7 (Revisi)

120K 18.4K 985
                                    

💜Happy Reading💜

••••••••••

Suasana hening. Benar-benar hening.

Mata gadis itu menyipit dan mengamati dengan sangat teliti seseorang yang terlihat cantik, anggun, serta elegan yang tengah duduk di sofa seberang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata gadis itu menyipit dan mengamati dengan sangat teliti seseorang yang terlihat cantik, anggun, serta elegan yang tengah duduk di sofa seberang. Tepat di depannya. Sebenarnya bukan kecantikan perempuan itu yang dia perhatikan, namun pakaiannya.

Diliat dari bentuknya, gue yakin tuh baju beratnya melebihi baju perang.- batinnya dengan wajah julid.

"Kau singa Stansia?"

"Kamu naenyaakk?? Kamue butaaakk??"

Eliana mengerutkan keningnya tak mengerti dengan ucapan Elle.
"Panglima Elleza?"

"Nurul dari Bojong gede."

Wanita cantik di depannya terlihat sangat tidak menyukai Elle. Walaupun wanita itu mencoba bersikap biasa dan tetap anggun layaknya seorang putri raja pada umumnya, namun Elle sangat tau dan sangat sadar akan tatapan wanita itu padanya.

"Oh tau nih gue...modelan begini pasti gak jauh-jauh dari cowok." Tebaknya sok tau.

"Apa maksudmu panglima Elleza? Kenapa dari nada bicara mu sangat tidak enak untuk didengar telingaku?" Tanya putri Eliana anggun tapi tak santai.

"Suka sama suami gue kan Lu? Ngaku aja dah. Di wajah mbaknya udah memancarkan aura-aura dicampakkan oleh cogan." Elle menatap Eliana songong, dia merasa bangga saat ini karena bisa mengejek seorang putri raja. Persetan dengan hukuman, itu bisa dipikirkan belakangan. Yang terpenting adalah suaminya yang tampan tak terkira.

"Mohon berbicara dengan bahasa yang lebih bisa saya mengerti, panglima Elleza." Tekan Eliana, tangannya terkepal kuat di balik gaun indahnya.

"Duchess, tolong panggil Duchess." Ralat Elle karena dipanggil dengan sebutan panglima entah mengapa membuatnya merinding karena teringat dengan peperangan beberapa hari lalu.

"Duchess." Terdengar Geraman tak terima dari bibir indah Eliana, tapi wanita itu terlihat mempertahankan senyuman formalnya.

"Ada perlu apa ke sini? Mau minta makan?"

"Duchess, saya tidak tau jika kau setidak sopan ini dan juga sangat kasar." Ucap Eliana merendahkan dan juga tatapannya yang terkesan mengejek pada Elle yang memang masih acak-acakan dan belum mandi.

"Kasar dari mananya? Gaya bicara gue emang begini dari lahir. Lu nya aja yang baperan jadi orang." Cibir Elle membalas tatapan mengejek pada Eliana.

"Saya sangat merasa kasihan pada Duke Arsen karena menikahi wanita seperti mu. Sangat rendahan dan terlihat tidak berpendidikan." Senyum culas tersungging di bibir tipis Putri Eliana.

"Tapi mas Duke nya sendiri tuh yang mau nikah sama gue, dan ya..walaupun gue belum tamat sekolah, gue udah kelas dua SMA. Itu berarti gue udah sekolah sekitar dua belas tahun. Mungkin elo sendiri yang gak berpendidikan."
Tangan Elle terkepal. Sungguh demi apapun dia memang sadar jika tak sebanding dengan Arsen, tapi haruskah wanita sok cantik di depannya ini memperjelas semuanya?  Kan bisa dengan sesi sindir menyindir, tidak seru jika langsung to the poin begini.

Nyonya Duchess [END]Where stories live. Discover now