[36]

88.2K 10.5K 406
                                    

Happy reading!

"Hufftt.."

"Hufftt.."

"Huf---"

Kenard menoleh dengan ekspresi jengah. Menatap Catrionna yang beberapa kali menghela nafasnya dengan kasar. "Ada apa?"

"Hufftt.."

"Cat," tegur Kenard.

"Hufftt.."

Kenard terdiam, tetapi sorot matanya memandang Catrionna dengan tajam.

"Kueku keasinan lagi. Apa aku memang sepayah itu, Ken?" tanya Catrionna dengan wajah memelas. Wanita itu memang sengaja membuat Kenard kesal terlebih dahulu. Salahkan saja laki-laki itu yang dengan santai mengabaikannya meski ia telah duduk di sampingnya selama dua puluh menit.

Saat ini mereka berdua tengah duduk di gazebo dekat kolam ikan Kenard. Awalnya Kenard ingin menyendiri, memikirkan hasil pertemuan dengan Pangeran Albern dan para petinggi perbatasan utara. Tetapi tidak berselang lama, Catrionna muncul dengan raut lesu dari arah dapur. Tanpa bertanya pun, Kenard sudah tahu kalau kue buatan Catrionna gagal kembali.

"Hhhuuufffttt..." Hembusan nafas Catrionna semakin menjadi-jadi.

Mengalah, Kenard berdiri dari duduknya lalu bersimpuh di depan Catrionna dengan sebelah kakinya. Laki-laki itu memajukan wajahnya dan memiringkannya sedikit demi melihat wajah istrinya yang tengah menundukkan kepala. Setelah menggenggam kedua tangan Catrionna, ia memandang istrinya dalam, "Ingin mendengar pendapatku?"

"Cat.." panggilnya lagi.

Catrionna mengangguk patuh.

"Secara tekstur, kue buatanmu sudah bagus. Sedangkan untuk rasa.. memang sangat asin," mulai Kenard dengan nada sepelan mungkin. "Kau memakai garam berapa sendok?" tanya Kenard hati-hati.

"Hm.." gumam Catrionna dengan mata mengerjap pelan. "Sepuluh---"

Bola mata Kenard sedikit melebar, "Sepuluh!?"

"Atau dua belas?" lanjut Catrionna dengan raut berpikir.

Kenard ternganga mendengar pengakuan Catrionna. Sebenarnya apa yang berada di dalam otak istrinya?

"Dengar.. aku sama sekali tidak ingin menyurutkan semangatmu untuk belajar membuat kue. Tetapi ada baiknya kau belajar dulu dengan Andreas."

Manik mata Catrionna memandang Kenard dengan memicing, "Kau meremehkanku?"

Kenard menghela napfas panjang, "Bukan seperti itu, Cat. Jika kita memang tidak bisa, tidak ada salahnya meminta bantuan orang lain. Aku akan meminta Andreas mengajarimu pelan-pelan sampai kau bisa. Mengerti, Catrionna?"

"Aku mengerti," lirih Catrionna dengan anggukan kepala.

"Bagus," seru Kenard dengan tangan menepuk pucuk kepala istrinya pelan. Kenard berdiri dari posisinya lalu mengulurkan tangannya ke depan Catrionna.

"Apa?" tanya Catrionna tak mengerti.

"Kita harus bersiap-siap," ujar Kenard dengan menggoyangkan tangannya yang terulur. "Malam ini adalah tahapan terakhir dari penyeleksian calon Putri Mahkota. Kita harus menghadirinya."

"Bagaimana kalau Putri Celine berhasil terpilih?" tanya Catrionna setelah menerima uluran tangan Kenard.

Putri Celine memang menjadi salah satu kandidat terpilih untuk mengikuti penyeleksian calon Putri Mahkota. Termasuk Putri Keynes, dan juga Putri Inessa.

"Memangnya kenapa?" tanya Kenard acuh.

Catrionna memandang Kenard tak percaya, "Kalau sampai ia terpilih, bagaimana nasib Pangeran Albern?"

Ken & Cat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang