18-Merasa bersalah

13.2K 740 55
                                    

Gus Zafi kehabisan cara untuk membujuk bundanya yang masih tidak mau bicara dengannya. Jadinya sekarang gus Zafi hanya bisa pasrah di diemin bundanya sampai nanti Fira memutuskan jawabannya.

"Ngelamun bae gus, " celetuk Arya yang tiba-tiba menghampiri gus Zafi.

"Gimana ga ngelamun? Orang bunda masih ga mau bicara sama saya, " sahut gus Zafi sembari menghembuskan nafasnya.

"Kasian di cuekin bunda, padahal semarah-marah nya bunda ga pernah sampai segininya, " tutur Arya dengan nada mengejek.

"Ga usah ngejek, " cetus gus Zafi sembari menggeplak kepala Arya.

Gus Zafi dan Arya sudah sangat sering bercanda seperti, jadi tidak ada kata baper di antara mereka berdua.

"Gimana tadi bicara sama istrinya gus? " tanya Arya kepo.

"Dia bilang masih butuh waktu untuk menjawab saya akan di beri kesempatan atau tidak, " tutur gus Zafi sambil menyenderkan punggungnya ke sofa.

"Hmm, moga dia beri kesempatan ya gus, "

"Aamiin, " gus Zafi menutupi wajahnya dengan peci sembari melipat tangan di dada.

"Mau kopi gak gus? " tawar Arya yang hendak bikin kopi.

"Gak, mau nya dia kembali, " sahut gus Zafi tanpa menyingkirkan pecinya dari wajah.

"Sabar dulu lah kalau itu, " Arya membawakan dua kopi ke meja untuk dirinya dan gus Zafi.

Sebenarnya gus Zafi sedang tidak ingin minum kopi, tapi karena Arya sudah membuatkan nya, mau tidak mau gus Zafi meminum kopi itu untuk menghargai Arya.

"Eh, saya denger kemarin istri mu lagi hamil? " tanya gus Zafi kepada Arya secara tiba-tiba.

"Iya gus, baru 1 bulan, " sahut Arya sembari mengangguk.

"Kenapa gak libur buat jaga in istri? Gapapa kok kalau mau libur dulu, "

"Mau nya gitu, tapi dia ngelarang, katanya kasian gus repot sendiri kalau saya libur, "

"Owalah gitu, " gus Zafi mengangguk paham.

"Udah mau maghrib nih gus, ke Musholla sekarang yok! " ajak Arya kepada gus Zafi, dan langsung mendapat anggukan dari gus Zafi.

Setelah sholat berjamaah gus Zafi kembali ke rumahnya dan langsung menuju meja makan.

Gus Zafi sempat terdiam melihat meja makan itu karena mengingat biasanya selalu ada Fira di sana mempersiapkan makan, tapi sekarang hanya ada ayah dan bundanya.

"Kenapa diam Fi? Ayok makan malam sini! " ajak ayahnya gus Zafi.

"Iya yah, " gus Zafi pun mendudukkan dirinya di kursi.

Gus Zafi melihat ke arah bundanya yang masih saja memasang raut masam sembari mengambil nasi dan lauk. Setelah itu langsung makan.

"Ettt, mau kemana kamu? " celetuk bunda Shella saat gus Zafi ingin beranjak dari meja makan.

"Cuci tangan bun, " sahut gus Zafi sambil memasang raut bingung karena tiba-tiba di panggil bundanya.

"Cuci piring sekalian! Ga boleh ke kamar kalau belum selesai cuci piring, " suruh bunda Shella dengan raut datar.

"Iya bun, " sahut gus Zafi pasrah.

Gus Zafi pun langsung mencuci piring yang sudah di taruh oleh bunda Shella di wastafel. Di tengah-tengah gus Zafi mencuci piring, gus Zafi tiba-tiba teringat akan kejadian dia pernah memarahi Fira hanya karena memecahkan satu piring.

Lagi-lagi rasa bersalah itu kembali hadir di benak gus Zafi. Tapi apa daya sekarang rasa bersalah itu rasanya sudah sangat sia-sia. Gus Zafi sudah selesai mencuci piring, ia pun pergi ke kamar untuk beristirahat.

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang