1 (Revisi)

341K 27.4K 4.5K
                                    

💜Happy Reading💜

•••••••••

Menatap langit yang nampak biru cerah secerah senyuman bapak Soekarno di lembaran kertas mistis berwarna merah.

"Ini pertanda nih pasti, gue pasti bakalan ketemu jodoh gue hari ini." Monolog seorang gadis yang tengah tersenyum lebar dengan kepala mendongak ke atas.

Membenarkan letak tas ranselnya yang seringan kapas dan menatap ke depan dengan mata yang berbinar akan semangat anak sekolah di pagi hari.
"Oke Nurul, busungkan dada Lo yang serata tembok Cina ini! Tersenyum cerah secerah sempak bapak Putin."

"Keluarkan aura kecantikan Lo yang mematikan itu, Nurul. Bersikap elegan. Jan lupa pantat goyang saat jalan." Setelah memberi wejangan pada dirinya sendiri, ia mulai melangkah memasuki gerbang sekolah dengan aduhay.

"HEH KEBO EROPA!! SEPATU LO KETINGGALAN, BEGO!!"

Baru lima langkah dia berjalan tetapi sudah terhenti karena teriakan sangkakala dari kakak perempuannya. Dengan malas dia berbalik badan dan kembali menuju mobil untuk mengambil sepatunya.

"Otak Lo taro mana sih?!" Semprot sang kakak dengan menyodorkan sepatu Nurul.

Menerima uluran sepatunya dengan wajah jengkel,
"Jempol kaki." Ketusnya.
"Ntar jemput gue, ya?"

Zoya, kakaknya itu menggeleng dengan senyuman mengejek.
"Gue ada kumpul-kumpul sama temen gue, jadi Lo jalan kaki aja." Setelah mengatakan itu, Zoya langsung tancap gas meninggalkan pekarangan sekolah.

"Gue punya uang kali, ngapain juga mesti jalan kaki." Mengenakan sepatunya dan memasukkan sandal yang sebelumnya ia kenakan ke dalam tas.

Berjalan di koridor dengan kaki yang mencak-mencak tak bisa diam dan juga pantat yang geal-geol seperti pantat itik. Sepanjang jalan, dia terus bersenandung dan menyapa orang-orang yang dia kenal.

"WOI RUL!! Ntar ada tawuran sama anak sebelah, Lo ikut kagak?"

Nurallisa Rulline, atau biasa di singkat menjadi Nurul. Gadis hiperaktif SMA negeri bangsa, pembawaannya yang ceria, sedikit positif dan banyak negatifnya membuatnya memiliki banyak sekali teman, baik di sekolah maupun luar sekolah. Dari anak paling bandel hingga yang paling teladan, semua mengenalnya.

Nurul menatap seorang jamet sekolahnya yang cukup terkenal,
"Kagak bro, udah tobat gue."

"Yaelah sok-sok an Lo, gue tau ya Lo kemaren masih baku hantam sama si Nopal sampe dia babak belur."

Nurul menempelkan jari telunjuknya di bibir pria itu dengan wajah dramatis.
"Ssstttt, biarlah elu menjadi saksi bisu momen terakhir gue gelud karena hari ini gue bakalan bener-bener tobat. Gue bakalan berubah jadi seorang princess Leonor yang anggunly." Mengusapkan telunjuknya di seragam pria itu dengan tampang sok jijik lalu melenggang pergi.

"Nuruuuull!"

Langkahnya terhenti lagi dan lagi, dia membalikkan badannya menatap Caca, teman sebangku sekaligus sahabatnya dari jaman SD.

"Tugas Lo udah belom?" Tanya Caca dengan wajah kecut.

Nurul berdecak, gemas dengan sahabatnya ini.
"Jangan bilang Lo belom?" Selidiknya dengan mata sok memicing menatap Caca.

"Belom anjir, nih badan Sampek panas dingin ngebayangin nilai C. Atau kalo nggak tangan gue yang jadi tumbal buat nyalin buku paket."

"Ck ck ck, bego banget sih. Udah tau si Bayu orangnya kayak gimana, tetep aja gak ngerjain tugasnya." Omel Nurul yang mendapat decakan sebal dari Caca.

Nyonya Duchess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang