51

49.7K 5.9K 397
                                    


Hello🐝

___________

Sebelumnya

"Maaf Yang Mulia, jika berkenan maukah anda meminum beberapa teguk teh bersama saya," ajak Selir Mo pehuh harap.

"Belakangan ini Yang Mulia terlihat sibuk dan tidak terlihat bersantai," ujar Selir Mo lagi.

"Takutnya Permaisuri dan Selir Agung akan mengganggap saya teledor karena tidak memperhatikan dengan baik kesehatan, Yang Mulia Kaisar," sambungnya lagi cepat.

"Bagaimana Yang Mulia?" tanya Selir Mo lagi saat tidak ada satu katapun yang dikeluarkan dari mulut Kaisar Bai.

Ditempatnya sesekali Selir Mo mendokak dan kemudian menunduk dengan ekspresi malu bercampur cemas karena bertemu dengan tatapan menusuk yang dilayangkan Yang Mulia Kaisar.

"Yang Mulia, maaf menyela," tegur Kasim Jo sambil melirik sekilas Selir Mo.

"Ada apa?" tanya Kaisar Bai.

"Tabib meminta anda untuk segera datang kekediaman Selir Agung, ada hal penting yang harus disampaikan," ujar Kasim Jo.

"Kita pergi sekarang," balas Kaisar Bai bergegas menuju kediaman Hena.

Meninggalkan Selir Mo dengan kemarahan yang terlihat jelas diraut wajahnya, saat melihat Kaisar Bai pergi tanpa mengatakan apapun.

"Hahhh!"

"Bahkan Yang Mulia tidak membalas ajakanku sama sekali!"

"Lihat saja, jika Selir Agung Chu tidak mati, akan aku buat dia keluar dari Istana ini," tekad Selir Mo segera keluar dari ruangan Kaisar Bai.

__________

"Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Kaisar Bai tidak sabaran saat melihat keadaan Selir Agung Chu yang penuh dengan darah dibagian bawahnya.

"Yang Mulia," panggil Tabib yang setelah menghela napas kasar.

"Cepat katakan!" bentak Kaisar Bai tidak sabaran.

"Segera selesaikan," pinta Tabib kepada tiga Dayang pembantu perempuan yang sedang membersihkan bekas pendarahan yang terjadi akibat efek racun pada teh yang diminum, Hena.

"Sebelumnya saya sudah menanyakan kenyataan ini terlebih dahulu kepada Tabib lain yang menanganni Selir Agung Chu, dan Selir Agung meminta Tabib untuk menyembunyikannya dari orang-orang. Untuk itu Yang Mulia bisakah kita bicarakan ini disudut sana," ucap Tabib.

"Hm," balas seadanya Kaisar Bai segera berjalan kesudut ruangan dan berdiri didepan jendela yang sedang terbuka.

"Bicaralah," perintah Kaisar Bai pada Tabib yang berada dibelakangnya.

"Setelah menjalani pemeriksaan kondisi beberapa hari ini, dengan berat hati hamba mengatakan bahwa, janin yang berada didalam rahim Selir Agung Chu, tidak bisa diselamatkan," jelas Tabib.

"Ja-janin," ucap lirih Kaisar Bai setelah beberapa saat memproses kata demi kata yang dijelaskan, Tabib.

"Ya, Yang Mulia, janin dalam rahim Selir Agung Chu tidak bisa diselamatkan," ulang Tabib lagi dengan berat hati.

"Jadi karenan racun itu, aku kehilangan calon, anakku!" ucap Kaisar Bai.

"Yang Mulia sulit mengatakan ini, tapi berkat janin yang berada didalam rahim Selir Agung inilah yang membuat nyawa Selir Agung Chu terselamatkan."

"Jelaskan dengan sejelas-jelasnya, Tabib," pinta Kaisar Bai.

"Biao Yunan, adalah jenis racun yang bisa didapatkan dibeberapa toko obat-obatan. Karena racun ini banyak dicari oleh orang-orang tua yang terlalu sering mengonsumsi arak sehingga membuat sakit pada bagian perutnya. Dan juga yiji atau para wanita yang ingin menggugurkan, kandungannya."

Menjadi Selir [Selesai]Where stories live. Discover now