49 || Sudah Terjadi

16.8K 1.9K 1.5K
                                    

Bismillah
sebelum baca istighfar 33× dulu💚

VOTE DULU!

.
.
.

Zaina duduk termangu di kursi rumah sakit. Tangannya masih byergetar hebat. Sedangkan Zayden berdiri di depan ruang UGD dengan tidak tenang.

"K-kak Zayden ...."

Karena mendengar suara lirih itu Zayden langsung menoleh. Kakinya dengan cepat melangkah mendekati Zaina.

"Kia kenapa, Kak? Kia—"

"Apa yang terjadi, Zaina Alayya?"

Zayden memotong pertanyaan Zaina dengan mencengkeram erat bahu perempuan itu.

Zaina terkejut.

"A-aku—"

Belum selesai ucapannya, Zayden sudah langsung berdiri. Ia memijit kepalanya yang terasa berdenyut. Jantungnya berdetak dengan tidak normal, hatinya tidak tenang. Zayden takut dengan segala hal, Zayden takut terjadi apa-apa pada Kia, Zayden takut Zaina menjadi penyebabnya, Zayden takut Elvano menyalahkan istrinya.

"Kak Zayden maaf, karena aku Kia jadi gini, tapi aku beneran nggak tau—"

"Kamu ...." Zayden menjeda ucapannya. Tangannya menunjuk Zaina. Baru kali ini Zayden bersikap sedemikian terhadap Zaina. "Lebih baik diam," lanjutnya.

Zaina langsung mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Perempuan itu spontan menunduk dan menggenggam erat abaya yang ia pakai.

Karena khawatir, Zayden sampai lupa mengabari Elvano tentang keadaan Kia. Dengan amat berat ia harus menelepon Elvano.

Tidak butuh lama, telepon langsung tersambung dengan Elvano.

"Ya, Zay? Kenapa? Ada masalah di kantor?"

"El ...."

"Apa? Buruan, ini gue mau pulang. Nggak bisa lama-lama di makam, soalnya Kia tinggal sama bini lo," sela Elvano.

"Gue lagi di rumah sakit."

"Hah? Ngapain? Lo sakit atau siapa?"

"Kia."

"Jangan becanda, nggak lucu," ungkap Elvano terkekeh.

"Gue nggak becanda, El, ini serius. Kia tadi pingsan—"

Sambungan langsung diputus oleh Elvano. Dapat Zayden yakini bahwa sahabatnya itu tengah panik dan juga khawatir.

Tidak membutuhkan waktu 30 menit, Elvano datang bersama Alara.

"Zay, Kia gimana? A-apa yang terjadi?" tanya Elvano mencengkeram jas yang Zayden pakai.

Zayden hanya bisa menjawab dengan gelengan.

"Na, apa yang terjadi?" tanya Alara. Wanita itu segera menurunkan Zafian yang tadi ia gendong, kemudian mendekat ke arah Zaina yang otomatis berdiri menghampiri Alara.

"Kak ...." Zaina tidak melanjutkan ucapannya. Tangannya justru terangkat dan menyatu di depan dadanya.

"Maaf," ucap Zaina. Hanya itu kalimat yang mampu ia ucapkan.

"Kenapa kamu minta maaf, Na?"

"Tadi—"

Perkataan Alara terpotong oleh suara decitan pintu ruangan Kia ditangani akhirnya terbuka.

"Anak saya gimana, Dok?" tanya Elvano menyerobot.

Dokter yang baru saja keluar dari ruangan pun melepas kacamatanya.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang