53 || Permintaan Zaina

17.1K 2.1K 2.1K
                                    

Bismillahirrahmanirrahim, jam 21.20 aku baru mulai ngetik:) kalo selesai aku langsung update, kalo belum berarti aku bablas tidur😂

bagusss, part sebelumnya gak nyampe 2 hari bisa langsung tembus. kan kalo bisa diajak kerja sama, kitanya sama-sama enak, update cepat, akunya ngetikk jadi lebih geregettt dan semangat😭 kalo siders banyak tuh LOYOO PAS NGETIKK, KAYAK NGGAK ADA ANTUSIASNYA:)

Aku kangen mereka adem ayem, jadi part ini aku buat setenang mungkin, istirahat sejenak😆

Ada yang kangen era mereka bucin?

Eh, pas baca part yang bagian bawah coba kalian putar lagi India yg judulnya Hamari Adhuri Kahani. Walaupun nggak terlalu suka lagu India dan nggak tau artinya, tapi musiknya ngefeel bangettt😭

**********************************



"Kak Zayden, aku boleh minta sesuatu?"

"Tentu. Mau apa, hm?"

Zaina menggigit bibir bawahnya gugup, hanya sedikit keyakinannya bahwa Zayden menyanggupi permintaannya.

"Kamu serius?" tanya Zaina memastikan.

Zayden tersenyum. "Selagi permintaan kamu bisa aku sanggupi," jawabnya dengan yakin.

"Aku mau minta maaf ke Kak Alara dan juga Kak Elvano untuk kejadian tadi sore."

Terjadi keheningan di dalam mobil, tapi tidak di luarnya. Suara kendaraan berlalu lalang bagai nyanyian yang bising di tengah malam.

"Okay, besok minta maaf—"

"Aku maunya sekarang, Kak," potong Zaina terlihat memohon.

"Jangan, Ay. Ini udah tengah malam, kamu harus istirahat. Banyak kejadian buruk di hari ini ... lagipula Elvano maupun Alara pasti udah tidur."

"Kak Zayden, aku seorang wanita. Aku memang belum jadi seorang ibu, tapi aku tau rasanya bagaimana kehilangan seorang anak. Apa Kak Zayden pikir Kak Alara bisa tidur malam ini?" tanya Zaina.

Zayden bungkam. Yang Zaina katakan benar adanya.

"Aku mau ketemu Kak Alara, aku mau minta maaf, Kak."

Permohonan sang istri sangat tidak bisa Zayden sanggupi, tapi ia juga bingung harus menolak bagaimana. Ia takut Zaina salah paham lagi bahwa ia tidak mempercayainya.

"Zaina Alayya, memangnya dengan kamu minta maaf sekarang, apa Alara bisa tenang—maksudnya bisa merasa lebih baik?"

"Aku nggak bisa tidur sebelum minta maaf. Sekalipun aku nggak sengaja, tapi aku harus minta maaf. Kak Zayden, aku mohon ...."

"Jangan malam ini, ya, aku yang mohon sama kamu. Besok pagi aja, sekarang udah jam 12, malah nggak enak minta maafnya malam-malam begini, jatuhnya kita menganggu, Ay. Tolong mengerti, ya," jelas Zayden dengan baik-baik.

Laki-laki itu harus pintar-pintar mengolah kata mulai dari sekarang, ia tidak mau hati Zaina tergores lagi karena ucapannya.

"Aku nggak akan bisa tidur—"

"Ada aku," potong Zayden. "Kamu pasti bisa tidur. Mau aku peluk sampai pagi, hm?"

Zaina menghela napas pasrah. Tidak ada alibi lagi untuk ia bersikeras.

"Baiklah," pungkas Zaina.

"Baiklah, yang mana, huh?" Zayden terkekeh.

Zaina memalingkan wajahnya dari tatapan Zayden ke luar jendela mobil.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang