🚫 ATENTION! KONTEN 15+, MENGANDUNG KEKERASAN,BAPER,HALU TINGKAT TINGGI DAN KATA-KATA KASAR! BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN‼️ "Lepasin gue Ren!" "Gue gak akan ngelepasin lo, sebelum lo turun dari situ She!" Shea menghapus air matanya kasar, "Buat apa lo peduli sama gue?!" "Buat apa lo mau bunuh diri, hah?! Dengan lo bunuh diri masalah lo bisa selesai gitu aja?" "Se enggaknya gue bisa bebas dari manusia-manusia disini," jawab Shea keras. *** Samantha menatap kagum pemandangan di depannya. Air Mancur, taman bermain dan kilauan lampu berwarna warni. "Lo beneran bisa magic?" Marcel menggidikkan bahunya acuh. "Ajarin gue donk. Gue pengen bisa punya kekuatan kayak lo," mohon Samantha. Terbit senyum tipis di wajah dingin Marcel, "Kalau lo punya magic, gue gak punya alasan lagi buat ngajak lo jalan." *** "Sya, lo bisa gitu sahabatan sampe segitu nya sama Nano?" Keisya mengernyit, "Kenapa gak bisa?" Shea mendekat, "Nih ya gue kasih tahu. Cewe mau sahabatan sama cowo kalau dia gak punya perasaan. Tapi cowo mau sahabatan sama cewe kalau dia punya perasaan sama cewe itu. Berlaku di lo sama Nano." "Bisa aja sih kalau mau sahabatan," keduanya menatap Samantha penasaran, "Kalau si Nano Gay." "Lo mau mati?" sarkas Kaisya kesal.