DUAPULUH SEMBILAN

12.1K 625 9
                                    

🐭🐭🐭




FLASHBACK sesudah pulang kemping🏕️


"HALLO MANUSIA."

Yang dipanggil hanya celangak-celinguk saja, mencari asal suara.

"Hey."

"Hoy! Di bawah!"

Dia pun melihat ke bawah. "Marmut? Dia bisa bicara?" tunjuknya.

"Saya tikus,"

Dia pun berjongkok, tetapi gagal malah jatuh, jadilah dia bersujud.

Cici menunduk melihat manusia itu. "Ey, saya tau saya penguasa di sini, tetapi kan kita belum kenalan,"

"Lemes amat nih kaki," gerutunya ke diri sendiri.

Dia pun bangun dan berjalan ke arah Cici yang berada di bawah pohon. "Oy, hewan pengerat ini di mana?" Dia bertanya tanpa basa-basi, karena tempat ini sangat aneh.

"Ga sopan! Panggil saya Cici!"

Dengan tampang ragu, seraya menggaruk belakang kepalanya, diapun menjawab, "Ya, Cici ini di mana? Putih banget nih tempat, ketumpahan cet apa gimana?" celetuknya melihat kesekeliling.

"Manusia yang sopan ini rumahku!"

"Ya, ya, ya, terus ini dimana Ci?" Dia tanpa ragu duduk di bawah pohon itu, di samping tubuh Cici berada.

"Ehem ... kamu ini manusia baru juga dateng udah ngajak war aja. Perkenalkan aku Cici—author dunia ini atau pemilik kekuasaan dalam dunia novel yang kamu tempati sekarang. Semua kehidupan di dunia fiksi ini ada di tangan author."

Cici memposisikan duduknya menghadap manusia itu.

"Aku yang membawamu ke dunia ini, untuk merasakan kebahagiaan. Wahai manusia! Hidup lo kesian amat si, bikin tambah kerajaan gue aja buat nyabut nyawa lo datang ke sini ...." Dia menghela nafas sejenak. "Ini dunia fiksi bukan dunia asli lo dulu, kehidupan disini tidak seperti kehidupan lo yang disana, tapi disini lo masih manusia bukan tokoh. Lo hidup di dalam cerita ini, tetapi tidak mengikuti alur." Jelas nya.

"Hoy, dengerin ga sih?"

Yang dipanggil sedang mengupil, dengan tampang acuh tak acuh.

"Sialan manusia sengklek kedua setelah Eca!" kelakarnya marah.

Dia langsung menghentikan aktivitasnya, dan duduk dengan benar. "Eca? Antagonis novel ini?"

"Wah lo pintar sekali, giliran Eca nyambung lo."

"Jadi, bener kan ini dunia novel? Tapi kok dia beda sikapnya sama di dalam novel?" tanya dia pasalnya dia juga sudah membaca bagaimana karakter tokoh di dalam novel tersebut.

"Iya, karena dia bukan Eca sebenarnya, begitupun juga lo, kalian berdua itu arwah yang gue angkat ke dalam novel ini."

"Hanya kita berdua?" tanyanya lagi.

"Gak, ada satu lagi, tapi dia pengacau." Cici pun ikut duduk di samping pemuda itu.

Cici mendelik melihat tingkah laku manusia di sampingnya. "JANGAN MENGUPIL DI RUMAHKU MANUSIA."

"Pelit amat, sih!" Padahal hidungnya sangat gatal berada di tempat ini.

"Susah sih kalau ngangkut gembel," sindir Cici kesal.

"Sembarangan lo marmut!"

"Terus gue dipanggil ke sini buat apa?" lanjutnya lagi, aneh sekali marmut di depannya ini, menjelaskan setengah-setengah.

ANTAGONIS URAKAN [END]Where stories live. Discover now