30

93.5K 15.4K 735
                                    

Happy Reading 💜💜💜

•••••••••

"Terimakasih atas bantuannya." Ucap Elle.

"Tidak masalah."

Elle mengangguk dan tanpa ragu berlari dari sana tanpa arah tujuan. Bisa Elle dengar jika di toko roti itu mulai terdengar keributan yang bisa ia tebak berasal dari prajurit yang menemaninya tadi.

Sedangkan di dalam sana, keadaan sudah hampir kacau balau karena amukan seorang prajurit perempuan yang tak lain adalah Al. Dia benar-benar murka begitu menyadari jika Elle telah melarikan diri.

"CEPAT CARI DIA DAN BAWA DIA KE HADAPAN KU!!"

"TIDAK PEDULI DALAM KEADAAN HIDUP ATAU MATI!!"

"CEPAT TEMUKAN ATAU KALIAN LAH YANG MENANGGUNG AKIBATNYA!!"

Teriakan mengerikan itu membuat mereka berteriak ketakutan dan berlarian dengan panik untuk menghindar dari sana. Mereka tidak tau apa yang tengah terjadi, entah mengapa tiba-tiba saja seorang perempuan mengamuk layaknya banteng.

Para prajurit bawahannya langsung menjalankan perintah dan langsung menyebar mencari Elle. Tidak bisa mereka bayangkan jika saja tidak bisa menemukan Elle dalam waktu dekat. Mungkin kepala mereka akan menjadi taruhannya.

"Wanita sialan." Desis Al menggeram. Matanya berkilat tajam penuh amarah dengan tangan terkepal erat.

••••••••

Keadaan di sini terlihat sangat ramai dan meriah, semua orang terlihat bahagia berbincang-bincang dengan temannya seakan melepas rindu. Banyak sekali orang-orang penting dari berbagai kerajaan yang memenuhi ballroom raksasa itu.

Berbeda dengan semua orang yang terlihat bahagia, seorang wanita cantik yang tidak lepas dari tatapan semua orang baik pria maupun wanita tengah duduk dengan kepala tertunduk di meja mewah yang memang tersedia di sana.

Dia terlihat lesu dan sedih di tengah-tengah pesta itu, saat mengetahui jika seseorang yang selama ini ia nantikan ternyata tidak datang. Suasana hatinya benar-benar sangat buruk sekarang, bisa dikatakan jika ini adalah hari yang paling mengecewakan dalam hidupnya.

"Diana." Seorang wanita paruh baya yang begitu cantik duduk di samping Diana. Dia merangkul pundak anaknya menyalurkan ketenangan.

"Ibunda." Gumam Diana dengan tatapan sedihnya yang kentara.

Ratu Amber tersenyum tipis menatap anaknya itu,
"Kamu masih merasa sedih karena dia tidak datang?" Tanyanya lembut.

Diana menghela nafas berat dan mengangguk pelan.
"Ya begitulah, ibunda."

"Tidak apa-apa Diana. Sebentar lagi akan ada acara pesta ulang tahun putra mahkota kerajaan Emerald. Kita akan datang dan kamu akan bisa bertemu dengannya nanti." Ucap Amber mencoba menenangkan anaknya yang sedari tadi terlihat sedih dan pemurung. Berbeda sekali dengan tabiat anaknya yang biasanya.

Mata Diana seketika berbinar,
"Astaga, aku melupakannya." Ucapnya yang dihadiahi kekehan anggun dari Amber.

Amber mengusap sayang surai putrinya.
"Sudah tidak sedih lagi?"

Nyonya Duchess [END]Where stories live. Discover now