Seamless (TERBIT)

By meydiy

390K 54.6K 45.6K

*** PEMENANG WATTYS 2021 *** (SUDAH TERBIT DI PENERBIT OLYMPUS) CONTENT WARNING!!! Selamat Datang di JIPS; se... More

Prolog
1. Januariz
2. Stranger
4. March
5. April
6. Kesukaan Tomori
7. Lomba
8. Juni Stanley
9. Ulang Tahun Juli
10. Boneka JIPS
11. August
12. Jangan Takut
13. Bertemu Lagi
14. Yue
15. Novesh
16. Realita
17. Dugaan
18. Mencari Jawaban
19. Sebuah Harapan
20. Tim April
21. Red Blood Yang Buruk
22. Reaksi
23. Larangan
24. Bermuka Dua
25. Rahasia Antara Mereka
26. Ada Apa Dengan Juli?
27. Pembunuh
28. Panic Room
29. Runtuh
30. Disalahkan
31. Sedikit Cerita
32. Peneror
33. Kenyataan
34. Bergabung di Tim April
35. Kesialan
36. Berantakan
37. Kesalahan Yang Sama
38. Bahaya!
39. Satu Hal Lagi
40. Hangat
41. Mengungkapkan Kebenaran
42. Lingkungan Baru
43. Bermula
INFO TERBIT
INFO TERBIT (2)
VOTE COVER
INFO TERBIT (3)
TERBIT!
OPEN PRE-ORDER !

3. Tribunnews

9.2K 1.7K 1.4K
By meydiy

"Selamat pagi, kak." April menyapa hangat kakak kelas yang ada di dalam ruangan.

Saat ini, April tengah memasuki ruangan organisasi resmi penulis blog yang berada di lantai bawah. Terletak di samping perpustakaan dengan besar ruangan 4x4 terlihat eksotis dihias dengan bingkai berwarna-warni, terisi kutipan dari tokoh-tokoh penting dan foto-foto JIPS di tahun 2005.

Ada tiga gadis di dalamnya sedang sibuk berunding di depan komputer. Gadis berkacamata, gadis dengan lesung pipi di sebelah kanan dan yang satunya lagi gadis dengan potongan rambut sependek bahu. Ketiganya menoleh bersamaan ketika telinga mereka menangkap jelas sapaan yang berasal dari April.

"Pagi, April," balas Sinta, gadis dengan lesung pipi. Ia menyilakan April untuk masuk ke dalam ruangan.

April segera mengambil tempat di depan mereka, duduk di depan komputer menyala yang menampilkan logo JIPS.

Anggota organisasi penulis blog tidaklah banyak, hanya sekitar lima atau enam orang, bahkan beberapanya jarang memposting blog karena tengah sibuk dengan tugas-tugas kelas mereka yang terbilang sangat banyak.

April masuk organisasi penulis sesuai dengan dirinya yang gemar menulis. Lagi pula, website JIPS hanya menginginkan postingan yang mengagung-agungkan sekolah, itu artinya apa yang ditulis April bisa bermanfaat. Setidaknya untuk sekolah.

"Woah hari ini blog lagi panas-panasnya membahas tentang olimpiade matematika, kamu ikut nggak, April?" tanya Sinta

April mengangguk semangat.

"Pastilah, April nggak akan ketinggalan dengan lomba apa pun." Gadis dengan rambut sependek bahu menyahut dengan wajah menggoda. April hanya tersenyum seadanya. 

"Yakin gue, Pril pasti lo bawa pulang piala lagi."

"Doain yah kak," jawab April. 

"Isi blog semuanya update-an terbaru lho."

"Dan aku juga baru posting tentang The Stanley Sisters," sambung seorang gadis berkacamata.

April mendengarnya tertarik. The Stanley Sisters?

Si kembar dengan wajah western yang sangat seksi di JIPS. Siapa yang tidak kenal dengan Si kembar itu? Pirang mereka yang tersurai cantik serta kemeja mereka yang terbuka dibagian atas selalu membuat para pria tergila-gila. Tidak. Bukan hanya itu. Mereka bahkan menjadi model majalah remaja dan menjadi brand ambassador skincare ternama di Jakarta.

"Juni dan Juli?" tanya April, tertarik.

Sinta terkekeh, "Gue tebak, pasti kepala sekolah yang nyuruh tulis tentang mereka. Iya, kan?"

Gadis berkacamata itu menghela napas kasar dan mengangguk. 

"Tahu nggak judul artikelnya apa?" Tanpa menunggu jawaban penasaran dari mereka, ia kembali melanjutkan. "The Stanley Sisters pulang dari Chicago dan menyumbang lima ratus juta untuk korban tanah longsor."

"Itu kebaikan yang perlu di umbar lho." Dhea menyambung sarkas. Dibalas dengan kekehan mereka.

April hanya mengangkat kening mendengarnya. Well, tidak masalah selagi itu baik. Sekolah memang punya alasan tersendiri untuk mengumbar kebaikan, bisa saja ingin menjadi inspirasi bagi sekolah yang lain untuk menyumbang para korban tanah longsor.

"Tapi yang disorot Si kembar, bukan JIPS. Kenapa ngotot banget sih buat posting tentang mereka?" Kali ini gadis berkacamata menyahut sinis.

"Mungkin karena JIPS pengen semua orang tahu, kalau The Stanley Sisters sekolah di sini." Jawaban itu membuat mereka hanya bisa mengangkat bahu satu per satu, terkecuali April.

April memang tak ingin ikut campur dengan pembahasan itu, ia hanya tersenyum simpul menatap kakak kelasnya.

Tak ada yang salah dari berbuat kebaikan. Diposting atau tidak, kebaikan tetaplah kebaikan. Meski sebenarnya April menganut prinsip yang dikemukakan Almarhum Ayahnya sewaktu ia kecil di mana tangan kanan boleh memberi tanpa diketahui tangan kiri, tapi ia takkan menampik kalau menjadikan pemberian sebagai konten bukan tindakan yang salah.

Apa lagi yang menjadikannya konten adalah instansi lain, sekolah. Seolah sekolah ingin semua orang tahu, betapa hebatnya The Stanley Sisters. Betapa seriusnya sekolah mempunyai murid yang menebar kebaikan dan menjadikannya panutan di masyarakat.

JIPS yang begitu—adalah JIPS yang April kenal. Menginginkan masyarakat luas mengetahui hebatnya sekolah mereka. Diakui dan dipandang dengan sebaik-baiknya. April takkan heran, sungguh.

Namun, lagi, pertanyaan sederhananya tak bisa mendapat jawaban yang jelas; tentang kenapa mereka tak mampu membungkan Red Blood yang suka membully? Tentang kenapa postingan duka cita untuk Septria dihapus? Tentang kenapa sekolah yang terpandang dan diidolakan banyak orang ini, bisa serusak itu?

Ah, tentang Septria, April jadi teringat dengan kejadian kemarin. Ketika ia pergi ke makan dan bertemu dengan seorang lelaki asing yang ada di sana. April jadi bertanya-tanya, mungkin pengamen itu kerabatnya? Karena Septria tak pernah bercerita apa pun soal teman-temannya yang lain pada April. 

Terdiam, ia tak menemukan jawaban.

🐾🐾🐾

Suasana cafetaria JIPS ramai akan orang-orang yang sedang melahap makanan mereka masing-masing. Tak ada yang duduk sendirian di cafetaria karena rata-rata mereka punya teman komunitas mereka tersendiri.  Lagi pula, JIPS menyediakan tempat makan bagi para penyendiri yaitu taman. Ya. Banyak sekali orang-orang penyendiri yang makan di taman.  Selain karena suasananya yang tenang, di sana jarang ditemukan kelompok baseball yang pastinya akan selalu membuat keributan.

Yang benar saja, cafetaria saat ini dipenuhi oleh team baseball terutama kapten mereka, March Simpkins. Tak hanya di kelilingi oleh team baseball, para anggota cheerleader juga turut serta meramaikan lingkaran meja itu. Sempat diketahui bahwa Sang pemandu sorak sangat mencintai March Simpkins, entah dengan alasan apa.

Sebelum benar-benar  berada di lingkaran meja, March mengunjungi meja Oktof. Lelaki kelas Aksara yang gemar menerima bully dari Red Blood JIPS itu tengah menyeruput mie baksonya dengan tenang. Tak ada yang benar-benar mengganggu hingga ia menyadari bahwa March sedang berada di depannya sembari menampilkan smirk yang sempurna.

"Gue apresiasi lo yang makan sendirian di sini ..." March bertepuk tangan hingga manik mata Oktof berputar ke arahnya. "Tanpa pasangan gay lo, Si Januariz. Oh! Di mana pasangan gay lo? Berani banget makan di sini tanpa dia?"

Oktof tidak menggubris sindiran dari March, ia cuek bebek. Memalingkan wajah ke mie bakso dan kembali menyantap hidangannya.

Merasa terabaikan oleh lelaki itu, March bangkit dari tempat duduk sambil menyeringai tajam. Meraih sebotol air mineral kepunyaan Oktof dan meneguknya sedikit, ia menderap langkah hingga berada di belakang Oktof. Lelaki yang tengah menyeruput mie bakso itu tidak memedulikan March lagi, mungkin kalau diabaikan, lelaki itu akan pergi dengan sendirinya.

Namun, dugaannya salah.

Perlahan-lahan kepalanya terasa dingin dan basah. Bagai tanaman—March menumpahkan sisa air mineral itu di kepala Oktof sambil terkekeh-kekeh puas.

"Ini hukuman akibat nggak sopan sama lawan bicara. Kelas Aksara tuh gitu ... nggak di ajarin sopan santun!"

Semua orang yang berada di cafetaria melirik ke arah meja Oktof yang lagi-lagi menjadi bahan pembullyan March Simpkins.

Rasanya puas ketika melihat lelaki itu menghentikkan aktivitas makannya; menjadi patung dengan air yang menetes-netes dari ujung rambut. Sedetik kemudian, March melempar botol kosong itu ke mangkuk bakso milik Oktof dan membalikkan tubuh meninggalkan lelaki itu sendirian.

Oktof mengepalkan tangan, menarik napas dengan kasar.

Lagi-lagi harus dirinya.

Tak bisakah ia bersantai barang sehari saja di sekolah itu?

Oktof bangkit menggebrak meja, kasar. Memutar tubuh untuk pergi dari cafetaria.

Kepergiannya dari cafetaria membuat team baseball mulai bersorak-sorai, mereka tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan tanpa rasa bersalah sedikit pun. Beberapa di antara mereka menepuk bahu March,  bangga dengan apa yang dilakukan kapten mereka itu.

Setelah menyaksikan kejadian itu, Tomori mendesis geram. Kalau saja ia diberikan setitik mental baja dalam diri, sudah pasti Tomori akan meninju March dan kawanannya atau bahkan Tomori akan mempermalukan March lebih dari yang selalu ia lakukan. Sayang sekali, nyalinya sama saja dengan puluhan pasang mata yang ada di cafetaria. Hanya menatap iba tanpa melakukan sesuatu.

"Kasihan Yue," ucap Tomori. Manik matanya memperhatikan tubuh Oktof yang menghentakkan kaki ke lantai kesal, menjauhi cafetaria.

Ya. Tomori sekelas dengan Oktof. Bertempat di kelas Aksara memang seperti kutukan di JIPS. Tak hanya August, kelas aksara juga menjadi salah satu musuh terbesar bagi Red Blood JIPS. Entah apa alasannya. Padahal, tak ada satupun orang di kelas aksara yang mengusik kawanan baseball itu.

"Kenapa sih harus banget gangguin orang gitu?"

"Percuma sih protes sama batin sendiri," ucap April. "Orang kayak mereka pasti kalau ditanya ngapain gangguin orang jawabannya cuma main-main doang."

Tomori mendengkus, melirik April yang sudah mengarahkan kamera ponsel ke arah Red Blood.

"Lo ngapain?"

"Habis ngambil foto bullying," jawab April, sekenanya.

"Hah?"

"Mumpung di depan ada wartawan, sekalian aja ngasih berita yang pasti-pasti atau ... enaknya kasih berita ke media lain kali yah. Tulis di tribunnews boleh juga tuh. Menurut lo gimana, Mey-Chan?"

🐾

🐾

Continue Reading

You'll Also Like

Fortiden By ping

Teen Fiction

224K 20.1K 22
Cek akun wattpad @grasindostoryinc untuk cerita yang lebih lengkap! *** Hidup Aileen benar-benar mengalami perubahan total sejak ayahnya terpidana se...
208K 27.3K 41
Stefan adalah seorang playboy ulung, dia memacari karyawan part timenya lalu mendekati wanita lain. Suatu hari Adik Perempuannya dibunuh oleh sang pa...
4.2K 695 33
[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA ADA PART YANG DIPRIVAT] JANGAN LUPA UNTUK MEMBERI VOTE DAN KOMEN, KARENA SANGAT BERARTI BAGI AUTHOR, THANKI...
S E L E C T E D By mongmong09

Mystery / Thriller

311K 16.4K 30
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...