48 || Panik

20.6K 2.2K 1.1K
                                    


I'm back wkkkk
assalamualaikum semua, semoga kalian sedang baik-baik saja dan masih menunggu cerita ini

.
.
.

"Jangan nangis!" seru Gus Arfa dari dalam mobil. Laki-laki itu terkekeh meledek Zayden yang akan ditinggal Zaina untuk beberapa jam saja. Namun, wajahnya menunjukkan seperti orang yang akan ditinggal selama bertahun-tahun.

Zayden yang sedang menggendong kucing hanya melirik sekilas ke arah kakak iparnya.

"Bentar aja, Kak. Jaga baik-baik anak kita, ya." Zaina yang berdiri di hadapan Zayden pun tersenyum lebar. Sedangkan Zayden hanya membalas dengan senyum seperlunya.

Hal itu membuat Zaina ragu untuk pergi. Wanita itu kemudian berjalan menghampiri kakaknya.

"Hei, saliman dulu sama suami!" seru Zayden.

Zaina mengabaikan seruan itu.

"Abang! Zaina nggak jadi pergi, ya," adu Zaina pada Gus Arfa.

Gus Arfa bingung sampai menimbulkan garis kerutan di keningnya.

"Kenapa nggak jadi? Udah rapi gini, terus tinggal berangkat aja," ujar Abangnya Zaina itu.

"Ada apa, Ay? Kamu baik-baik aja, kan?" Zayden ikut bertanya, laki-laki 25 tahun itu sudah berdiri di samping Zaina. Khawatir Zaina sedang sakit.

"Aku baik-baik aja, tapi kamu, Kak. Mana mungkin aku pergi sedangkan suami aku kayak nggak ridho gitu istrinya pergi," jelas Zaina.

"Astaghfirullah kalian ini.... Zayden, kamu ikut aja, deh, ke pesantren. Takut rindu atau gimana, sih?" tanya Gus Arfa.

"Bukan nggak ngizinin, tapi ...." Zayden menjeda ucapannya, kemudian menarik Zaina agar mereka sedikit menjauh dari Gus Arfa.

"Aku izinin kamu pulang ke pesantren. Yang jadi permasalahannya itu adalah, kamu nitip anak berupa kucing, Ay. Ya Allah, ayolah sayang, ini kucing." bisik Zayden gemes.

"Masalahnya di mana, Suamikuuuu?" balas Zaina ikut berbisik.

"Masalahnya aku pengen yang dijaga itu anak kita asli bukan kucing, Istrikuuuuu," balas Zayden.

Zaina seketika salah tingkah. "Sabar, atuh, Kakak. Butuh proses juga, nggak mungkin juga anaknya bisa langsung jadi sekarang," ucap Zaina dengan logat Sunda yang kurang cocok dengan lidah Jawa-nya.

Zayden terkekeh. "Ya sudah, kamu berangkat, gih, kasian itu kang jomblo lama nunggu," final Zayden sembari menunjuk Gus Arfa.

"Baiklah, aku berangkat. Baik-baik di rumah sama Zona," pesan Zaina seraya mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Zayden pun menyambut tangan lembut itu dengan senang hati.

Setelah Zaina mengecup punggung tangan Zayden, tapi laki-laki itu tidak mau melepaskan tangan Zaina.

"Kak--"

Cup

Belum usai kalimat protesan Zaina, Zayden lebih dulu sedikit menarik pinggang istrinya hingga ia dengan leluasa mencium kening Zaina selama 7 detik.

"Astaghfirullah, ya, Allah," ucap Gus Arfa mengalihkan pandangannya.

"Kalian berdosa karena sudah melakukan hal itu di depan saya," lanjutnya berkomentar.

"Dosa dari mana, Mas Gus? Ini, kan, istri saya, jadi nggak dosa dong, malah berpahala," balas Zayden.

"Pamer kemesraan di depan orang itu tidak baik," ujar Gus Arfa.

"Tidak baik dari mana, Mas Gus?" tanya Zayden menahan tawa.

"Kalian sama saja memamerkan--"

"Bilang aja iri," potong Zayden.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang