Chapter 41

7.4K 726 93
                                    

“Kubilang berburu. Cari mangsamu di tempat ini.”

“Kakek bercanda?” ujar Alice terkesiap.

Edward hanya menautkan kedua alisnya dan tersenyum miring, “Mengapa kau pikir aku bercanda? Kau seorang vampir, Alicia. Untuk apa kau memiliki taring jika bukan untuk meminum darah manusia secara langsung? Ayolah, jangan berpikir terlalu pendek seperti itu.”

“Tapi...—“

“Tapi apa? Jangan bilang kau takut dan tidak mau melanggar peraturan kebijakan yang orang tuamu buat itu, Alicia. Semua kebijakan yang mereka buat itu salah dan terdengar sangat bodoh. Kita kaum vampir. Kita iblis. Kita kuat dan manusia makhluk yang lemah. Sudah menjadi kodrat kita untuk—”

“Menyakiti mereka?” sela Alice.

Edward tergelak sinis menanggapinya, “Menyingkirkan mereka.” Ia mengoreksi. “Aku tahu kau memang pernah menjadi manusia selama enam tahun lamanya, tapi kini kau sudah kembali bangkit, Alicia. Nalurimu sudah kembali dan seharusnya kau tidak menjadi semakin lemah seperti ini. Jalani kodratmu sebagai vampir, itu lah yang seharusnya kau lakukan.”

Alice menelan ludah. Jika dipikir-pikir apa yang dikatakan Edward memang lah benar. Vampir diciptakan untuk memangsa manusia. Yang kuat yang bertahan, sementara yang lemah yang akan tersingkirkan. Alice tidak memiliki pilihan lain selain berburu saat ini. Tidak ada kantung darah di sekitarnya. Tidak akan ada rumah sakit yang bisa ia mintai tolong. Tapi semudah itu kah ia melanggarnya? Gila saja!

“Kita tidak memiliki banyak waktu. Lakukan atau kita tidak jadi ke Brazil.” Paksa Edward.

Habis sudah. Hal ini benar-benar sulit baginya untuk dilakukan. Alice tidak tahu bagaimana caranya memburu manusia. Ia takut sekaligus kalut. Melihat manusia berlalu lalang saja sudah membuatnya seolah berkeringat dingin saat ini. Berkali-kali ia menelan air liur yang sudah menggumpal di dalam mulutnya. Jika sudah begini, akan kah Alice bertahan?

“Kuberi kau waktu lima menit, bagaimana?” Edward melayangkan pandangannya ke arah lautan manusia yang berlalu lalang di hadapannya. “Atau sepuluh menit? Kau kan kurang berpengalaman.” Ujarnya seraya mendelik ke arah sang cucu.

“Aku...—“

“Baiklah lima belas menit.” Edward memainkan kuku-kuku jarinya kali ini. “Aku dan Noah akan menunggumu disini. Cepat lakukan dan segera kembali, setelah itu kita berangkat ke Brazil untuk menemui kakakmu.”

Harry... Batin Alice.

Tiba-tiba saja perasaannya menjadi tidak enak. Ia yakin sesuatu yang buruk pasti terjadi pada Harry. Hatinya yang berkata. Kalau seperti ini sih tidak ada jalan lain selain berburu.

Lakukan atau tidak? Hatinya berkecamuk. Ia memandangi sekerumunan makhluk mortal yang berlalu lalang di hadapannya. Dunianya seolah berputar dengan cepat sekarang. Mugkin Alice memang tidak memiliki pilihan lain?

Detik itu pula Alice beranjak meninggalkan dua orang pria di sampingnya itu. Dengan penuh percaya diri Alice memilih mana manusia yang akan ia jadikan santapan. Degup jantungnya berpacu cepat seiring dengan lirikan matanya yang mengarah pada satu-persatu manusia yang ia kira pantas untuk dibunuh.

The Night Class - (Harry Styles / Louis Tomlinson Fanfiction)Where stories live. Discover now