DUAPULUH SATU

18.3K 1K 32
                                    

🌊🌊🌊



JANGAN LUPA VOTE!

HAPPY READING☄️
————————————————

Suara deru ombak dan embusan angin menerpa wajah Eca, membuat rambut yang dibiarkan tergerai terbang berayun mengikuti ritme. Di sinilah Eca sekarang, tadi Kevan membawa mobil dia bukannya mengantarkan Eca pulang malah ke pantai. Eca dan Kevan sedang duduk di bibir pantai menikmati sunset didepan.

"Apa ada sesuatu yang lo pikirin Ca?" tanya Kevan menoleh ke arah Eca di samping.

Eca mengernyit menatap Kevan di samping. "Maksud lo?"

"Tadi lo tidur bergumam lirih, gue takut otak kecil lo itu terus bekerja walaupun lo terlelap, apa yang lo pikirin sampai kaya gitu Ca?" Kevan bertanya hati-hati.

"Ga ada." Eca jawab cepat kembali menatap ombak di depan.

"Gue mungkin bukan orang baik menurut lo, tapi seenggaknya gue bisa kasih pundak gue buat lo? Itu pun kalo lo mau." Kevan melihat wajah Eca yang semakin keruh atas pertanyaannya tadi.

"Gak mau! Gue maunya duit,"

"Ck, ganggu suasana lo! Gue mau puitis juga," kesal Kevan kembali menatap ombak di depan.

"Sok puitis lo, mending lo beliin gue makanan Pan jahat banget bawa anak orang, tapi ga di kasih makan," sindir Eca.

"Oke." Kevan tahu itu hanya alibi Eca, Kevan pun pergi dari sana meninggal kan Eca sendirian di pinggir pantai.

"Gue ga tau kenapa? Tapi sekarang gue cuma ingin nangis aja." Ia mulai menitihkan air mata oleh karena itu dia membekap mulutnya sendiri.

Kevan memperhatikan tubuh Eca dari belakang yang bergetar hebat.

"Eca apapun masalah lo, gue harap lo selalu bahagia Ca," kata Kevan di belakang.

Terasa Eca sudah tenang Kevanpun menghampirinya.

"Udah selesai?" tanyanya.

Eca mengganguk tanpa menoleh malu dia menangis di depan Kevan.

"Ga usah malu, apapun masalah lo gue harap bakal ada jalan keluarnya." Kevan mengajak Eca makan di pinggir pantai. Dia makan dengan lahap habis nangis terus makan itu rasanya enak sekali.

-

Sehabis pulang dari pantai Eca sudah berada di kamarnya sekarang dia tengah menatap langit kamarnya.

"Gue di sini berapa lama, ya?" Eca kalau sendiri pikirannya suka ke mana-mana.

Karena merasa bosan Eca pun memilih keluar kamar mencari udara segar. Dia melihat Langit dan Bintang sedang berbicara di balkon dia pun merajut langkah menghampiri mereka berdua di sana.

"Bicarain apa nih? Serius banget lo berdua," ucap Eca mengagetkan mereka berdua dari arah belakang.

Langit dan Bintang pun terkejut dengan cepat menoleh ke belakang, melihat kehadiran Eca yang secara tiba-tiba sudah berada di sana.

"Lagi bahas masalah laki-laki, lo ga perlu tau," sembur Bintang berbalik seutuhnya memilih bersadar pada pembatas balkon.

"Judes banget lo Tang." Eca pun memilih duduk di bangku dan dihampiri Langit duduk di sampingnya.

"Abis dari mana tadi Dek? Kok, baru pulang?" tanya Langit di samping.

"Pantai sama Kepan," jawab Eca seadanya. Meregangkan kakinya yang pegal.

Bintang dan Langit saling tatap menandakan sebuah pertanyaan besar di benaknya.

"Tumben," jawab mereka serempak.

ANTAGONIS URAKAN [END]Where stories live. Discover now