37 || Official

39.5K 4.9K 3.6K
                                    


Komennya di setiap paragraf ya, biar cantik 🙂

⚠️Dilarang keras menjiplak, mengcopy, meniru, memplagiat cerita ini dalam jenis apapun. Apalagi berlindung dengan kata terinspirasi ⚠️

~HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH ALLAH~

••SELAMAT MEMBACA••

.
.
.
.

"K-kak-AAAAAA! KAK ZAYDEN KOK GITU?!"

"Kenapa, hm?"

"Pipi aku jangan digigit," jawab Zaina dengan sebal. Tangannya menahan dada Zayden untuk berjaga-jaga jika seandainya laki-laki jatuh menimpanya.

"Katanya boleh aku makan," balas Zayden.

"G-gitu, ya?" cicit Zaina, ia langsung menoleh ke samping asal jangan berhadapan dengan wajah Zayden yang hanya berjarak beberapa senti saja.

"Ay, coba tatap mata saya," pinta Zayden.

"Kenapa? Kamu mau hipnotis aku, Kak?"

"Tatap mata saya .... Nah, nada ngomongnya kayak yang di film gitu," lanjut Zaina.

Tuk

"Jangan aneh-aneh," ucap Zayden setelah menyentil kening Zaina dengan pelan.

Zaina terkikik.

"Ayo tatap, lima detik aja," pinta Zayden lagi.

"Jauhan dikit, ini terlalu dekat. Kasian jantung aku nggak dikasih waktu buat istirahat sebentar," cicit Zaina.

"Jangan sampai istirahat, heh, bahaya," peringat Zayden.

"Maksudnya denyutnya itu jangan cepat-cepat, nanti capek," balas Zaina.

Zayden geleng-geleng tidak habis pikir.

"Ini udah jauhan," ujar Zayden setelah memundurkan wajahnya sedikit.

Zaina langsung mendongak.

"Nah, kalo jaraknya gini lebih mend-k-kak Zayden mau main-main sama aku, ya?" Ucapan Zaina berubah jadi gugup saat Zayden kembali mendekatkan wajahnya. Bahkan lebih dekat dari sebelumnya.

"Mau main?"

"M-main apa?"

Zayden tidak menjawab, ia justru tersenyum miring. Hal itu membuat Zaina merinding.

"Kak Zayden yang ganteng, geser dari atas Ayana, dong, please ...." mohon Zaina dengan tampang melasnya.

"Ganteng, nih?"

Zaina mengangguk lemas.

"Kenapa?"

"Kak Zayden masa nggak paham, sih? Ini Ayana gugup setengah mati, ini jantung kayaknya udah kelap-kelip, jedag-jedug, nggak tau lagi gimana bentuknya di dalam sana. Udah meleyot level tinggi, baper over dosis ditatap kayak gitu, gugup masyaallah karena posisinya kayak gini, Kak Zayden ini jujur dari hati Ayana ngungkapinnya," celoteh Zaina.

Zayden refleks tertawa.

"Napas, Ay," ucapnya di sela-sela tawa.

"Udah napas kok," lirih gadis itu.

"Coba ulangi lagi ngomongnya, tapi matanya jangan merem. Harus tatap suami kamu ini," pinta Zayden.

"Mana sanggup kalo kayak gitu," cicit Zaina.

"Tadi bisa, tuh?"

"Karena aku ngomongnya nggak liat wajah kamu, Kak. Coba kalo buka mata, semua yang mau diomongin otomatis hilang, nervous mulu bawaannya," jelas Zaina dengan mata yang masih terpejam.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Where stories live. Discover now