49-ketegangan

5K 298 14
                                    

Gus Zafi yang tadinya tengah duduk santai di kursi taman depan rumah seketika langsung panik mendengar kabar Fira di culik. Gus Zafi langsung berangkat mencari Fira bersama Arya.

"Fir! Angkat dong! Saya mohon! " dengan raut wajah panik Gus Zafi terus menerus menelfon Fira.

"Gimana dong ini? Handphone nya ga di angkat, " tutur Gus Zafi yang semakin khawatir.

Bukan hanya Fira yang sekarang di khawatir kan tapi juga janin dalam kandungan Fira. Gus Zafi benar-benar takut terjadi apa-apa kepada Fira dan calon anaknya.

"Coba lacak lokasi dari handphone ning Fira Gus! " suruh Arya sembari fokus menyetir dan melihat ke sekeliling arah jalan.

Gus Zafi mencoba untuk mencari lokasi Fira lewat handphone dan berharap bahwa mereka bisa menemukan titik lokasi Fira sekarang.

"Lokasinya ketemu Ya! Jl. Cempaka di gudang kosong, " ucap Gus Zafi yang berhasil melacak keberadaan Fira.

"Baik Gus, kita segera kesana! " Arya langsung menancapkan gas sedikit lebih kencang.

"Saya kabarin temannya Fira dulu deh, " dengan cepat Gus Zafi langsung menghubungi Sintia.

Gus Zafi sempat menelfon beberapa kali tapi tak kunjung di angkat. Setelah Gus Zafi mencoba satu kali lagi barulah Sintia mengangkat telfon dari Gus Zafi.

"Ada apa? " tanya Sintia to the point.

"Fira di culik, sepertinya itu anak buah dari om nya Fira, "

"Apa? Di culik? " sahut Sintia dengan nada kaget.

"Terus gimana? Udah tau lokasi? "

"Ini saya lagi menuju tempat lokasi Fira di culik, saya nelfon kamu untuk meminta bantuan, karena kita tidak bisa langsung melapor polisi, kalau tetep nekad lapor polisi Fira yang bakal kenapa-kenapa, " jelas Gus Zafi yang tadi sempat mendapatkan pesan kalau nekad lapor polisi maka mereka akan menghabisi Fira.

"Share lock, biar gua dan anak-anak ke sana juga! " perintah Sintia yang sebenarnya belum terlalu pulih.

"Tapi bukannya kamu di rumah sakit? Biar teman kamu yang tidak masuk rumah sakit aja yang ke sini! "

"Engga! Gua ga kenapa-kenapa! Share lock sekarang pokoknya! " perintah Sintia yang langsung menutup panggilan secara sepihak.

Sintia langsung mengabari anak-anak geng Butterfly lewat group dan langsung otw ke lokasi. Sintia benar-benar tidak memikirkan kondisinya lagi saat ini, yang ia pikirkan sekarang hanya lah Fira dan Fira.

Saat mereka menuju lokasi. Di sisi lain Fira yang sudah terbangun dari pingsannya langsung kaget melihat dirinya yang tiba-tiba berada di sebuah bangunan kosong yang sangat gelap dengan tangan dan kaki sudah terikat di kursi.

"OM! LEPASIN AKU! " teriak Fira sembari memberontak agar tali itu bisa terlepas. Namun, nyatanya nihil. Tali itu sangat kuat sehingga tidak bisa di lepas.

"Akhirnya saya mendapatkan mu kembali, " ucap seseorang laki-laki dari arah kegelapan sambil bertepuk tangan.

Laki-laki berbadan lumayan tinggi dan kekar itu mulai menampakkan dirinya dari arah kegelapan. Laki-laki itu tersenyum jahat ke arah Fira sembari berjalan semakin dekat menuju Fira.

"Mau om apa? Om udah ngambil seluruh harta peninggalan orang tua ku, apa itu masih kurang? " teriak Fira dengan mata berkaca-kaca saat laki-laki yang merupakan om nya itu sudah berada di hadapannya.

"Iya, masih kurang! Kamu harus jadi istri dari rentenir dulu, baru saya bebasin, " om Fira yang bernama Hendra itu langsung mencengkam dagu Fira dengan sangat kencang.

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang