[50]

129K 12.7K 1.8K
                                    

Gilssss .. udah diujung part tapi banyak yg gk pernah voment sekalipun. Parah sih!

Happy reading!

Kenard memandang Catrionna dengan tatapan sendu kala wanita itu sedang memuntahkan cairan bening di wastafel kamar mandi. Segera saja laki-laki itu memposisikan dirinya di belakang tubuh istrinya. Tangan kirinya meraup rambut panjang Catrionna dalam genggaman, sedangkan sang tangan kanan mengambang di udara, kebingungan. Hal itu tampak jelas di bola matanya yang bergerak gelisah.

Catrionna yang menyaksikan semua itu melalui cermin mendengus geli. Selepas membasuh mulutnya, wanita itu membalikan tubuhnya lalu mengulurkan kedua tangannya. Seakan paham, Kenard kontan membopong tubuh istrinya dan membawanya ke ranjang mereka.

"Ingin berbaring?" Kenard bertanya pada Catrionna yang tengah menyandarkan badannya di kepala ranjang. Kedua matanya terpejam, tetapi Kenard tahu bahwa ia tidak tidur. "Cat?" panggilnya lagi.

Catrionna menggeleng. Wanita itu lantas memeluk Kenard yang sejak tadi duduk di sampingnya. Matanya beberapa kali mengerjap, terlihat menahan kantuk. Padahal wanita itu baru saja bangun dua jam yang lalu. Semenjak hamil Catrionna memang banyak tidur dan cenderung malas-malasan.

Kenard mengusap punggung istrinya pelan agar segera terlelap. Jujur saja, akhir-akhir ini ia tidak bisa mengerjakan tugas-tugasnya karena rengekan Catrionna. Wanita itu tidak bisa ditinggal barang sedikit pun, selalu ingin menempel padanya.

Laki-laki itu lantas bersenandung dengan kaku, seakan telah terbiasa saat Catrionna telah menempel padanya, tanda ingin tertidur. Kenard tidak tahu jika membuat wanita hamil akan berdampak besar seperti ini. Sepertinya bocah dalam perut Catrionna sudah bisa berulah.

Catrionna menarik lengan Kenard saat laki-laki itu baru saja membaringkannya. Kepalanya menggeleng lemah. Mencegah kepergian suaminya itu.

"Aku harus pergi," ujar Kenard dengan sabar. Kemarin malam utusan dari Pangeran Albern datang untuk memberitahunya akan keberadaan Leo. Rencana sudah tersusun dengan matang dan Kenard selaku jenderal kerajaan tidak mau mengacaukannya. Malam ini, mau tidak mau ia harus pergi untuk menangkap bajingan itu.

Saat mendapati Catrionna yang mengerucutkan bibirnya, Kenard menghela nafas panjang lalu memutuskan membaringkan tubuhnya. Merengkuh istrinya dengan lembut. Laki-laki itu terpaksa bersenandung lagi untuk membuat Catrionna segera tertidur.

"Aku akan segera kembali," bisik Kenard saat melepaskan pelukannya. Dengan sangat hati-hati, laki-laki itu bergerak menuruni ranjang.

Sebelum keluar dari kamar, Kenard lebih dulu menarik selimut hingga menutupi dada Catrionna lalu menyempatkan mengecup keningnya. Kegiatan ini sudah mulai terbiasa karena paksaan wanita itu.

"Lina, tolong jaga Catrionna, aku akan pergi sebentar." Kenard berpesan saat tidak sengaja berpapasan dengan Lina yang telah berada di luar pintu kamarnya.

Lina tersenyum tipis lalu mengangguk patuh. "Baik, Tuan."

Kenard mengerutkan kening seketika. Ia sedikit terhenyak karena tidak pernah mendapati Lina tersenyum. Wanita itu lebih sering menundukkan kepalanya saat berbicara dengannya. Laki-laki itu kontan menggelengkan kepalanya, masih banyak hal yang perlu ia pikirkan. Menengok sekali lagi pada Catrionna dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, Kenard lantas berjalan menjauh dengan tekad kuat. Ekspedisi malam ini harus berhasil.

Sesampainya di depan gerbang, pengawal barunya yang bernama Grayson telah menunggunya. Laki-laki itu bahkan telah menyiapkan dua kuda sebagai sarana transportasi yang paling memungkinkan mencapai tempat tujuan dengan jangka waktu lebih cepat.

Ken & Cat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang