[24]

121K 13.1K 150
                                    

Happy reading!

Saat ini Kenard dan Catrionna tengah berada di dalam kereta kuda menuju ke perbatasan utara. Meski Kenard tetap bersikeras bahwa mereka memang akan berlibur dan bersenang-senang, tetapi bagi Catrionna, mereka berdua tidak lebih hanya sedang mengantarkan nyawa saja.

Bagaimana tidak? Perbatasan utara sampai saat ini masih sangat bergejolak. Kondisi wilayahnya tengah carut-marut akibat banyaknya fraksi yang saling bersitegang. Masing-masing membela tuannya sendiri-sendiri.

Menurut cerita yang beredar luas di masyarakat, setidaknya terdapat tiga fraksi yang sedang gencar-gencarnya bergerak, baik secara terang-terangan atau memilih bergerilya. Fraksi pertama terdiri dari orang-orang yang mendukung penuh pemerintahan dengan keluarga kerajaan sebagai ujung tombaknya. Fraksi kedua adalah kumpulan orang-orang yang menentang pemerintah akibat kebijakan-kebijakan yang dianggap merugikan dengan melakukan apapun yang dianggap berdampak buruk pada citra pemerintahan. Banyak persoalan-persoalan yang melatar belakanginya, terutama soal ekspoitasi sumber daya untuk kekayaan anggota keluarga kerajaan. Fraksi ketiga dihuni oleh orang-orang yang memilih bersikap netral. Mereka tidak mendukung pemerintah, tetapi juga tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada perusuhan atau pemberontakan. Meskipun begitu, mereka bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Situasi dapat berubah sewaktu-waktu, dan akan ada saatnya mereka harus memilih, entah bergabung dengan pihak pendukung atau oposisi.

Sejak awal perjalanan, Catrionna tidak henti-hentinya mencerca Kenard dengan pertanyaan-pertanyaan seputar keselamatan nyawa mereka.

"Bisakah kita batalkan saja?" tanya Catrionna dengan raut wajah memelas.

Hening.

"Bagaimana kalau kita berakhir menjadi mayat?"

Kenard tampak menghela nafas lelah. Terhitung sudah puluhan kali Catrionna mengeluarkan pertanyaan yang sebenarnya bermakna sama.

"Manusia memang akan berakhir menjadi mayat, Cat," balas Kenard malas.

"Ayo kita mengulurnya!"

"Mengulur apa?"

"Menjadi mayat. Aku belum bersiap-siap."

Kenard mendengus geli, "Memangnya kau ingin menyiapkan apa?"

Hening lagi.

"Tetapi di sana berbahaya, Ken," rengek Catrionna, masih berusaha membujuk suaminya itu.

"Memang."

Catrionna melebarkan matanya, terkejut karena Kenard membenarkan pertanyaannya, "Maka dari itu, kita tidak seharusnya pergi ke sana."

"Siapa yang ingin pergi berlibur?"

Dengan mata mengerjap beberapa kali, Catrionna menunjuk dirinya sendiri, "Aku," ujar Catrionna dengan polos yang hanya ditanggapi Kenard dengan anggukan.

Saat melihat Catrionna akan memberikan pertanyaan lainnya, Kenard segera menyela, "Padang sabana tempat kuda-kuda liar hidup hanya ada di sana. Percaya saja padaku, kita akan baik-baik saja," terang Kenard dengan menatap manik mata istrinya lekat.

Menghela nafas panjang, Catrionna akhirnya menyerah lalu menganggukkan kepalanya.

"Tidurlah, aku akan membangunkanmu nanti."

Catrionna kembali mengangguk lalu merebahkan kepalanya di pundak Kenard. Tidak hanya itu, ia juga menarik lengan Kenard untuk memeluknya. Meski masih memasang wajah datarnya, Kenard tidak berniat protes. Ia justru membenarkan posisi Catrionna agar semakin merasa nyaman.

Setelah memastikan Catrionna tertidur, Kenard kembali memfokuskan tatapannya keluar, melihat dari balik jendela kereta yang sedikit bercelah. Karena memilih melewati jalan pintas, pemandangan yang tampak di matanya hanya pohon-pohon besar dan menjulang tinggi juga semak-semak yang mengelilinginya.

Ken & Cat (END)Where stories live. Discover now