[42]

93K 10.9K 297
                                    

Tengkyu buat vote dan komennya..
Maap yak updatenya lama, lagi gak mood nulis dari kemaren 😌 penyakit emang, hheeh!

Happy reading!

Keheningan telah menyelimuti markas militer kerajaan sejak beberapa saat lalu. Para prajurit terlihat terburu-buru menundukkan kepala saat matanya tidak sengaja bertatapan dengan sorot dingin milik Kenard. Tidak ada yang benar-benar berani angkat bicara jika tidak ditujuk langsung untuk mengutarakan pendapatnya. Kemarahan sang jenderal kerajaan akibat insiden di acara perburuan terlihat begitu nyata. Apalagi korban dari kejadian itu adalah istri sang jenderal, keluarga satu-satunya.

Kehadiran Pangeran Albern selaku keluarga kerajaan sekaligus penetral suasana ternyata tidak begitu berpengaruh. Ekspresi kemurkaan yang tersirat di wajah Kenard Gilson hingga memunculkan urat-urat di wajahnya sukses membuat sebagian besar prajurit bergidik ngeri.

Pangeran Albern menghela nafas panjang melihat situasi yang semakin menegang sejak Kenard mengutarakan kekecewaannya. Bukan semata-mata karena peristiwa itu menargetkan Catrionna, tetapi lebih kepada ketidaksigapan pasukan yang telah ia beri amanah untuk selalu berjaga-jaga di lokasi perkemahan.

Selain itu, keputusan Kenard untuk membawa pasukan dalam jumlah besar demi kelancaran dan keamanan selama acara ternyata tidak dapat terealisasi. Hanya satu orang, dan mereka semua berhasil dikelabui. Hal itu berhasil membuat Kenard Gilson, selaku jenderal militer merasa harga dirinya telah diinjak-injak. Siapapun itu, Kenard berjanji akan mengejarnya ke mana pun dan memberi hukuman yang setimpal.

"Dengan jumlah pasukan sebanyak itu, dan pemeriksaan identitas yang jelas juga ketat, bagaimana kalian masih bisa dikelabui?" desis Kenard lagi.

Hening.

Para prajurit kontan semakin terdiam dan hanya bisa melirik takut-takut. Meski Kenard bukan tipe pemimpin yang akan meledak-ledak jika sedang memuntahkan kemarahannya, tetapi tidak berarti itu lebih baik. Karena setelahnya ia pasti akan meningkatkan pelatihan hingga membuat mereka ingin menjerit frustasi.

"Bagaimana perkembangan kasusnya?" tanya Pangeran Albern sengaja menyela.

"Kami sudah mengirim pasukan untuk menyusul Tuan Leonard dalam melakukan pengejaran pada pelaku, Yang Mulia," jelas Tuan Gerald, selaku ketua pasukan yang Kenard tugaskan menjaga keamanan di lapangan perburuan.

"Berapa?" tanya Kenard tiba-tiba. Intonasi suaranya yang begitu dalam dan sedikit geraman mampu membuat nyali Tuan Gerald menciut.

"Lima puluh orang, Jenderal."

Kenard memejamkan matanya dengan kedua tangan mengepal erat. Menghela nafas berat dan kembali membuka matanya dengan sorot lebih tajam, "Ulangi.." desisnya.

Tuan Gerald meneguk salivanya susah payah. Keringat dingin mulai bermunculan di wajahnya. Dengan suara sedikit bergetar, ia kembali mengulangi jawabannya, "Lima pulung orang, Jenderal.."

"Lima puluh?" tanya Kenard lagi. Wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan. "Kau bilang lima puluh? Kirim pasukan lima ratus orang. Dia.. harus segera tertangkap!"

"Tetapi Tuan.."

Kenard mendengus, "Kalian pikir membiarkan dia berkeliaran akan membuat kita semua aman? Dia bisa saja menargetkan siapapun, bahkan keluarga kerajaan." Kenard mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, "Kalau sudah terjadi, apa kalian mau bertanggung jawab?"

"Aku setuju dengan Kenard," imbuh Pangeran Albern. Meski ia tidak begitu menyukai anggota kerajaan lainnya, tetapi tersisa sendiri di lingkungan kerajaan yang keras tidak termasuk dalam agendanya.

"Putra Mahkota akan memasuki ruangan.." seru salah satu penjaga.

Suasana masih belum mencair, tetapi seruan dari penjaga di luar ruangan semakin memperkeruh keadaan. Seketika bisik-bisik dari kalangan prajurit semakin riuh. Mereka seakaan lupa akan Kenard yang masih mematrikan tatapannya dengan kelat ke seluruh penjuru ruangan.

Ken & Cat (END)Where stories live. Discover now