05 || Bertemu Kembali

59.4K 6K 841
                                    

Assalamualaikum......

jangan lupa untuk vote dan komennya ya🖤

.
.

Zaina dan ketiga remaja yang ikut menemaninya akhirnya sampai di sebuah mall di kota mereka tinggal. Tujuan Zaina datang ke tempat itu hanya untuk membeli beberapa keperluan yang ia butuhkan. Mungkin nanti ia akan membelikan ketiga remaja di sampingnya sekarang beberapa buku self healing dan tentunya berlandaskan islam.

"Ning, kemarin liburan 5 hari kita pulang. Terus aku liat akun wattpad, Ning, ada cerita yang masih menggantung. Enggak ada niatan mau lanjutin gitu? Padahal seru banget, Dila lagi asik baca, eh, ternyata belum selesai," ujar Dila disela-sela perjalanan mereka.

Zaina langsung menepuk keningnya sendiri. Tentu saja ia lupa. "Aku lupa," ucapnya meringis.

"Pasti pembacanya, Ning, pada nungguin. Digantung selama enam bulan," imbuh Rima.

Zaina terkekeh. "Hidup aku aja digantung selama itu," ujar Zaina saat mengingat ia hidup bergantung pada alat medis selama kurang lebih enam bulan.

"Hih, Ning, jangan ngomong gitu. Alhamdulillah Ning kembali dengan selamat, kami cemas tau," ucap Zhuda.

"Hehe." Zaina merespon dengan kekehan kecil.

Langkahnya berhenti saat melihat banyaknya buku-buku yang tersusun rapi yang tidak jauh dari mereka.

"Ada apa, Ning?" tanya Rima.

"Kalian mau beli buku? Aku yang bayar, deh. Kalian, kan, udah nemenin aku," ucap Zaina.

"Mau, dong!" seru tiga remaja itu. Tentu saja mereka sangat mau. Mereka itu satu frekuensi, mereka sangat gemar membaca, mereka juga tau bahwa Zaina adalah seorang penulis di salah satu platform yang identik berwarna oren yang sering mereka baca ketika liburan.

"Oke, kalian cari aja, tapi ingat!"

"Apa, Ning?" tanya Zhuda.

"Bukunya jangan buku novel," peringat Zaina dengan tegas

"Yaaahhh ...." Ketiga remaja itu spontan mendesah kecewa. Zaina terkikik, ia sangat paham apa yang diharapkan oleh ketiga remaja itu.

"Kecuali novel islami," lanjut Zaina.

"Alhamdulillah." Kompak ketiga remaja itu memanjatkan syukur.

"Dan bacanya nanti kalo udah liburan. Jangan baca di pondok, untuk sekarang kalian harus fokus ke pelajaran," imbuh Zaina lagi.

"Refreshing gitu, Ning. Hari Jum'at, deh, boleh, ya?" tawar Rima dengan penuh harap.

Hari Jum'at kegiatan di sekolah memang libur, tapi tidak dengan kegiatan di pondok. Kegiatan pondok tetap berjalan seperti biasanya. Untuk itu Zaina menggeleng.

Dila dan Zhuda saling lirik. Melihat tatapan teman-temannya membuat Rima langsung paham. Setelah itu mereka kompak tersenyum tanpa sepengetahuan Zaina.

Tidak mungkin remaja itu akan langsung patuh dengan larangan dari Zaina. Menjadi santriwati yang terlalu patuh itu seperti tidak ada tantangan, begitu pikir mereka bertiga. Setidaknya dibarengi kenakalan sedikit, seperti baca novel secara diam-diam walau peraturannya sudah jelas dilarang.

Prinsip yang salah, tapi benar juga menurut yang pendapatnya benar. Zhuda, Rima dan Dila contohnya.

"Oke, deh. Yang penting udah dibeliin, kita bacanya nanti pas liburan aja. Syukron, ya, Ning Zaina," ucap Dila tersenyum.

Zaina ikut senang melihatnya. "Ya udah sana, gih, aku mau cari alat tulis dulu, setelah itu aku mau ke toilet dulu. Kalian di sana aja, jangan ke mana-mana," peringat Zaina.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang