SEMBILAN

28K 1.6K 20
                                    

🦋🦋🦋






Jam weker di atas nakas Eca berbunyi. Membangunkan dirinya yang terasa sesak di dada.

"Hm apa nih?" Eca mengendus-ngedus hal tak sedap.

Ia membuka kelopak matanya secara perlahan. "Semprul sikil sih Caca." Eca melempar kaki Caca yang berada di dada dia.

"Pantes dada gue sesak sialan! Bangun lo Caca." Eca menepuk-nepuk pantat Caca, percayalah Caca tidur seperti kincir angin kaki di atas kepala di bawah.

Pruuutttt

"BANGSULL CACA BANGUN GAK LO! BISA-BISANYA LO MERAM JUGA NYUSAHIN." Eca langsung bangkit dari kasur memilih menjauh sambil menutup hidungnya.

Pagi-pagi sudah disugukan wangi yang tidak sedap.

Caca yang merasa terusik menatap Eca. "Ada apa, sih Eca? Masih pagi udah berisik aja," ucap Caca setangah sadar.

"Bangun cepat! Nanti terburu Melvin jemput kita," cakap Eca yang masih membekap hidungnya.

Caca bangun dengan lemas. "Emang dia ke sini jam berapa?" ungkapnga yang sudah terduduk di kasur.

"Nah, itu yang gue gak tau Ca," balas Eca juga bingung.

"Caca, maleslah sama Eca,
mending Caca tidur lagi." Caca kembali merebahkan tubuhnya lagi.

"Bodo amatlah, yang penting gue mandi duluan." Eca langsung pergi berjalan ke arah kamar mandi.

🦋🦋🦋

Caca dan Eca sekarang sudah di meja makan bersama keluarga Eca.

"Kalian pagi-pagi gini udah cantik bangat, mau pada ke mana?" ujar Bunda lembut menatap Eca sama Caca bergantian.

"Eca katanya mau ambil bansos Tan, Caca si cuma nemenin aja," jawab Caca.

"Yang bener Ca?" Bunda memutar kepalanya menghadap Eca di seberang.

"Gak dong Bun, kan Papa udah kaya, buat apa ada Papa, tapi masih minta bansos." Cengir Eca ke arah papanya yang hanya diam mendengar percakapan itu semua.

Caca di samping Eca langsung menoleh cepat membantah ucapan itu.

"Tapi tadi malam Eca ngomong gitu ke Caca, makanya Caca mau ikut biar dapat juga," bebernya sambil mencebik.

Betul sekali Caca, Eca bohongin agar dia ke mall-nya tidak berdua saja dengan Melvin, mana mau dia berduaan sama malaikat maut yang nanti akan membunuhnya.

"Gak ada Ca, gue cuma mau ke mall ditemenin sama lo," jelas Eca menoleh sebentar ke Caca.

"Ecaaaa tegaa! Ngasih harapan palsu ke Caca, padahal Caca suka lo yang geratisan." Cengir Caca tanpa dosa padahal dia orang kaya lho.

Papa dan Bunda hanya menggeleng maklum saja, melihat tingkah mereka.

Mereka berdua pun menunggu di ruang tamu, entah mereka pergi jam berapa, lebih baik duluankan dari pada terlambat.

Tidak lama mereka mendengar suara mobil dari arah luar, pasti itu Melvin dan betul saja dia datang bersama Bintang dari arah pintu keluar.

"Ayo," ajak Melvin ketika melihat Eca sudah bertenger di sofa.

"Mau ke mana lo?" tanya Bintang menatap curiga mereka semua. Lalu tumben sekali Melvin mau jalan sama perempuan.

"Mall," jawab Melvin seadanya.

Bintang memilih memutar tubuhnya menghadap Eca. "Mau ke mana si, Ca?" Bintang malas bertanya dengan Melvin cuma dijawab seadanya.

"Mall beli penggaris," jawab Eca

ANTAGONIS URAKAN [END]Where stories live. Discover now