Putus asa adalah akhir dan bangkit adalah kembali ke awal, gagal itu proses.
...
Sudah biasanya anak pelajar hidupnya dihabisi dilingkungan sekolah.
Fira tengah memarkirkan motornya, setelah itu ia langsung pergi memasuki lingkungan sekolah.
Ketika sampai didepan pintu kelas, Fira terkejut karena hampir saja bertabrakan dengan Diana.
Diana yang mau keluar kelas pun tidak menduga akan kejadian seperti ini dalam keadaan marahan.
Diana langsung saja melanjutkan langkahnya yang ntah mau kemana.
Fira hanya diam mematung melihat Diana benar-benar menghindarinya.
Halin dan Tina yang tengah berjalan di lorong kelas untuk ke kelasnya pun melihat Diana aneh.
Fira masuk ke dalam kelas dan langsung duduk di tempatnya, Halin dan Tina pun menyusuli Fira dengan heboh.
"Fir, lo.. lo dan Diana ada masalah lagi?" tanya Halin
"Kalian berdua berdua bertengkar terus, pantes dari kemarin ga mau ngobrol" ucap Tina
"Fir jawab kalian ada masalah apa, sampe diem-diem an lagi kek gini?" kepo Halin
"Ga ada apa-apa kok cuma salah paham aja" jawab Fira berbohong
"Yaelah, jaman sekarang masih aja marah karena hal sepele sampe diem-diem beberapa minggu bahkan bulan" sambung Tina
"Sstt.. jangan bikin makin ga mood" sembur Halin sedikit kesel
🍁🍁🍁
Fajri berada didalam perpustakaan di pagi buta ini. Ia tengah membaca buku paket matematika tapi ia gelisah tak fokus belajar.
Fajri membuang nafas kasar dan menjauhkan bukunya dari hadapannya yang di geletakkan diatas meja.
"Fajri, fokus dong. Sekarang ulangan harian" gregetnya.
Keadaan perpus masih sepi membuat Fajri leluasa mau bersikap seperti apa.
Fajri mengacak-acak rambutnya frustasi, ia seketika membayangi sesuatu yang beberapa hari ini menghantuinya.
Fajri mengingat ucapan Nabila saat kejadian itu.
"Lo laki-laki bermulut penggoda, penebar janji palsu"
"Apa yang dikatakan Bila bener, gue cuma laki-laki penggoda, gue ga pantas dipercayai, dan.. Rani ga pantas punya kekasih seperti gue"
"Sedangkan saat posisi gue masih bersama Bila pun pikiran gue dihantui oleh dua gadis, Rani dan Fira"
"Gue cinta sama Rani tapi ntah kenapa kata hati gue pengen banget menjaga Fira, Fira sudah seperti adik kandung gue sendiri"
"Gue cowok plinplan, bahkan teman-teman mandang gue playboy, padahal mantan gue cuma Nabila"
Oceh Fajri bermonolog sendiri, tak mengerti dengan dirinya sendiri.
"Ahh, ntah lah kepala gue sudah pusing sebelum ulangan tiba" resahnya
Ia membaringkan tubuhnya pada kursi panjang yang ia duduki dan menutupi mukanya dengan buku paket yang terbuka.
🍁🍁🍁
Suasana ruang kelas XIII IPA 3 tentram karena bu Erna sedang mengajar dan menulis soal fisika pada papan tulis.
Rani bukannya menyalin soal ke buku tulis, ia malah melamun.
Rani gelisah karena Fajri dari kemarin tidak memberi kabar, hari ini pun mereka belum bertemu.
"Kenapa Fajri ga ngabarin gue dari kemarin, apa dia benar-benar ingin menuruti kemauan gue agar dia menjauh!" batin Rani
🍁🍁🍁
Petugas pembersih pria sedang menyapu didalam perpustakaan, ia melihat ada seseorang pelajar yang tiduran di kursi panjang, lalu ia menghampiri pelajar itu.
"Dek, bangun dek" ucap petugas itu sedikit menggoyangkan tubuh pelajar.
Fajri pun terbangun dan membuka mukanya yang ditutupi buku.
Fajri terpelonjak langsung duduk setelah menyadari dia masih didalam perpustakaan jam segini.
"Pak ini jam berapa?" resahnya
"Jam 8"
"Mampus, saya ga ikut ulangan matematika"
"Kamu bolos ya, karena ada ulangan" tuduhnya sembarangan
"Sembarangan bapak ini, saya ketiduran" jawab Fajri sambil melangkah pergi berlari.
"Makasih pak sudah bangunin saya" teriaknya
Petugas itu hanya menggeleng-gelengkan kepala dan melanjutkan bersih-bersihnya kembali.
🍁🍁🍁
"Assalamualaikum" ucap Fajri memasuki kelas
"Waalaikumslam, kemana aja kamu?" jawab pak Jojo dan langsung bertanya
"Itu pak.. anu..-"
"Jam pelajaran bapak udah selesai, kamu baru masuk, jangan bilang kamu bolos" tegasnya sambil merapikan buku-buku pak Jojo
"Ikut bapak" perintahnya lalu berjalan keluar
Fajri membuang nafas pasrah dan mengikutinya dibelakang.
🍁🍁🍁
Rani keluar dari toilet ia berjalan di lorong kelas dan tak sengaja melihat ke lapangan ada Fajri yang sedang menghormati bendera.
"Fajri!" lirinhya
"Fajri bikin kesalahan apa sampai dihukum gitu" ucapnya bertanya-tanya
Rani melangkah untuk melihat lebih dekat, ia berdiri dilorong kelas dan melihat Fajri dengan wajah lelah.
Fajri merasa ada yang memerhatikan, bola matanya pun langsung melirik ke arah yang ia penasaranin.
Fajri melihat Rani, sedangkan Rani terlihat grogi saat Fajri menyadarinya dengan membuang muka ke arah lain.
Fajri pun membuang nafas pelan supaya bisa mengendalikan perasaanya, ia mendongak kembali melihat bendera.
Rani merasa simpati melihatnya, ia pun tak bisa menahan rasa khawatirnya kepada Fajri, akhirnya Rani memberanikan diri menghampiri Fajri.
Rani mengangkat tangannya untuk memakaikan sebuah topi SMA ke kepala Fajri.
Fajri pun tak menyangka Rani akan melakukan seperti ini padanya, Fajri sedikit menunduk melihat wajah Rani yang lebih pendek darinya.
"Kenapa lo dihukum?" tanya Rani
"Aku ketiduran di perpus dan ga mengikuti ulangan matematika" jawabnya
"Lo begadang sampai bisa ketiduran di perpus?"
"Iya"
"Lo boleh belajar, tapi harus bisa ngejadwal waktu" omel Rani
"Ya, aku lelah"
"Kalo udah lelah yaudah tidur, jangan dipaksa..-"
"Lelah memikirkanmu saat kamu menjauh" sambung Fajri memotong ucapan Rani, Rani mematung mendengarnya.
"Aku ga bisa mengendalikan perasaan dan pikiranku saat kamu menjauh, dan aku juga sadar kamu ga pantas punya kekasih penebar janji sepertiku"
"Aku masih sayang kamu, tapi aku terlalu bajingan buatmu yang istimewa" ujarnya
Fajri mencopot topi yang ada di kepalanya dan memakaikan ke kepala Rani.
"Kamu kepanasan, kamu ngapain nyamperin aku?"
"Apa maksudmu? Kenapa kamu nyerah begitu saja, kamu lupa perjuanganmu? Kamu lupa ujian LDR kita?" ujar Rani sedikit kesal
"Buat apa kita bertahan sampai sekarang, dan kurang bukti apa, kita selama ini LDR, aku dan kamu saling mempercayai selama LDR an"
"Aku masih ada rasa sama kamu, kamu tau seberat apa aku memendam rindu"
"Aku menahan semuanya agar kita masih tetap bersama"
Rani meneteskan air matanya sambil menatap lekat Fajri, begitu juga sebaliknya.
Fajri tak canggung langsung menghapus air mata Rani, lalu memeluk Rani.
"Maafin aku, aku hampir saja putus asa" lirih Fajri
"Aku sayang kamu Rani Meldysari"
Rani pun tersenyum setelah Fajri menyebut namanya lengkap.
Lalu Fajri melepaskan pelukannya, dan menghapus air mata Rani lagi.
"Udah sana gih, aku ga mau orang yang aku sayang pingsan karena kepanasan" tutur Fajri sambil senyum
"Jangan khawatirin aku, aku cowok kuat, beberapa menit lagi hukumanku selesai kok, kamu masuk kelas gih, jangan sampai kamu ketinggalan pelajaran dan dihukum sepertiku" perintahnya dengan lembut
Rani mengangguk "Semangat ya, dahh" ucap Rani lalu melangkah meninggalkan Fajri yang masih berdiri didepan bendera.
Fajri terus memandang kepergian Rani, dan Rani pun sesekali membalas pandangannya juga saling membalas senyum.
🍁🍁🍁
Sudah biasanya, Riko selalu menyendiri diatas rooftop dijam istirahat.
Riko duduk di kursi melamunkan sesuatu, tak lama Aldo datang dan menghampiri Riko duduk disebelahnya.
"Kenapa lo akhir-akhir ini menjauh dari Fira?" sembur Aldo
"Gue tau perasaan lo ke Fira, lo minder karena bokapnya secara tidak langsung menyindir keburukan lo"
"Seharusnya lo berjuang dan memperbaiki diri jika lo benar-benar ingin mendapatkan hati Fira" tutur Aldo dengan bijak
Sedari tadi Riko hanya mendengar ucapan Aldo tanpa membalas sekecap apapun, dalam hati ia membenarkan perkataan Aldo.
"Gue selalu dukung lo bro, semangat ya.."
"..gue duluan ke kelas" ucap Aldo mengakhiri ucapannya lalu bangkit dari duduknya dan membiarkan Riko berfikir dengan baik.
🍁🍁🍁
See you next part guyss..
Bantu shate ke teman2 ya.. maaf typo2 nya yg belum direvisi, terimakasih:))