41 || Makam di Sore itu

30.5K 4.1K 2.8K
                                    

السلام عليكم

Cerita ini tokohnya masih berkaitan dengan tokoh cerita sebelah(TERATAI) Jadi, yang belum baca TERATAI silahkan baca dulu biar ... biar apa yah, biar lebih mudah mahamin aja gitu, tokoh-tokohnya

Udah baca 𝐓𝐄𝐑𝐀𝐓𝐀𝐈  belum?

FOLLOW INI DULU•≫ 12kentang

🔥Notif update & info yang berkaitan dengan cerita ini aku saya share di Instagram
»@wp.12kentang
»@teratai_zinnia

Follow akun instagram roleplayer:
•≫zayden.abdijaya
•≫zainaayya
•≫elvanraymd
•≫sakyaalara
•≫eki.nuganteng
•≫dylanganedra
•≫nilaanitaa
•≫galih.saguna

🔥Spoiler di tiktok  ini:
»@wp.12kentang_
»@desember.10

YouTube : @12kentang

🔥Info cast di pinterest
»12kentang

Jangan lupa vote & komentar

≪•≪•◦ ❈ ◦•≫•≫

Request spam komen ZAZA dulu dong sebelum baca
.
.
.
.

Area pemakaman sudah mulai sepi. Namun, Zayden dan Zaina masih betah di samping pusara yang masih basah di depan mereka. Di hadapan mereka ada dua orang masih menangis jauh sebelum acara pemakaman dimulai.

Zaina menggapai tangan Zayden, laki-laki itu otomatis menoleh ke arah istrinya.

"Semuanya akan baik-baik aja," bisik Zaina.

"Aamiin," balas Zayden menggenggam tangan Zaina.

"Anak mama gak boleh pergi secepat ini, mama gak mau kamu pergi, Sayang!"

Zayden tak tega melihat pemandangan di hadapannya sekarang. Namun, ia tetap diam tanpa bersuara.

"Ma, ini memang berat, tapi kita harus ikhlaskan," ujar laki-laki di samping wanita yang mengaku Mama.

"Nggak bisa, Pa! Mama sayang sama dia, di nggak boleh pergi secepat ini!"

Zaina berinisiatif untuk menggapai tangan wanita di depannya yang sekarang sedang mengacak tanah makam.

"Ma--"

"DIAM KAMU!"

Zayden melotot tidak percaya saat tangan Zaina ditepis dengan kasar.

"Maaf--"

"KAMU JUGA DIAM! GARA-GARA KALIAN ANAKKU PERGI! GARA-GARA KALIAN!" bentak wanita itu.

"Tapi--" Ucapan Zayden terpotong saat Zaina memberi kode untuk tetap diam.

"PERGI KALIAN DARI SINI!"

"PERGI!!"

"Nak, mohon pengertiannya dulu, ya. Kalian boleh pulang sekarang," ucap laki-laki yang masih merangkul istrinya yang masih menangis histeris itu.

Zayden paham, untuk itu ia mengajak Zaina pulang.

"Kak Zayden ...." lirih Zaina saat mereka berjalan keluar dari pemakaman.

"Aku khawatir," ucap Zaina.

Zayden menghentikan jalannya, ia membawa Zaina untuk menghadap ke arahnya.

"Enggak ada yang perlu kamu khawatirkan, Sayang," ucap Zayden.

"Z-zaya ...."

Zayden menghela napas lelah. Ia maju dan memeluk Zaina dengan erat. Kepalanya bertumpu pada puncak kepala Zaina.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang