23

95.2K 10.8K 254
                                    

Buat yang belum vote chapter sebelumnya silahkan di vote ya.

Terimakasih.

_____________

Before Chapter

Mendengar hal ini prajurit tersebut-pun kembali menaiki kudanya dan memberi isyarat untuk berangkat.

Perlahan tapi pasti rombongan Selir Agung Chu-pun meninggalkan Istana.

_____________

"Hei," panggil Hena kepada salah satu laki-laki yang menurut Hena adalah salah satu kepala prajurit didalam rombongannya ini.

"Hei," panggil Hena sekali lagi, jujur saja dia tidak tahu nama kepala prajurit tersebut.

"Hei," panggil Hena lagi dengan sedikit keras, membuat kepala prajurit tersebut menolehkan kepala kearah dirinya.

"Maaf Yang Mulia," ucap kepala prajurit tersebut merasa tidak enak.

"Huh apakah telingamu bermasalah," desis Hena menatap kesal kepala prajurit tersebut.

"Siapa namamu?" tanya Hena lagi kepada kepala prajurit yang memang beriringan disamping kerata kuda dekat dengan jendela kereta kudanya.

"Jinghao Yang Mulia," jawab Kepala prajurit tersebut.

"Jing-jing hao," ucap Hena sedikit ragu.

"Benar Yang Mulia."

"Ah jing, maaf maksudku Kepala Prajurit Hao apakah kita masih jauh dari beberapa desa aku tidak ingin bermalam ditengah hutan," cetus Hena.

"Menjawa Yang Mulia Selir, sebentar lagi kita akan memasuki sebuah desa dan Yang Mulia bisa beristirahat pada salah satu penginapan nanti," jelas Kepala Prajurit Hao.

"Baiklah jika nanti telah sampai dipenginapan, ketuk beberapa kali jendela kereta ini karena aku sedikit ingin bersantai," ungkap Hena lagi langsung menutup jendela keretanya.

"Baik Yang Mulia."

"Mi Gu," panggil Kepala Prajurit Hao pada lelaki dibelakangnya.

"Ya Tuan," jawab Mi Gu.

"Cepat pergi kedesa dan cari penginapan sewa semua kamar, dan ini sebagai tanda jadinya, jika sudah mendapatkannya cepat susul aku," perintah Kepala Prajurit Hao setelah melempar dengan elegan satu kantong koin emas kepada Mi Gu.

"Baik Tuan," jawab patuh Mi Gu yang setelahnya langsung dengan cepat memacu kudanya sesuai dengan apa yang diperintahkan sang Tuan.

***

"Cih andai aku bisa menjadi salah satu wanita Kaisar pasti saat ini aku sedang tertidur nyenyak didalam paviliun mewah yang memang dikhususkan untuk-ku," gerutu Shu Shu sambil terus mencuci baju-baju yang memang menjadi tugasnya.

"Aku benar-benar membenci keadaan ini."

"Andai saja aku terlahir dikeluarga bangsawan mungkin hidup-ku akan sedikit lebih berwarna."

Dan begitulah beberapa gerutuan hidup yang selalu Shu Shu lontarkan saat dia mengerjakan pekerjaan istana dalam keadaan seorang diri tanpa siapapun.

Menjadi Selir [Selesai]Where stories live. Discover now