29

84.6K 9.4K 1.3K
                                    

HOLLA😎

_______________________

"Yang Mulia air mandi anda sudah siap," lapor Dayang Su saat berada didekat Hena.

"Hmm," jawab Hena dengan gumaman, karena masih asik mencoret tinta diatas sebuah kertas.

"Akhirnya," lega Hena sambil memegang kedua sisi kertas dan mengangkatnya sedikit keatas.

"Dayang Su kemari," panggil Hena pada Dayang Su. Yang kemudian mempertipis jarak-nya dengan Hena.

"Yang Mulia ini," ucap tertahan Dayang Su saat melihat gambar yang ditunjukan-Hena.

"Ini wilayah Gunung Hanzue dan sekitarnya, hmm sekitar seratus killo meter kearah timur, lima puluh killo meter kearah barat, dua puluh killo meter kearah selatan dan empat puluh kilo meter kearah utara," jelas Hena kepada Dayang Su.

"Ah hamba kurang mengerti Yang Mulia," cicit Dayang Su bingung.

"Sudahla aku akan mandi sekarang, kau tempelkan kertas ini di gulungan yang sudah aku siapkan. Harus rapi! karena ini penting," perintah Hena.

"Baik Yang Mulia," patuh Dayang Su.

"Ah tanggal berapa sekarang?" tanya Hena sesaat melangkah-kan kakinya menuju tempat pemandian.

"dua puluh tiga Yang Mulia," jawab Dayang Su.

"Dua puluh tiga adalah hari bahagia untuk-ku," dramatis Hena sambil menangkupkan kedua tangan di-dadanya.

"Selamat hari bahagia," dramatis-nya lagi sambil mengangkat dan sedikit merentengkan tangan-nya.

"Happy Day," pekik Hena lagi yang kemudian melanjutkan langkahnya menuju pemandian.

"Happy Day."

"Happy Day."

Kata-kata tersebut-pun terus di ucapkan oleh Hena dan baru terhenti saat suara gemercik air mulai terdengar.

"Ha–hapi day," gagap Dayang Su saat mengucapkan kembali kata-kata yang tadi sempat disebutkan Hena.

"Apa itu Hapi Day?"

"Apakah itu kata-kata baru untuk memuji, Dewa?"

***

"Baru beberapa hari aku disini, rasanya aku ingin mati saja," desis Permaisuri Song yang memegang erat perutnya. Saat ini dirinya benar-benar kelaparan.

Bayangkan saja dirinya hanya diberi satu porsi makanan dalam satu hari itupun hanya lima bungkus bakpao nasi isi ikan, membuat Permaisuri Song yang terbiasa memakan daging menjadi sangat tidak selera saat disuguhkan makanan tersebut.

"Ini jatah makanan hari ini," ucap salah satu Dayang kepada Permaisuri Song.

"Apakah tidak ada makanan lain," desis Permaisuri Song saat melihat lima bungkus bakpao tersebut.

"Anda seharusnya sadar lima bungkus bakpao ini sangat mewah untuk porsi makanan dengan status tahanan," cetus Dayang tersebut.

Menjadi Selir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang