk Alice nyaris berbisik, dilanjutkan dengan menarik tangan Harry dan membanting tubuhnya hingga menghantam dua anak tangga dengan keras!

Kontan suara pecahan lantai marmer kembali memenuhi aula, namun Harry justru terkekeh singkat setelahnya. Demi Tuhan, untuk pertama kalinya suara tawa Harry terdengar seperti gelak tawa Edward yang menjijikan!

Harry pun berusaha bangkit. Ia kembali berhadapan dengan sang adik yang sepertinya sudah siap untuk bertarung melawannya. Tapi mendapati hal itu tentu saja membuat seorang Louis Tomlinson enggan berdiam diri. Louis langsung beranjak dari tempatnya untuk meraih pundak Harry. Akan tetapi belum sempat ujung jarinya menyentuh kulit pria tersebut, Louis malah langsung jatuh oleh kepalan tangan kiri Harry yang bisa memutus urat syaraf siapa pun!

Sontak Louis menggeliut di lantai sembari mengerang kesakitan.

Dan disaat itu lah pertarungan di antara kakak-beradik Styles terjadi. Alice benar-benar murka dengan apa yang telah Harry lakukan.

"Kau akan menyesal." Ancam Alice setelah ia berhasil menghindari serangan Harry yang bertubi-tubi. Kecepatan yang Alice miliki memang setara dengan kakaknya itu. Jadi wajar jika Harry juga sedikit kewalahan untuk melumpuhkannya.

Oh, biar kuberi tahu sesuatu padamu terlebih dahulu. Kekuatan yang tersimpan dalam kepalan tangan kiri darah murni tidak akan mempan bagi sesamanya. Begitu pun dengan kekuatan yang dimiliki oleh level A. Mereka tidak akan bisa melukai darah murni kecuali mereka menyerangnya secara langsung.

"Apa yang kau ketahui tentang penyesalan?" balas Harry menanggapi ucapan Alice barusan. Kali ini ia berhasil bergerak lebih cepat dari tunangannya. Harry sudah berada di belakang tubuh Alice sembari meminting kedua tangannya dengan kuat. "Kau ingat hari dimana kau meninggalkanku, Alice?"

Alice menegang disaat jari-jari Harry menyentuh bagian wajahnya yang masih seperti porselain.

"Itu lah hari dimana aku merasakan penyesalan untuk yang terakhir kalinya. Aku menyesal pada diriku sendiri yang telah dengan begitu bodohnya mencintai gadis sepertimu. Dan aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Maafkan aku." Harry berbisik tepat di telinganya.

Lalu dalam sekejap gadis itu langsung melenguh hebat ketika ia merasakan kedua taring Harry menembus kulit dan daging di bagian lehernya. Sialan!

"HARRY!!!" jerit Zayn tak kuasa menahan amarah yang menguasai dirinya saat ini. Ia tahu pasti apa yang sedang Harry lakukan. Pria yang pernah menjadi pemimpinnya itu hendak lah mengambil kekuatan Alice.

"BRENGSEK, KAU STYLES!!" rutuk Louis yang sudah dapat berdiri lagi dengan kedua kakinya. Ia langsung berlari dan menangkis semua tangan yang hendak menghalanginya. Satu persatu para pengawal datang untuk menghalangi Louis hingga dua di antaranya berhasil melumpuhkan pria keturunan Tomlinson itu. Brengsek!

The Night Class - (Harry Styles / Louis Tomlinson Fanfiction)Where stories live. Discover now