8 (Revisi)

112K 17.3K 1K
                                    

💜 Happy Reading 💜

••••••••••

"Jika tidak suka dengan gaunnya, maka kau cukup mengatakannya. Kenapa malah kau rusak seperti itu?"

"Bukan di rusak, ini namanya di modifikasi biar lebih trendy. Lagian juga aku gak begitu suka sama gaun panjang. Aku malah lebih suka pake celana." Elle masih berkutat dengan gunting dan gaun di tangannya. Kebetulan dia pernah memiliki cita-cita menjadi desainer, dan dia sudah menciptakan beberapa gaun yang ia koleksi sendiri di rumah.

"Mas, di sini ada mesin jahit nggak?" Elle mendongak menatap Arsen yang tengah santai membaca sebuah dokumen-dokumen di atas ranjang.

Arsen balas menatap Elle yang terlihat menunggu jawabannya.
"Apa itu mesin jahit?"

"Mesin buat jahit lah, namanya juga mesin jahit, masak buat cuci piring."

"Tidak ada."

Elle sedikit tertegun mendengarnya, lalu dia melihat jahitan di gaunnya yang sangat-sangat rapi layaknya menggunakan mesin jahit.
"Lah terus ini siapa yang ngejait?"

"Manusia."

Elle berdecak. Dia bangkit dari duduknya.
"Mau aku buatin kue nggak?"

"Aku tidak suka makanan manis."

Elle berdecih,
"Halah sok cool, terus yang makan kue sepiring kemarin siapa? Tuyul?" Ejeknya.

Arsen membuang muka dan terlihat sekali telinganya yang memerah tanda malu.
"Saat itu aku sangat lapar." Alibinya.

"Bilang aja doyan soalnya enak. Tenang mas akang Duke, istrimu ini jago banget dalam hal masak memasak kok. Kalo mau makan sesuatu tinggal bilang aja, nanti aku buatin khusus buat mas akang Duke tercinta!" Yang tadinya berdiri, kini malah kembali duduk di tepi ranjang dan menatap wajah rupawan Arsen yang terfokus pada tumpukan dokumen.

"Ish! Malah dicuekin!" Sebalnya dengan bibir mengerucut.

Arsen meliriknya sebentar dan kembali menatap dokumen di tangannya.
"Berhenti memasang ekspresi menggelikan seperti itu. Lebih baik kau membantuku mengerjakan tugas ini." Ucapnya tanpa intonasi yang justru malah membuat Elle senyam-senyum sendiri seperti orang gila.

Elle mengambil satu dokumen dan membacanya dengan serius. Alisnya merajut dengan keningnya mengerut samar.
"Duh gak paham masalah beginian." Gumamnya hampir tanpa suara. Dibaca sampai lima kali pun dia tetap tidak paham.

"Mas Duke.."

Arsen mendongak dan menatap Elle dengan pandangan bertanya.

"Mas Duke tuh kerjanya apa sih?"

"Memimpin suatu wilayah." Jawab Arsen singkat dan kembali membaca dokumennya. Tidak berbobot sekali pertanyaan Elle itu.

Elle mengangguk sok mengerti.
"Kayak Bupati gitu ya?"

"Hm."

"Pernah korupsi nggak?"

"Kau ingin aku di penggal?" Sarkas Arsen yang dibalas kekehan oleh Elle.

"Mas Duke tau nggak? Ada di suatu negara yang dimana korupsi tuh udah jadi hal biasa. Pejabat-pejabat negara, atau kalau di sini sebutannya bangsawan, mereka yang korupsi uang rakyat cuma dijatuhi hukuman penjara nggak lebih dari empat bulan, dan itu pun mereka mendapat perlakuan istimewa karena mereka punya uang. Lucu kan?"

Arsen menatap Elle,
"Sampah macam apa yang kau bicarakan? Kalau memang begitu, mereka bukanlah bangsawan, mereka hanya kotoran kerajaan yang perlu di singkirkan. Dimana tempat itu? Aku akan membersihkannya dengan pedangku." Arsen terlihat begitu serius saat mengatakannya dan itu semakin membuat Elle tertawa.

Nyonya Duchess [END]Where stories live. Discover now