KETIGA

32.1K 1.9K 20
                                    

☀️☀️☀️





Bunyi jam weker di atas nakas yang menandakan sudah jam 5 pagi.
Eca bergegas bersiap karena di dunia nya dulu, dia selalu bangun pagi apa lagi ada suara weker telinga dia senstif pasti langsung terbangun.

Eca melihat penampilannya di cermin dengan bangga.

"Widih ... Selena Gomes dari mana tuuu yang di kaca." Tunjuknya ke penampilan baru di raga ini.

Eca dengan penampilan rambut digerai, memakai bedak setipis mungkin dan lipblam. Serasa sudah siap dia berjalan ke sofa mengambil tas.

Ketika di saat dia membuka pintu jidat dia diketuk Bintang.

"Woii ilaaa, sialaan lo! Jidad gue saket nih!" kaget begitu pun dengan Bintang, niatnya ingin mengetuk pintu tatapi malah jidat Eca yang dia ketuk.

"Cih, biasanya juga lo belum bangun. Disuruh turun tuh, sama Bunda,"

"Yaudah, minggir lo." Eca menggeser tubuh tegap Bintang yang menghalangi jalannya.

Eca meninggalkan Bintang begitu saja, Bintang heran biasanya juga kalo pintu dia di ketuk ga bakal di buka, karena dia tau Eca itu kebo. Lagian juga kalo ga di suruh Bundanya dia males kesini.

"MORNING SEMUAAAA." teriak Eca memasuki ruangan meja makan.

"Morning Nak,"

"Hm,"

"Sini Nak sarapan dulu," ajak Bunda.

Eca langsung menghampiri Bunda nya dan duduk di samping Bunda. Ayah Adit terkejut benar kata istrinya, Eca berubah dan penampilannya juga, biasanya Eca akan berpakaian ketat dan bermake up, ini natural.
Langit dan Bunda pun sama ga kalah terkejut melihat perubahan Eca secepat ini.

Dan meja mereka pun sudah lengkap, bersiap menyantap makanannya masing-masing.

"Eca mau apa?" tawar Bunda

"Eca nasi goreng aja Bun,"

"Tumben, bisanya mau nya roti?" Bunda heran biasanya dia hanya mau makan roti.

"Gak kenyang Bun, itu mah cuma lewat doang" Biasa lambung karet.

"Baik lah, makan yang banyak"

Eca hanya tersenyum yang menampilkan gigi rapihnya. Membalas ucapan Bunda dan Itu tidak luput dari penglihatan abangnya.

imutt

"Eca udah selesai," ujarnya beranjak dari tempat duduk berjalan ke arah papanya berada

"Pah," sambungnya sambil menadahkan tangan ke arah papa.

"Hm? Duit yang Papa kasih kemarin udah habis?" Papa bingung melirik tangan Eca bergantian.

"Bukan, salim." Eca akhirnya tanpa menunggu lama mengambil tangan Papa karena, Papanya hanya diam saja dan beralih ke Bunda.

"Bun," panggil Eca

"Iya sayang?" jawab Bunda dengan raut bingung.

"Salim." Akhirnya Bunda dengan tidak percaya menyodorkan tangannya ke Eca.

"Yaudah aku berangkat." Eca pergi dari ruang makan begitu saja tanpa menunggu jawaban dari yang lain.

"Eca, kamu berangkat sama siapa Nak?" teriak Bunda yang melihat Eca sudah diambang ruang tamu.

Eca berbalik badan menatap Bunda. "Sama Mang Bondi Bun," jawabnya.

"Ga sama abang-abangmu aja?" saran Bunda biasanya Eca selalu minta bareng si kembar.

ANTAGONIS URAKAN [END]Where stories live. Discover now