20 || Seminggu

46K 5.3K 2.1K
                                    

ASSALAMUALAIKUM!!!!

oo iya, aku minta maaf untuk part sebelumnya, mungkin kalian bingung sama jumlah target yg dicapai Zayden. Aslinya 980 jt ya, bukan 400 jt, udah aku revisi kok☺️🙏

.
.
.
.

CORRECT ME IF I'M WRONG!😁

SELAMAT MEMBACA.......

.
.
.

"Na ...."

"Iya?"

"Sepertinya kita akan menunggu lagi." Zayden menoleh ke arah gadis yang duduk di sampingnya. Saat ini pasangan suami istri yang masih dilanda kecanggungan itu sedang berada di taman di samping rumah Zayden. Lebih tepatnya di dekat kolam renang rumahnya.

Zaina mengangguk dan tersenyum tipis. Tak apa ia harus menunggu lagi jika keadaannya harus begitu.

"Tunggu saya," ujar Zayden lagi.

"Pasti," jawab Zaina.

"Hanya satu minggu." Zayden menatap lekat gadisnya dari arah samping, sedangkan yang ditatap justru menunduk.

"Kak Zayden semangat," ungkap Zaina.

"Kenapa, Na?" Sebenarnya Zayden mendengar, hanya saja ia ingin melihat wajah gadis itu sebelum kembali berpisah. Walau hanya satu minggu.

"Semangat, ya ...." Zaina refleks menoleh. Detik itu juga suaranya tercekat saat tatapan matanya jatuh pada iris kelam Zayden yang seakan-akan mengunci tatapannya.

"Kalo bicara sama suami itu liat wajahnya, jangan nunduk terus, Ayana," peringat Zayden dan berhasil membuyarkan lamunan Zaina.

Gadis itu terlihat gelagapan.

"Maaf, Kak, itu ...."

"Hm?"

"Ayananya masih gugup, jadi maaf, ya, kalo Ayananya nggak sopan," jawab Zaina terlihat memelas.

Detik itu juga Zayden tertawa. "Lucu banget istri gue," batinnya.

"Iya, nggak apa-apa. Kalo boleh saya tau, bagaimana cara biar Ayananya itu nggak gugup lagi sama Zaydennya?"

Zayden langsung merutuku ucapannya. Mereka sudah seperti anak SD yang pacaran. Lebay sekali, pikir Zayden meledek dirinya sendiri.

Zaina mengulum senyum." Cuma butuh waktu kok, Kak. Nanti pasti terbiasa," jawab Zaina.

"Apa perlu saya kasih coklat?"

"Kok coklat?"

"Waktu kecil kamu disogok coklat langsung mau soalnya," jawab Zayden terkekeh.

"Kak Zayden masih ingat, ya, masa itu?"

Zayden terdiam sejenak sebelum menjawab, "Ingat banget, Na."

"Maaf, Zaina lupa," ungkap Zaina.

"Jangan dipaksa untuk mengingatnya. Saya nggak mau kamu sakit," balas Zayden.

Seketika Zaina merasa bersalah. Zayden masih menganggap ia lupa karena peristiwa kecelakaan waktu itu.

"Zaina," panggil seseorang dari arah belakang. Dia Gus Arfa.

Bersamaan Zayden dan Zaina menoleh.

"Iya, Kak?"

"Kita pulang sekarang, ya," ajak Gus Arfa.

Zaina menoleh ke arah Zayden. Melihat itu Gus Arfa mengerti, oleh karena itu ia langsung pergi untuk memberikan ruang dan waktu kepada adik dan iparnya.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Where stories live. Discover now