Duda Lovers

Autorstwa kyuu_sunfloerr

1.1M 67.5K 893

Alvano, dosen tampan yang berstatus duda dan mempunyai anak kembar suatu hari bertemu dengan salah satu mahas... Więcej

Prolog.01
Prolog.02
gak manusiawi
pertemuan
hari sial
teman lama
kang bubur
malu!
pak Alvano
pak Alvano.2
mami
nginep nih?
mama sama papa salah paham!
lamaran pak Alvano
malu lagi
Aileen jatuh
Rheyna harus apa
masalalu
keputusan Rheyna
first kiss
keputusan untuk menerima Alvano
bully
Alvano dan Rheyna
takut kehilangan
bibipppp-!
piknik pertama
gagal dinner
...
Rumah Sakit
Cemburu
Roti sobek
kapan nikahi anak saya?
Semut, Gula dan Manusia
Jemput Alaska
kangen
PACAR?!
anak-anak mami
kakak ipar
marah besar
maaf
Enzi kangen mamanya
pengen nikah
rencana rahasia
tumbal keluarga
salah paham gak ya?
saran dari papa
papanya frustasi
sulit dimengerti
berjarak seperti zebra cross
pulangnya Rina dan tragedi menegangkan
hancur
hujan
demam
perasaan yang rumit
Daniel
pengakuan
Menuju Jerman
kembali tapi tidak bertemu
Jerman
menuju akhir
Alaska & Alea Wedding
🔞
puncaknya! 21+
wedding day -END-
Epilog
please komen🙏
pengumuman📢
GIVEAWAY💥

mama belanja

24.8K 1.7K 10
Autorstwa kyuu_sunfloerr

Tiga hari berlalu, kini semuanya sudah kembali baik-baik saja. Sosok Alvano pun sudah tidak terlihat dihadapannya selama tiga hari ke belakang.

Hari ini Rheyna mempunyai jadwal libur kuliah dan ia masih berada didalam kamarnya sejak 2 jam lalu ia terbangun.

Tok tok tok

"Rhey, anter mama belanja bulanan yuk"ucap Fira dari balik pintu kamar Rheyna.

Rheyna menghela lalu segera menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

“Mama tahu kamu udah bangun Rhey! Mama lihat whatsapp kamu online dari tadi!”ucap Fira.

Rheyna membuat wajah sebal lalu kembali membuka selimutnya, “ah mama gak mau, Rhey mau tidur lagi"jawab Rheyna.

"Kamu tuh, katanya abis wisuda mau kerja, gimana mau cari kerja kalau bangun pagi malah kesiangan, gak ada gesitnya juga jadi anak. Kamu tuh anak perempuan Rhey, harus gesit! Apalagi nanti kamu jadi istri. Kamu tuh harus ngurus rumah, bangun pagi, siapin ini itu buat keluarga. Masa kamu nanti bangun kayak gini sih"ucap Fira sedikit berteriak membuat Rheyna menyerah lalu melangkah membukakan pintu untuk Fira.

Rheyna berdecak. "Mama apaan sih pembahasannya gak jelas, kemana-mana. Lagian Rhey belum mau nikah"jawabnya.

"Astaga Rhey, jangan ngomong gitu kamu! Yang namanya perempuan kalau udah dekat sama cowok tuh pasti cepet nikahnya! Apalagi kata Alea kamu lagi deket sama duda yang kemarin nganter kamu...aduh gak kebayang deh anak mama nikah sama duda"ucap Fira heboh.

"Apaan sih ma ah, gak usah bawa-bawa yang gak ada didepan mata"lagi-lagi Rheyna membantah.

"Ya kan kenyataan kamu deket sama dia, eh umur dia berapa?"tanya Fira yang mulai memanasi Rheyna dengan rasa penasarannya.

"Mama ribet ih"cibir Rheyna lalu berjalan masuk kembali kedalam kamarnya.

“Yaudah Rhey ikut mama, biar diem"ucap Rhey dibalik pintu yang membuat Fira tersenyum kemenangan.

Setelah satu jam menunggu, akhirnya Rheyna keluar dari kamarnya dengan senyuman ceria dibuat-buat. Fira mendelik lalu menutup majalah yang sedang ia lihat-lihat.

"Udah Rhey, dandan nya?"tanya Fira

Rheyna malah nyengir, “Hehe udah ma, udah cantik kan anak mama?"jawab Rheyna.

"Gak! Kamu kebiasaan banget, udah ah cepet berangkat takut keburu siang”ucap Fira sembari bangkit

Mendengar itu Rheyna mengekori mamanya dari belakang dengan wajah yang ditekuk. Mereka berdua hanya berjalan kaki menuju supermarket karena cukup dekat dengan rumah mereka. Saat keduanya sampai Fira segera mengambil troli dorong dan membawanya bersamanya, sedangkan Rheyna hanya membawa keranjang biru yang ia jinjing.

"Awas, jangan sampai salah ambil"ucap Fira saat keduanya sedang memilah beberapa bumbu-bumbu masakan.

Rheyna hanya mengangguk kemudian berjalan kearah yang lain. Beberapa menit setelahnya satu persatu bumbu kemasan masuk kedalam keranjang itu. Ia kembali pada Fira yang masih memilih makanan-makanan ringan untuk camilan dirumah.

“Ma, ciki nya yang banyak dong”ucap Rheyna.

Fira hanya berdehem lalu mengambil beberapa makanan ringan lainnya. Rheyna kembali mengekori dibelakangnya, fokusnya teralih pada sebuah pemandangan dua anak kecil sedang menangis didepan seorang wanita yang kelihatannya lagi marah-marah didepan kedua anak itu.

"Kok itu kayak---- iya bener, itu Aileen sama Enzi"gumam Rheyna.

“Ma, Rheyna ke tempat es krim dulu ya”ucap Rheyna lalu segera pergi dari sana

“Maaf, mereka kenapa ya?"tanya Rheyna.

Enzi dan Aileen mendongak lalu segera memeluk kaki Rheyna dengan sangat erat. Rheyna yang cemas pun hanya mengusap puncak kepala keduanya kemudian kembali menatap wanita dengan pakaian diatas lutut yang juga balas menatapnya.

"Kakak mama"tangisan keduanya pecah saat melihat Rheyna.

Rheyna mengabaikan wanita itu dan segera berjongkok untuk memeluk mereka, berusaha menenangkan. Alvano mengerutkan keningnya saat melihat Rheyna yang memeluk kedua anaknya dengan Sintya yang malah menatap mereka dengan mata jengah dari kejauhan.

"Mbak, sebenernya ada apa? Kenapa mereka nangis?"tanya Rheyna.

"Bukan urusan kamu! Balikin mereka sama saya"jawab Sintya dengan lantang.

Mendnegar itu Fira menoleh dan segera menghampiri mereka.

"Rhey, kenapa ini?"Fira tiba-tiba datang, “mereka siapa?"

"Mereka anak-anaknya pak Alvano"jawab Rheyna.

“Oalah, ini ada apa, Rhey?”tanya Fira.

Enzi dan Aileen pindah ke pelukan Fira. Rheyna segera bangkit menatap sengit kearah Sintya.

"Mbak, saya tanya sekali lagi mbak apain mereka sampai nangis begitu?"tanya Rheyna.

Sintya berdecak. "Kamu siapa sih? Ikut campur aja sama urusan orang"

"Siapa pun saya itu gak penting, yang penting sekarang jawab pertanyaan saya!”tegas Rheyna.

Plakk

“Gak usah lancang sama saya!”ucap Sintya

"Cukup Sintya! Kita bahas ini diluar"ucap Alvano yang langsung menarik lengan Sintya dan Rheyna sedikit kasar keluar dari supermarket itu.

"Kalian ini apa-apaan? Kayak anak kecil tau gak!"tanya Alvano sambil membentak membuat keberanian Rheyna turun.

"Dia yang mulai! Aku lagi beli es krim sama anak-anak"jawab Sintya

"Rhey, kamu lagi ngapain disini?"tanya Alvano beralih dnegan nada bicara yang lembut.

"T-tadi saya lagi belanja bulanan sama mama. Gak sengaja lihat Enzi sama Aileen lagi dimarahin sama dia, jadi saya samperin"jelas Rheyna

"Kamu apain anak saya?"tanya Alvano kembali tegas pada Sintya

"Aku gak ngapa-ngapain mas, percaya sama aku deh. Dia yang bikin anak-anak nangis!"jawab Sintya

Fira menghampiri ketiganya dengan Enzi dalam gendongannya. Alvano mengambil alih Enzi ke gendongannya, Enzi masih menangis sambil memperlihatkan pergelangan tangan kanan nya yang terlihat merah.

"Tangan kamu kenapa, sayang?"tanya Alvano panik.

Enzi hanya membenamkan kepalanya dileher Alvano. Rheyna yang sudah sangat geram setelah melihat itupun langsung berjongkok didepan Aileen.

"Sayang, bilang sama kakak mama. Kenapa bisa tangan Enzi merah begitu?"tanya Rheyna.

Aileen menggelengkan kepalanya, “takut, ma"gumam Aileen

"Gak perlu takut sayang, ayo bilang kenapa"bujuk Rheyna

Aileen menatap wajah Rheyna. "Tadi....pas Enzi lagi ngambil es tante jahat malah nutup pintu lemari esnya, jadi tangan Enzi kejepit"

Alvano yang mendengar itu langsung menatap tajam kearah Sintya, “lo bener-bener kelewatan ya Sin"Alvano menunjuk wajah Sintya penuh kekesalan

"Gak! Itu semua bohong! Anak kamu bohong, mas"bantah Sintya.

"Gue lebih percaya anak gue daripada lo, Sintya!"sela Alvano cepat

Tangan Alvano terangkat dan hampir saja menampar wajah Sintya. Tapi Rheyna segera menahannya. Bagaimana pun berprilaku kasar pada wanita itu sangat tidak dibenarkan.

"Tahan emosi bapak”ucap Rheyna dan tangannya langsung ditepis begitu saja oleh Alvano.

"Pergi lo dari sini"usir Alvano pada Sintya.

Sintya yang memang sudah sangat merasa jengah pun segera pergi. Menimbulkan rasa canggung diantara mereka. Fira yang menyadari itu segera berjongkok dan mengusap puncak kepala Aileen.

“Anak pintar”ucap Fira sambil menangkup kedua pipi Aileen.

"Bawa ke rumah tante aja, biar diobatin disana. Lagipula deket kok"ucap Fira kembali bangkit lalu menatap Alvano.

"Terimakasih tante, tapi gak perlu, nanti saya bawa ke rumah sakit aja"tolak Alvano pelan.

"Ke rumah sakit harus bayar, kalau ke rumah tante gak harus bayar dan Rhey juga bisa kok ngobatin yang luka gitu"ucap Fira sambil menyenggol sikut Rheyna.

"Mama apaan sih"bisik Rheyna.

Alvano menatap keduanya secara bergantian, “apa gak ngerepotin, tante?"

"Enggak kok, tapi tante mau bayar belanjaan dulu ya"ucap Fira kemudian kembali mendorong troli nya masuk kedalam supermarket.

Rheyna hanya menatap mamanya lalu menunduk saat merasa ujung bajunya ditarik oleh Aileen, “kenapa, sayang?"

"Aku boleh ikut gak?"tanya Aileen sambil mendongak menatap Rheyna dan Fira bergantian.

Melihat itu Fira tersenyum, "Mau ikut?"tanya Fira sambil berjongkok disamping Aileen.

Aileen mengangguk malu-malu.

"Yaudah, sini duduk ditroli"ucap Fira sambil mengangkat tubuh Aileen.

“Mama kedalam dulu ya" lanjutnya pada Rheyna dan Alvano.

Keduanya mengangguk membiarkan Fira dan Aileen masuk kembali kedalam supermarket.

Alvano mengambil tempat duduk ditempat yang sudah disediakan. Enzi udah berhenti nangis sejak Sintya pergi. Tapi tangannya semakin lama semakin kelihatan jelas bengkak dengan warna merah kebiruan.

"Enzi, sakit gak tangannya, sayang?"tanya Rheyna sambil mengusap punggung Enzi dalam pangkuan Alvano.

"Sakit, ma"rengek Enzi sontak membuat semburat kemerahan di pipi Rheyna.

"Bisa digerakin gak?"tanya Rheyna sebisa mungkin menetralkan rasa salah tingkahnya.

Enzi menoleh lalu menatap tangannya, “argh..sakit"Enzi kembali menangis dipelukan Alvano.

"Coba pak, diurut pelan-pelan tangannya"ucap Rheyna pada Alvano.

"Saya gak bisa Rhey, takut malah makin sakit"jawab Alvano.

"Yaudah Enzi sabar dulu ya sayang, nanti dirumah kakak obatin tangannya"ucap Rheyna dan Enzi hanya mengangguk.

"Rhey"panggil Alvano

"Ya pak?"

"Mama kamu gak papa kalau saya sama anak-anak mampir ke rumah kamu?"tanya Alvano.

"Gak papa kok pak, lagi pula kan mama yang ngajakin"jawab Rheyna membuat Alvano mengangguk.

Pandangan mereka teralih saat mendengar suara Aileen keluar dari pintu super market. Ditangannya sudah ada es krim strawberry dan ditangan satu lagi es krim coklat.

"Nih, tadi Enzi mau ini"ucap Aileen memberikan es krim rasa coklat kepada Enzi.

Enzi menerimanya dengan tangan kiri masih dengan wajah yang sendu.

"Mau dimakan sekarang, sayang?"tanya Alvano

Enzi menggelengkan kepalanya, "nanti aja"jawabnya.

"Yaudah tante, pulangnya naik mobil bareng saya sama anak-anak aja"ucap Alvano.

"Eh gak usah, kamu sama anak-anak aja yang naik mobil. Tante biar jalan kaki, deket kok"tolak Fira.

"Cape tante, udah naik mobil aja, kan biar sekalian"ucap Alvano sambil mengambil alih belanjaan Fira yang lumayan banyak itu.

"Sini Enzi sama saya aja"ucap Rheyna mengambil alih Enzi ke gendongannya.

Enzi kembali membenamkan wajahnya dileher Rheyna. Tangan kanan nya ia biarkan lurus dan tangan kiri nya mengalung ke leher Rheyna. Saat sudah berada didalam mobil Rheyna dengan perlahan mengusap-usap pergelangan tangan Enzi yang perlahan terlihat sedikit terlelap.

"Nanti kalau udah gak sakit tangannya jangan banyak gerak ya, Enzi"ucap Rheyna.

Enzi hanya mengangguk dengan kedua mata yang terpejam. Alvano yang melihat itu hanya bisa tersenyum simpul, begitupun dengan Fira yang duduk di jok belakang.

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

23.6K 846 30
Anindita Maharani Seorang gadis SMA kelas 3 yang memiliki sifat ceria, jujur, dan ceroboh. Sebagai mantan ketua OSIS di sekolah SMA Bina Bangsa, Anin...
986K 67.8K 37
[Tersedia di Shopee, Tidak tersedia di Gramedia] Alea Camella Rowellson, gadis muda yang baru saja lulus S1 Sastra Inggris ini bingung harus melamar...
1.8M 26K 43
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
801K 37K 23
Seorang perempuan yang bekerja sebagai office girl di salah satu perusahaan terkenal terlah terenggut kehormatannya oleh bosnya sendiri.