[27]

108K 12.5K 63
                                    

Happy reading!


Kenard tidak tahu bahwa melihat tubuh Catrionna yang bersimbah luka mampu membuat hatinya berdenyut nyeri.

Saat anak panah itu melesat cepat ke arah istrinya, Kenard bisa merasakan deguban jantungnya berdetak begitu kencang hingga terasa sakit. Saat itu, satu-satunya harapan yang ia panjatkan adalah Catrionna masih bisa selamat. Ia tidak bodoh, sekali lihat saja ia tahu bahwa ujung anak panah itu mengandung racun.

Beruntung, Catrionna memiliki refleks yang terbilang bagus hingga ia sempat menggerakan kuda-walaupun dengan asal-asalan- membuat anak panah itu menancap di tubuh sang kuda. Meski begitu, Catrionna tidak sempat melompat turun dan berakhir terjatuh dengan keras karena kuda yang menjadi tumpuannya tiba-tiba mengangkat kedua kaki depannya sebelum akhirnya tergelepar tak berdaya.

Mendapati Catrionna yang tidak sadarkan diri dengan luka-luka yang telah mengalirkan darah membuat Kenard kalang kabut. Segera saja ia membopong tubuh istrinya dengan langkah tergesa-gesa menuju ke rumah pemilik penyewaan kuda. Dengan suara tercekat, ia berusaha tetap tenang dan segera meminta bantuan sementara untuk istrinya.

Tiga jam telah berlalu dari peristiwa menegangkan itu, tetapi Catrionna belum juga sadarkan diri. Kepala, tangan bagian siku dan lututnya telah terperban. Mata kakinya pun tampak memar dan kemungkinan besar akan menimbulkan rasa nyeri jika digunakan untuk berjalan.

Kenard menghela nafas frustrasi. Meski begitu, ia sedikit merasa lega karena Catrionna tidak tertimpa badan kuda yang ia tunggangi.

Kenard kembali mengusap lembut pucuk kepala Catrionna, hal yang sejak tadi ia lakukan. Gerak tangannya begitu hati-hati agar tidak menjangkau luka yang berada di kening wanita itu.

"Cat, sadarlah.." bisiknya pelan saat ia mendekatkan wajahnya ke telinga istrinya itu. Ia kembali menegakkan tubuhnya lalu kembali mengusap kepala istrinya pelan.

"Eughh.."

Kenard terkesiap hingga bola matanya melebar, "Cat, kau sadar?" tanyanya dengan segaris senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Ken.."

Laki-laki itu menganggukkan kepalanya, "Iya, ini aku. Aku ada di sini, Cat.."

"Aku ingin minum," lirih Catrionna dengan ringisan yang keluar dari mulutnya.

"Ah.. ya, minum, kau butuh minum," Kenard terlihat gelagapan, "sebentar, kau jangan bergerak dulu," ujar Kenard sedikit heboh.

Catrionna yang melihat tingkah lucu Kenard spontan terkekeh, tetapi kemudian ia kembali meringis karena rasa nyeri kini tengah mengepung hampir di sekujur badannya.

Kenard membantu Catrionna menegakkan kepalanya sedikit dengan lengannya, lalu mengarahkan gelas berisis air putih itu ke mulut istrinya.

"Kita di mana?" tanya Catrionna saat mendapati dirinya terbaring di sebuah kamar yang terlihat asking di matanya.

"Kita ada di rumah penyewa kuda."

Tubuh Catrionna menengang, ingatannya membawanya kembali pada kejadian mengenaskan beberapa saat lalu, "Aku ingin pulang ke penginapan. Tidak mau di sini," bisiknya dengan suara bergetar.

"Iya, kita akan pulang sekarang."

Kenard beranjak keluar ruangan mencari memanggil Leo untuk segera menyiapkan kereta kuda mereka. Setelah kereta kuda telah bertengger di depan rumah pemilik penyewaan kuda, Kenard kembali memasuki kamar di mana Catrionna berada.

"Ini akan sedikit sakit, bertahanlah," ujar Kenard saat ia membopong tubuh Catrionna dan mendekapnya dengan hati-hati.

"Tuan Philips, terima kasih karena telah membantuku menolong istriku."

Tuan Philips menganggukan kepala seraya tersenyum menenangkan, "Sama-sama Tuan Jenderal. Semoga Nyonya Catrionna bisa segera sembuh."

"Terima kasih. Setelah saya dan rombongan saya kembali ke rumah, saya akan mengirimkan utusan untuk kembali ke sini dan mengirimkan sesuatu kepada anda."

Tuan Phillips sontak membelakkan matanya lalu menggeleng dengan sungkan, "Anda tidak perlu repot-repot, Tuan Jenderal."

"Tidak apa-apa."

Menghela nafas pelan, Tuan Phillips akhirnya menganggukan kepalanya mengalah, "Baiklah, Tuan Jenderal."

"Saya pamit."

Setelah mendapat anggukan dari Tuan Phillips, Kenard lalu melanjutkan langkahnya ke arah kereta kuda yang telah siap.

Kenard duduk dengan Catrionna berada di pangkuannya. Tangannya dengan sigap meluruskan kaki wanita itu dan meletakkannya dengan benar. Setelah memastikan posisi yang nyaman untuk istrinya, Kenard menyandarkan tubuhnya ke sandaran.

Menyadari tatapan aneh yang terus memantaunya, Kenard akhirnya menyerah dan menundukkan kepalanya, "Ada apa?"

Catrionna mendengus, "Meski kalimatmu berbunyi terima kasih, tetapi nadanya tetap terdengar datar."

"Kau istrirahat saja, Cat."

"Aku baru saja bangun, Ken."

"Kalau begitu pejamkan saja matamu."

"Aku tidak mengantuk, Ken."

"Kalau begitu tutup mulutmu saja."

Catrionna terkekeh pelan, "Baiklah, tetapi aku bisa duduk sendiri, Ken. Tidak perlu sampai duduk di pangkuanmu."

"Diam, Cat.."

Catrionna tersenyum tipis lalu dengan perlahan kembali menyandarkan kepalanya ke dada bidang Kenard.

Sesampainya mereka di penginapan, langit telah menggelap dan berhias taburan bintang. Angin malam berhembus lebih kencang dan suhu udara terasa lebih dingin dari pada di kota.

Kenard membaringkan Catrionna dengan hati-hati di ranjang penginapan mereka.

"Aku ingin mandi, Ken.."

"Baiklah, aku akan meminta Lina mengelap tubuhmu dan menyuapimu makanan."

"Kau akan pergi?" tanya Catrionna sambil mencekal lengan Kenard yang ingin beranjak dari tepi ranjang.

"Aku memang harus pergi, Cat.." balas Kenard dengan sedikit geraman dan tatapan mata menggelap.

"Bagaimana kalau mereka kembali ke sini dan mengincarku?" Nada suara Catrionna sudah bergetar.

Kenard menghembuskan nafas panjang, "Cat.. dengarkan aku. Leo dan beberapa pengawal akan berjaga di depan pintu dan Lina akan menemanimu di sini. Aku pastikan kau akan aman sampai aku kembali."

"Tapi.."

"Catrionna.. aku tetap harus pergi dan menghadiri undangan rahasia itu. Sekaligus.." Kenard mengepalkan kedua tangannya erat, "memastikan bahwa mereka bukanlah dalang dari apa yang telah menimpamu."

Tbc.

Tuan Jenderal Yang Terhormat sudah kebakaran jenggot.. Wkwk

Besok ngamuk, tuh..

Ken & Cat (END)Where stories live. Discover now