16

105K 10.3K 130
                                    

👀👄👀

_________________

Before Chapter

"Tapi, aku yakin, Permaisuri akan melakukan terobosan baru kali ini," ungkap Yakin, Wei Lan Yu.

"Maka dari itu, jadilah penonton, kali ini," kelakar Wei Lan Yu, sambil meminum kembali teh-nya.

___________________

"Ah, sial tubuh-ku," desis tertahan Hena, sambil mencoba bangkit dari tidur-nya.

"Dayang Su," panggil Hena sedikit berteriak.

"Yang Mulia," jawab cepat Dayang Su.

"Bantu aku membersihkan diri," perintah Hena, yang merasa sedikit kesulitan.

"Baik, Yang Mulia."

Setelah selesai membersihkan diri dan berpakaian sederhana, dengan pelan Hena-pun melangkah keluar dari ruangan-nya, menuju gazebo yang berada disamping pavilliun milik-nya.

"Apa makanan-ku sudah siap?" tanya Hena, disela perjalanan-nya.

"Sudah Yang Mulia," jawab Dayang Su.

"Makanan itu masih hangat kan," ujar Hena, memastikan. Karena kemarin Hena meminta makanan yang dihidangkan pagi ini harus masih dalam keadaan hangat.

"Iya, Yang Mulia hamba sendiri sudah memastikan-nya," jawab Dayang Su, lagi.

Setelah menyelesaikan sarapan pagi-nya dengan hikmat, Hena-pun meminta beberapa Dayang, untuk membawa alat lukis-nya entahla saat ini dirinya sangat ingin melukis beberapa bunga yang terlihat mekar pada halaman kediaman-nya.

Dibelakang-nya Dayang Su sedikit terkejut saat seseorang memanggil nama-nya.

"Nyonya, kepala Dayang," ujar salah seorang Dayang.

"Ada apa?" tanya Dayang Su.

Melirik keadaan sekitar dengan pelan Dayang tersebut mendekatkan sedikit kepala-nya dengan telinga Dayang Su. Seakan ingin berbisik.

Menutupi mulut-nya dengan salah satu tangan, dengan pelan Dayang tersebut mengucapkan sesuatu hal, yang mana sedikit membuat Dayang Su terkejut.

"Benarkah?" tanya Dayang Su, sekan tidak percaya setelah mendengar-nya.

"Benar, Nyonya Kepala," balas Dayang itu, lagi.

"Dimana dia sekarang apa kau membawa-nya ketempat yang aman?" tanya Dayang Su, lagi memastikan.

"Hamba membawanya ketempat yang aman, Nyonya," jawab Dayang, itu lagi.

"Tunggulah disini aku akan memberitahukan hal ini kepada Yang Mulia Selir Agung," pinta Dayang Su, yang setelahnya berjalan menuju, Hena.

"Yang Mulia," panggil Dayang Su yang seketika menghentikan pergerakan kuas Hena, diatas canvas lukisan-nya.

"Ada apa?" tanya Hena, yang setelah itu mengerrakan kembali kuas-nya.

"Tentang surat itu," cetus pelan Dayang Su, yang membuat Hena meletakkan dengan cepat kuas-nya.

"Majulah sedikit," perintah Hena.

Memajukan sedikit tubuhnya lalu membisikan hal yang di sampaikan oleh Dayang sebelumnya.

Mendengar hal ini, dengan cepat Hena bangkit dari duduk-nya dan berjalan keluar dari gazebo.

"Tunjukkan jalan," perintah Hena kepada Dayang Su.

"Mari, Yang Mulia."

"Kau, ikut dengan-ku sisanya tinggallah dikediaman," perintah Hena, lagi.

Menjadi Selir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang