47

88.2K 18.1K 6.3K
                                    

Happy Reading 💜💜💜

•••••••••

Pria itu makan dengan tenang tanpa menatap seseorang di depannya sama sekali. Auranya terasa dingin tidak bersahabat membuat seorang wanita di depannya itu tidak berkutik, bahkan tak berani mengeluarkan suara sedikitpun.

Keadaan benar-benar hening dengan atmosfer yang kian menipis. Bahkan suara dentingan alat makan pun tak terdengar.

Hingga makanan mereka telah habis menyisakan bumbu steak di piring. Arsen meletakkan pisau dan garpu nya dengan pelan di atas piring lalu meraih serbet putih bersih untuk mengelap ujung bibirnya yang terdapat sisa saus steak daging.

Di pandangnya seseorang di depannya dengan begitu intens. Wanita itu mendongak ikut menatapnya membuat Arsen memasang senyuman tipis.
"Apakah makanannya cocok di lidah, Putri?"

Diana tersenyum dan mengangguk.
"Sangat terasa lezat apalagi jika bersama mu Duke."

Arsen tersenyum, kali ini bukan lagi senyuman tipis tetapi senyuman yang benar-benar tercetak jelas di bibirnya. Diana semakin dibuat melayang karena itu, dia semakin senang karena akan memiliki pria di depannya sepenuhnya. Dia juga semakin percaya diri jika Arsen benar-benar memiliki rasa terhadapnya.

"Duke berniat membunuhku dengan senyuman itu?" Gurau Diana.

"Jika memang bisa seperti itu, maka aku akan terus tersenyum padamu." Balas Arsen yang dianggap candaan oleh Diana membuat wanita itu tertawa ringan dengan tangan yang menutup mulutnya.

"Duke bisa saja menggoda saya."

Arsen tersenyum, namun kali ini senyumannya terlihat berbeda. Dia seakan-akan tersenyum senang melihat seseorang yang bahagia sebelum menjemput kemalangannya.
"Sering-seringlah tertawa seperti itu, Putri. Saya suka melihatnya."

"Benarkah?" Diana terlihat begitu senang bahkan sampai sedikit menggebrak meja.

"A-oh...maaf, aku terlalu senang." Gugupnya begitu menyadari kecerobohannya sendiri.

Beberapa detik hening, Diana meremas jari-jemarinya yang ada di atas pahanya dengan gugup. Dia menunduk dan kemudian mendongak menatap Arsen yang tengah menatapnya dengan senyuman tipis. Pipinya memanas karena itu.
"Emm, Duke.."

"Ya?"

"Bisakah kita tidak berbicara terlalu formal?" Pinta Diana sedikit takut karena ia sadar jika ini tidak begitu sopan.

Sebelah alis Arsen terangkat, tapi kemudian kembali normal dan tersenyum pada Diana yang menatapnya dengan binar kebahagiaan.
"Baiklah. Sesuai apa mau mu, Putri."

Senyuman Diana kembali merekah, dia berdiri dan merapikan gaunnya. Arsen pun ikut berdiri dengan mata yang tak lepas dari pergerakan Diana.

Merasa sudah kembali rapi, Diana melangkah hendak berpindah ke samping meja akan tetapi entah kemalangan apa yang tengah menimpanya hingga betis kaki kanannya terhantuk kaki meja dengan begitu kuat sampai tubuhnya akan limbung jika saja tidak di tahan oleh lengan kekar milik Arsen.

"Asshh...sakit." ringisnya.

Walaupun terasa begitu sakit, Diana sedikit merasa senang karena posisinya saat ini yang bersandar di dada bidang Arsen dengan kedua lengan kekar Arsen yang ada di pinggangnya, menahan tubuhnya agar tidak sampai terjatuh.

Nyonya Duchess [END]Where stories live. Discover now