21-Sifatnya yang kemarin bukan lah sifat aslinya

12.4K 730 29
                                    

Ternyata keadaan bisa merubah sikap seseorang jauh berbeda dengan sikap yang sebenarnya.

_Zhafira Senaya

                        ___________


Setelah gus Zafi pergi dari kamar. Bunda Shella langsung menghampiri Fira dan menceritakan bagaimana gus Zafi meminta bantuannya untuk membujuk Fira.

"Dia nangis tau Fir, " tutur bunda Shella sembari terkekeh.

"Kayaknya udah cukup deh untuk kita ngerjain dia, bunda jadi kasian, "

"Iya bun, udahan aja deh, kasian juga hehe, " sahut Fira sembari tertawa kecil.

"Yasudah, sana bilang ke Zafi kalau kamu udah memaafkan nya, " bunda Shella mengukir senyum hangatnya kepada Fira.

"Iya bun, " sahut Fira sambil membalas senyuman bunda Shella.

Fira pun beranjak ke kamar gus Zafi. Di dalam kamar itu Fira melihat gus Zafi yang sedang melamun di meja kerjanya.

"Ekhmm, " Fira berdeham sambil mendekat ke arah gus Zafi.

Gus Zafi yang tadinya meletakkan kepalanya di atas meja langsung mendongak menatap ke arah Fira.

"Sembab amat itu mata, habis ngapain? " tanya Fira basa-basi.

"Pake nanya lagi, " oceh gus Zafi di dalam hati.

"Gapapa, " sahut gus Zafi singkat.

"Aku denger tadi kata bunda ada yang nangis loh, kira-kira siapa ya? " Fira duduk di sebelah gus Zafi sembari memasang raut mengejek.

"Bukan saya, " sahut gus Zafi tidak mengaku.

"Hmm, tapi kan bunda cuman punya anak satu, kalau bukan kamu siapa dong? " Fira menatap ke arah gus Zafi kemudian tersenyum miring.

"Tau ah, " gus Zafi mengalihkan pandangannya dari arah Fira.

"Kamu ga mau nanya kenapa aku ke sini gitu? "

"Ngapain? Cuman ingin ngejek saya kan? " tutur gus Zafi tanpa melihat ke arah Fira.

"Suudzon bener dah, aku ke sini untuk bilang aku udah maafin kamu, "

"Serius? " tanya gus Zafi yang langsung kembali menatap Fira.

"Iya, kasian takut anak momi nangis terus, " ejek Fira sembari tersenyum jahil.

"Apaan sih, tapi syukur lah kalau kamu udah ga marah, " ucap gus Zafi sembari menghembuskan nafas lega nya.

"Sebenarnya dari aku kembali lagi ke rumah aku udah ga marah sama kamu, aku cuman ngerjain kamu doang, " tutur Fira sembari tersenyum lebar sampai-sampai matanya ikut menyipit.

"Eh, Astaghfirullah, " gus Zafi langsung mengusap dadanya setelah mendengar ucapan Fira.

Gus Zafi sangat ingin marah karena ia di kerjain, tapi gus Zafi rasa kalau dia marah pasti Fira bakal marah balik juga bukan merasa bersalah, jadi gus Zafi ngambil jalan aman dan lebih memilih untuk damai.

"Ga marah kan? " tanya Fira dengan wajah melas.

"Gak, udah damai kita damai, " sahut gus Zafi yang sebenernya ingin sekali marah.

"Nah gitu dong, " Fira pun kembali berjalan keluar dari kamar setelah itu.

Hari yang tadinya masih terang sekarang sudah berubah menjadi gelap. Gus Zafi keluar dari kamarnya menuju meja makan karena sudah di tunggu keluarganya.

"Setelah makan ayah mau bicara sama kalian, boleh kan? " izin ayah gus Zafi kepada Fira dan gus Zafi.

"Boleh yah, " sahut gus Zafi dan Fira berbarengan.

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang