04 Jamuan

159K 16.7K 629
                                    

Ga ada yg mau vote hiks..
Ok, I'm fine

______________

"Apakah Yang Mulia Selir Agung belum terjaga dari tidurnya," cetus Dayang Su khawatir.

"Kami sudah sedari tadi mencoba membangunkan Yang Mulia Selir Agung tapi tetap saja Yang Mulia Selir tak kunjung terjaga dari tidurnya," jawab salah satu pelayan.

"Apa Yang Mulia Selir Agung sakit, tidak biasanya Yang Mulia Selir tidur sampai gong ketiga dibunyikan," kekeh salah satu pelayan panik.

(Bunyi gong ketiga = siang)

"Tenanglah jangan sampai membuat para pelayan diluar panik, ini akan memicu reputasi buruk Yang Mulia Selir Agung. Aku akan masuk untuk membangunkannya kalian siapkan air mandi Yang Mulia dan hanfu serta perhiasan yang nanti akan dipakai oleh Yang Mulia Selir," kata Dayang Su memberi perintah.

"Baik." Jawab mereka patuh.

___

Menatap kearah cermin buram didepan-nya dengan ketus Hena berujar. "Apakah aku harus memakai semua tusuk rambut ini."

"Yang Mulia, biasanya saat ada jamuan seperti ini anda selalu memakai perhiasan rambut ini," jawab Dayang Su bingung.

"Lepas semua tusuk rambut ini dan ganti dengan yang sederhana, pasangkan tiga tusuk saja."

"Oh iya lepaskan juga semua kalung ini aku tidak ingin menjadi toko perhiasan berjalan," protes Hena lagi.

"Baik, Yang Mulia Selir Agung."

Setelah selesai mendandani junjungannya, ketiga pelayan tersebut hanya bisa berdecak kagum dalam hati mereka takjub karena dengan penampilan sederhana ini junjungan mereka Selir Agung Chu terlihat elegan dan cantik saat bersamaan.

"Apakah kita bisa pergi sekarang?" tanya Hena kepada para pelayannya.

"Ya, Yang Mulia Selir." jawab mereka kompak.

Sampai didepan gerbang aula honaeraon tempat dilangsungkannya perjamuan, kasim penjaga tersebut dengan keras berteriak.

"Selir Agung Chu memasuki aula."

Setelah terbukanya gerbang dengan langkah malas Hena berjalan menuju tempat duduk yang memang dikhusus- kan, untuk dirinya.

Para menteri dan semua undangan yang mendengar kedatangan Selir Agung Chu pun, memberi salam hormat termasuk beberapa wanita Kaisar yang lain.

Saat sampai pada kursinya dengan sedikit rasa ingin tahu dia melirik ke arah sekitar.

"Acara ini tergolong mewah dekorasi sederhana terlihat elegan sedikit bagus juga selera Permaisuri Song," ucap Hena dalam hati.

Lalu tak lama kemudian terdengar lagi suara kasim yang menyerukan kedatangan.

"Yang Mulia Kaisar, Permaisuri Song, Nenek Agung Kekaisaran Wen dan Ibu Suri Agung Zhou, memasuki aula."

Dengan serentak semua orang memberi salam hormat kepada empat orang, berpengaruh di istana itu.

Setelah ke empat orang tersebut duduk Kaisar Bai dengan penuh wibawa memberikan perintah. "Berdirilah," kepada semua orang yang memberikan salam hormat kepadanya.

Dari jarak dekat ini Hena bisa melihat dengan jelas ketampanan yang terpahat sempurna pada fisual wajah Kaisar muda Bailing wajar saja pemilik tubuh sebelumnya jatuh cinta dengan cepat kepada kaisar ini.

Tidak seperti Bayu, sedikit tampan tapi tetap saja di bandingkan Kaisar ini mereka jelas berbeda wajar bila Kaisar tampan ini memiliki banyak Selir, sedangkan Bayu lelaki tak tau diri itu dengan gaya standar-nya dia berani bermain wanita di belakangnya.

Memikirkan hal ini lagi, membuat raut tidak senang tercetak jelas di wajahnya.

Kaisar yang sekilas melihat raut muka tidak senang Selir Agung Chu hanya menatapnya datar. "Pasti wanita itu sangat tidak senang melihat kedekatan-ku dengan Permaisuri Song. Setelah ini dia akan memaksaku untuk menginap di paviliunnya," pikir Kaisar dalam hatinya.

Sedangkan Permaisuri Song yang juga melihat raut wajah tidak senang Selir Agung Chu hanya bisa tertawa jahat dalam hatinya dia yakin wanita itu saat ini sangat cemburu karena sang Kaisar yang berada dekat dengannya.

Setelah selesainya serangkaian susunan acara formal lainnya, masuklah sekarang pada waktu hiburan beberapa penari pun memasuki aula dan para tamu dibolehkan untuk makan hidangan yang telah disajikan.

Suasana berlangsung hikmat, setelah para penari menampilkan tariannya muncullah beberapa pemain akrobat setelah memberi salam penghormatan kepada keluarga kekaisaran, para akrobat tersebut-pun mulai beratraksi dan membuat perhatian semua orang terfokus pada mereka terutama saat melihat seorang wanita pemain akrobat inti yang sedang menari dengan selendang panjang-nya. Tapi keadaan berubah menceganggkan seketika saat para pemain akrobat tersebut mengucapkan kata pujian untuk Ibu Suri, yang mana kata tersebut dianggap sebagai penghinaan oleh semua orang.

______________
💅

VOTE NYA CANTIK😍

Menjadi Selir [Selesai]Where stories live. Discover now