LIMAPULUH SATU

11.1K 523 38
                                    

🧩🧩🧩





Hari Kedua.

Setelah kejadian kemarin Caca selalu menempelkan dirinya, walaupun Kris masih dingin terhadapnya. Setidaknya ini selangkah lebih maju daripada kemarin.

Hari ini akan diadakan pentas drama di panggung teater, khusus praktek seni budaya, mereka semua akan membawakan judul film 'Si Doel anak betawi'

"Kenapa dari sekian banyak cast, gue jadi mandra!" kesal Eca menatap Caca yang memilihkan pemeran pemain.

"Udah Eca cocok, kok, Caca aja jadi Mas Karyo ga marah tuh," pungkasnya, seraya memperlihatkan penampilannya dan membawa sangkar burung papinya di tangan.

"Gak adil banget sih lo! Giliran Kris aja jadi, Zaenab!" Tunjuk Eca ke Kris yang sedang berdandan.

Tahu-tahu Bintang datang dengan wajah kesal seraya memakan cemilan di tangannya.

"Heh! Gimana kabarnya dengan gue jadi Sarah!" samber Bintang menengahi perdebatan ini yang memakai wig perempuan berwarna kuning.

"Caca dia sebenarnya mau lo jadiin rapunzel atau apa?" bisik Eca menahan semburan tawa, melihat Bintang yang sedang menggaruk kepala karena wig yang dia pakai.

"Caca gak punya wig lain Eca selain itu, itu pun Caca pinjam punya tetangga Caca yang masih SD," bebernya.

Caca melihat para temannya yang akan protes kedirinya. "Pokoknya kalian semua gak ada yang boleh protes! Semuanya udah Caca atur!" berangnya menatap semua cast.

Kevan menjadi Munaroh
Niel menjadi Babeh Sabeni
Langit menjadi Doel
Axel menjadi Engkong Ali
Melvin menjadi Roy
Arka menjadi Atun
Bella menjadi Mak Nyak

"Gue rela jadi Munaroh, demi bisa pacaran sama Eca didrama," cakap Kevan melihat Eca di depan sambil bersedekap.

Bintang yang di samping Kevan, melihat arah pandang Kevan, tetapi justru melihat keteman sebelahnya.

"Emang si Caca minta dijual! Mana wig-nya gatel banget lagi." Bintang menggaruk kepalanya terus dengan raut kesal.

Kevan meneliti Bintang di sampingnya sejenak. "Hati-hati lo kutuan," kata Kevan sambil mengelus wig rambut panjangnya yang berwarna oren.

Drama dimulai dengan pertengkaran Mandra dan Mas Karyo, yang diperankan Caca dan Eca. Setelah menyelesaikan pentas drama itu di panggung mereka semua berkumpul lagi di ruangan makeup.

"Eca, Caca gak tau kenapa setiap Eca teriak-teriak, kok Caca selalu pengen ikutan, ya?" tanya Caca dengan cengiran khasnya.

•Hari ketiga.

Mereka semua semakin akrab walaupun Bintang dan Langit gengsinya sebesar planet. Mereka bersepuluh sedang mengerjakan tugas kelompok bersama di rumah Caca.

"Kalian semua! Caca punya peliharaan baru, tadi malam baru di beliin sama Papi," bebernya memberitahu para temannya yang tengah duduk di ruang tamu.

"Hewan apa, Ca?" tanya Kris mereka semua yang di ruang tamu juga penasaran.

"Sebentar Caca ambil dulu." Dia berdiri lalu pergi ke belakang rumahnya, beberpa sekon dia kembali membawa kandang yang disembunyikan di balik punggungnya. Seraya mendekat ke arah mereka semua.

"Tara! Gimana? Lucukan?" tanyanya memperlihatkan hewan di balik kandang itu.

"Tikus?" ucap Arka tidak percaya dengan apa yang dia lihat di sana.

Tawa Eca dan Kevan pecah setelah mengetahui siapa yang dibalik kandang itu.

"Kok, kalian berdua ketawa, sih! Ini imut tau!" cemberut Caca menunjuk kandang yang bertengger tikus putih di sana.

ANTAGONIS URAKAN [END]Where stories live. Discover now