08-memperingati hari ke 100 kepergiannya

11.5K 609 10
                                    

Suasana malam ini begitu sunyi dan gelap karena tidak ada bintang ataupun bulan yang menerangi langit.

Gus Zafi duduk di balkon nya sembari menatap langit yang kosong. Hembusan angin yang deras seakan-akan menggambarkan suasana hati gus Zafi sekarang.

"Bahkan bintang dan bulan tidak muncul karena besok adalah hari kepergian mu Za, "

"Besok tepat 100 hari kamu meninggalkan saya, dan tepat 100 hari juga saya menahan rindu yang tidak ada habisnya ini, "

"Sampai sekarang saya masih bertanya, kenapa Tuhan hanya mendekatkan kita sebentar saja? "

"Kenapa Tuhan tidak membiarkan saya dan kamu bahagia dulu? "

"Za, percayalah sampai detik ini aku masih sangat mencintai mu, sekalipun saya sudah menikah sekarang, "

"Dia ga akan bisa membuat cinta saya ke kamu hilang, " tutur gus Zafi dengan menatap kosong langit yang gelap.

Gus Zafi begitu menikmati hembusan angin dan kesunyian malam ini. Air mata gus Zafi tiba-tiba luruh begitu saja, dadanya terasa sangat sesak karena mengingat kembali detik-detik kepergian Almarhumah istrinya.

"Ka, " panggil Fira yang berada di balkon kamarnya yang bersebelahan dengan kamar gus Zafi.

Gus Zafi hanya menoleh sebentar ke arah Fira kemudian kembali menatap langit.

"Ini udah malam ka, anginnya juga sangat deras, masuk ya ka! " suruh Fira yang khawatir gus Zafi akan sakit jika terlalu lama terkena angin malam.

"Ga usah sok perduli, " cetus gus Zafi tanpa melihat ke arah Fira sembari menghapus air matanya.

"Aku cuman mengingatkan ka, kan kata bunda Shella ka Zafi ga bisa terlalu lama kena angin malam, " tutur Fira sembari melihat ke arah gus Zafi.

"Diam deh kamu! " tegas gus Zafi kepada Fira.

"Ga, aku ga bakal diam sebelum ka Zafi masuk ke dalam kamar, " sahut Fira dengan nada ngeyel.

"Serah, " gus Zafi tetap kekeh ingin terus berada di balkon.

Fira memutuskan untuk ikut duduk di balkon nya sampai gus Zafi mau masuk ke dalam kamar.

"Ngapain malah ikut duduk di balkon? "

"Serah aku lah, " sahut Fira dengan santai tanpa melihat ke arah gus Zafi.

"Aneh, " ucap gus Zafi pelan namun masih bisa terdengar oleh Fira.

Cukup lama mereka berdua duduk di balkon dan tidak ada pembicaraan apapun. Gus Zafi sempat menoleh sebentar ke arah Fira.

"Udah tau dingin, malah ikutan duduk di balkon, " batin gus Zafi saat melihat Fira sudah mulai kedinginan.

"Masuk! Badan udah kedinginan tetap aja duduk di sana, " cetus gus Zafi dengan raut datar menatap Fira.

"Ka Zafi dulu yang masuk, baru aku mau masuk, " sahut Fira sembari menggesekkan kedua tangannya.

"Ngeyel amat kalau di bilangin! " ucap gus Zafi mengomeli Fira.

"Biarin, " Fira masih tidak beranjak dari sana padahal sudah sangat kedinginan.

Karena kasihan akhirnya gus Zafi memutuskan untuk masuk ke dalam kamar agar Fira juga ikut masuk ke dalam kamarnya.

Gus Zafi mulai berdiri dari tempat duduknya kemudian masuk ke dalam kamar tanpa mengucapkan apapun kepada Fira. Fira yang melihat gus Zafi sudah masuk ke dalam kamar langsung tersenyum dan ikut masuk ke kamarnya.

Gus Zafi mengambil air wudhu dulu sebelum ia tidur begitu pula dengan Fira. Setelah selesai berwudhu mereka pun sama-sama tidur di tempat tidur mereka masing-masing.

Jam sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi. Gus Zafi sudah terbangun dari tidurnya dan sudah siap pergi menuju Musholla untuk menunggu azan subuh.

Di Musholla sudah banyak santri yang berdatangan karena mereka memang di wajibkan sudah bangun sebelum azan subuh.

"Gus mau jadi imam? " tanya Arya saat azan sudah berkumandang.

"Kamu aja deh, " sahut gus Zafi yang masih belum mau menjadi imam.

"Baik gus, "

Beberapa saat kemudian mereka selesai melakukan sholat berjamaah.

"Gus, jadi kan hari ini ngundang anak yatim untuk memperingati hari ke 100 kepergian Almarhumah? " tanya Arya memastikan.

"Iya jadi, kamu jemput aja mereka! " suruh gus Zafi sembari tersenyum.

"Baik gus, " Arya pun langsung mengerjakan perintah gus Zafi.

Gus Zafi sudah kembali ke rumah untuk sarapan. Di hadapan bunda dan ayahnya, gus Zafi berusaha untuk terlihat baik-baik saja dan tidak sedih.

"Jadi ga Zaf? " tanya bunda Shella.

"Jadi bun, Arya sudah menjemput anak-anak itu, " sahut gus Zafi sembari duduk di kursi meja makan.

"Syukur lah kalau gitu, " ucap bunda Shella sembari menyuap sarapan.

Gus Zafi, ayahnya, bunda Shella, dan Fira pun sarapan bersama-sama.

"Yok bun, ayah! Kita ke Musholla sekarang, " ajak gus Zafi saat selesai sarapan.

"Iya Zaf," sahut bunda dan ayahnya gus Zafi berbarengan.

"Dan kamu, tetap di rumah! Jangan pernah masuk ke dalam kamar khusus istri saya! " ucap gus Zafi memperingati Fira.

"Iya ka, " sahut Fira sembari menganggukkan kepalanya.

Setelah itu gus Zafi, bunda Shella, dan ayahnya gus Zafi langsung berangkat ke Musholla agar bisa memulai doa bersama untuk Almarhumah istri gus Zafi.

"Meskipun aku tidak ikut bersama mereka, aku akan tetap mendoakan mu kok mba, "

"Mba, yang tenang ya di sana! Aku janji bakal jaga ka Zafi, " tutur Fira sembari tersenyum ke arah foto Almarhumah istri gus Zafi.

Fira kembali melanjutkan beres-beres rumah setelah berucap seperti itu di hadapan foto Almarhumah istri gus Zafi.

Acara doa bersama sudah di mulai dengan di pimpin oleh ayahnya gus Zafi. Sepanjang acara gus Zafi berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

Beberapa saat kemudian doa bersama telah usai. Gus Zafi membagikan nasi kotak ke semua anak yatim yang ia undang sebelum anak-anak itu pulang.

"Jangan sedih! " celetuk ayahnya gus Zafi tiba-tiba.

"Iya yah, " gus Zafi tersenyum ke arah ayahnya.

"Kami kembali ke rumah ya Zafi! " pamit bunda Shella sembari memegang bahu gus Zafi.

"Iya bun, " lagi-lagi gus Zafi mengukir senyumnya di bibirnya.

Bibir gus Zafi memang bisa tersenyum, tapi tidak dengan hatinya. Bohong rasanya kalau gus Zafi baik-baik saja saat kembali berada di hari dimana ia kehilangan istrinya untuk selama-lamanya.

Musholla sudah kosong karena para santri kembali belajar di kelas masing-masing seperti biasanya. Di Musholla hanya ada gus Zafi seorang diri sedang terduduk dengan tatapan kosong.

"Gus, tidak mengajar? " tanya Arya yang menghampiri gus Zafi.

"Libur dulu Ya, " sahut gus Zafi sembari tersenyum tipis.

Arya tahu betul sekarang kondisi gus Zafi. Sebenarnya gus Zafi masih sedih tapi dia tidak mau menampakkan hal itu ke siapapun.





Gimana part kali ini?

Apa yang mau kalian bilang ke gus Zafi/Fira?

Jangan lupa follow ig rp gus Zafi dan Fira ya wak

@gus_zafi
@Zhafira_she

Follow ig ku sekalian, biar kalian tau kapan aku update
@grizelle_zxl

        

            Cuhuy happy reading man teman

Seperti biasa jangan lupa vote dan komennya kiw kiw>u

Dou Z(End) Onde histórias criam vida. Descubra agora