27 || Nyaman?

42.8K 5.4K 1.9K
                                    

Hati itu adalah panglima bagi tubuh. Jika kamu menginginkan ketenangan, maka kamu harus menjaganya agar tidak kotor dari berbagai penyakit hati yang berbagai macam variannya. Iri dengki, contohnya.
~12kentang~

~~~~

⁀➷ᴮⁱᵃˢᵃᵏᵃⁿ ᵐᵉᵐᵇᵉʳⁱᵏᵃⁿ ᵛᵒᵗᵉ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵐᵉᵐᵇᵃᶜᵃ ᵈᵃⁿ ᵈᵃⁿ ˢᵉⁿᵃⁿᵗⁱᵃˢᵃ ᵐᵉᵐᵇᵉʳⁱᵏᵃⁿ ʳᵉˢᵖᵒⁿ ᵇᵉʳᵘᵖᵃ ᵏᵒᵐᵉⁿ ᵈⁱ ˢᵉᵗⁱᵃᵖ ᵖᵃʳᵃᵍʳᵃᶠⁿʸᵃ。゚❁ུ۪

•••S E L A M A T M E M B A C A•••

"Mau mampir ke sana?"

Zayden menunjuk ke salah satu rumah yang terdapat di samping rumah di seberang rumah yang sudah mereka putuskan untuk membelinya.

"Itu rumah Kak Alara?" Zaina menebak sambil memperhatikan rumah di depan sana.

"Iya, itu rumah mereka," jawab Zayden. Zaina langsung mengangguk dengan semangat.

"Mau-mau!"

"Jalan kaki aja, ya," ajak Zayden. Lagi-lagi Zaina mengiyakan.

Dua pasangan itu berjalan dengan santai menuju rumah bercat putih yang sekarang sudah ada di hadapan mereka.

"Adem banget lingkungan rumahnya," ucap Zaina setelah mereka berdiri di depan rumah Elvano dan Alara.

"KAK ZAYDEN! ITU BAWA SIAPA? CEWEKNYA, YA?"

Baik Zayden maupun Zaina langsung menoleh ke sumber suara.

"Sabil, kamu jadi satpam di rumah sendiri, ya?" tanya Zayden merasa heran. Setiap ia ke rumah Elvano, gadis itu selalu muncul.

"Ya ampun, Kak! Di dalam rumah itu sepi, kalo di sini, kan, adem!" balas Sabila-tetangga Elvano dan Alara. Gadis itu sedang asik bermain ayunan, rumahnya dan Elvano memang hanya dibatasi oleh bunga pagar sebatas pinggang orang dewasa.

"Pertanyaan Sabil belum dijawab, itu Kak Zayden bawa siapa?" tanya Sabila.

"Bawa istri," jawab Zayden dengan bangga.

Sontak mata Sabila terbelalak. Gadis petakilan itu langsung bangkit dari ayunan dan berlari mendekat ke arah mereka.

"Istri dari Hongkong? Nikah aja belum udah ngaku-ngaku punya istri," cibir Sabila setelah menghampiri Zayden dan Zaina.

"Emang kalo kami nikah penting ngundang kamu, Bil?" tanya Zayden terkekeh.

"Ya ampun tega bener, saya kira kita perbestian--"

"Udah-udah, Bil, kenalin dia Zaina, istri saya," potong Zayden.

"Jadi beneran udah nikah?!"

Zaina yang dari tadi diam pun langsung mengulas senyumnya. "Zaina," ucapnya mengulurkan tangan.

"Hai, aku Sabila Denara. Panggil Sabil aja hm ...."

"Kalian seangkatan, cuma dia lebih mending," jelas Zayden menunjuk Zaina.

"Mending apanya?" bingung Sabila. Begitu juga dengan Zaina.

"Kamu keliatan lebih bocil karena efek pergaulan," jawab Zayden.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Where stories live. Discover now