[28]

111K 11.8K 203
                                    

Happy reading!

Kenard memandangi sebuah bangunan yang terletak sedikit menjorog dari kediaman-kediaman warga. Matanya menajam dengan pandangan menyeluruh, mengamati keadaan sekeliling bangunan itu. Setelah memastikan keamanannya, Kenard melanjutkan langkah kakinya memasuki bangunan itu.

Seseorang yang berjaga di depan pintu dengan sigap langsung membukakan pintu untuk Kenard. Dari balik pintu yang terbuka lebar Kenard dapat melihat sekumpulan orang-orang bangsawan yang tinggal di perbatasan utara tengah duduk dengan tatanan bangku berbentuk huruf u. Kenard juga tahu bahwa dari sekumpulan itu terdapat ketiga fraksi yang mempunyai kepentingan masing-masing. Hal itu jelas terlihat dari ketegangan yang menguar di dalam ruangan sebelum kedatangan Kenard. Bahkan meski kini sang jenderal telah berada di tengah-tengah mereka, ketegangan itu masih sangat terasa.

Tiga orang dari sekian banyak yang berada di ruangan itu berdiri untuk menyambut kedatangan Kenard, tentunya dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda.

"Tuan Kenard, selamat datang kembali.." salam dari seorang laki-laki paruh baya yang duduk di sebelah kanan dengan senyum miringnya.

Kenard terang-terangan menyunggingkan senyum sinisnya, lengkap dengan tatapan meremehkan, "Basa-basi yang menyenangkan, Tuan Bernard."

Tuan Bernard tertawa renyah, "Terima kasih, Tuan Kenard."

"Kau telat selama sepuluh menit, Tuan Jenderal. Sepertinya kau terlalu menikmati hidupmu," sapa laki-laki dengan jenggot panjang yang telah memutih itu dengan nada datar khasnya. Karena ia duduk di tengah-tengah memudahkannya untuk mengamati ekspresi Kenard yang kembali datar, seperti biasanya.

"Terima kasih atas pujianmu, Tuan Baron."

Tuan Baron hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku Kenard yang tidak terlalu memusingkan kalimat sindirannya.

"Tuan Kenard, terima kasih karena anda menyanggupi undangan dari kami. Silahkan duduk, kursi anda sudah kami persiapkan dengan baik," ujar pria paruh baya yang duduk di sebelah kiri, Tuan Gate. Jari tangannya yang telah mengeriput menunjuk bangku yang berada di paling depan sendiri.

Kenard mendengus kasar. Posisi bangku yang tengah dipersiapkan untuknya terasa sangat menonjol. Ia bahkan merasa bahwa kini dirinya adalah seorang terdakwa yang akan segera diadili. Tetapi itu tidak akan menyurutkan nyalinya karena kini kakinya dengan tegas mendekati bangku itu dan mendudukinya. Dari tempatnya duduk, semua wajah para tetua perbatasan utara itu nampak jelas di pandangan matanya.

"Anda tidak perlu memasang wajah resah seperti itu, Tuan Kenard. Kami tidak sedang mengadili anda," kekeh Tuan Bernard memecah keheningan yang tercipta beberapa saat. Tidak perlu heran mengapa laki-laki paruh baya itu banyak bicara, Tuan Bernard adalah salah satu pemimpin fraksi yang ada di perbatasan utara, fraksi pendukung pemerintahan dan keluarga kerajaan tentunya.

"Kau terlalu banyak bicara jika dilihat dari umurmu, Tuan Bernard," ujar Kenard dengan tatapan merendahkan.

Tatapan Tuan Bernard semakin menyalang saat mendengar nada bicara Kenard terdengar begitu merendahkannya, "Untuk ukuran umurmu yang masih sangat muda, seharusnya kau bisa menjaga ucapanmu, Tuan Kenard," desisnya tajam.

Kenard hanya menghendikkan bahunya acuh. Ia sama sekali tidak mengindahkan gertakan Tuan Bernard. Tidak penting.

"Bagaimana kabarmu, Tuan Kenard?" tanya Tuan Baron, sengaja menyela perbincangan mereka berdua yang terlihat semakin memanas.

"Kau pandai berbasa-basi, Tuan Baron, kabarku baik, tentu saja," balas Kenard dengan tatapan jengah. Tuan Baron, sang pemimpin fraksi oposisi memang senang membicarakan sesuatu yang tidak penting.

Ken & Cat (END)Where stories live. Discover now