Dua serangkai itu sudah sampai di S-12. Keduanya mengambil badge milik dua penjaga yang tergeletak mati di sana.
"Ayo, kita harus pelan-pelan menuju A-1," komando Jimin yang disertai anggukan persetujuan dari Taehyung.
Keduanya mengendap-endap menuju ke ruangan A-1, tempat mereka akan bertemu dengan Lisa dan Jungkook.
"Hei, kalian sudah menyiapkan M-67 nya bukan?" tanya Jungkook lewat earpiece.
"Sudah. Ada tiga dan siap dipakai," jawab Jimin.
"Bagus! Kami sudah sampai di A-1, tinggal menunggu kalian,"
"Ya, kami juga sedikit lagi sampai."
Kedua serangkai itu menyelinap melewati lorong-lorong yang menuju tempat tujuan mereka. Di saat Taehyung melihat Jungkook dan Lisa sedang bersembunyi juga, mereka pun menghampiri kedua insan itu.
"Bagus, kita semua sudah berkumpul di sini, kalian ingat bukan rencananya?" tanya Lisa, memastikan.
"Tentu," jawab Taehyung.
"Oke, sekarang, menyebarlah ke posisi masing-masing," perintah Jungkook.
Jimin dan Taehyung sama-sama mengeluarkan granat M-67, Jimin bersembunyi di bagian kanan bersama dengan Lisa, sementara Jungkook bersembunyi di bagian kiri bersama Taehyung.
"Saat aku bilang jalan, kalian semua langsung masuk," perintah Jungkook yang kemudian disertai anggukan mengerti oleh ketiga rekannya.
Jungkook pun mulai menghitung dalam hati. 1... 2... 3!
"Go!"
Mereka pun masuk ke ruangan A-1. Begitu pintu ruangan tertutup, Lisa dan Jungkook langsung menembaki para penjaga sehingga tidak ada satupun yang keluar dengan informasi keberadaan mereka. Ruangan itu sangat rahasia dan kedap suara, ruangan paling dijaga di fasilitas ini, oleh karena itu, suara tembakan pun tak terdengar.
Lisa membuka kotak kaca yang berada di tengah ruangan dan memasukkan botol kaca berisi formula light cigarettes milik keluarga Jeon ke dalam tas nya.
Seketika, dua buah tali pun terulur ke dalam ruangan. Keempatnya melihat Song-Ook yang sudah menyuruh mereka untuk naik.
"Cepat! Sebelum CCTV fasilitas ini berhasil dibuka kembali!" seru Song-Ook.
Jungkook pun menaiki salah satu talinya dan mulai memanjat ke atas, diikuti Lisa. Jimin dan Taehyung juga melakukan hal yang sama dengan tali yang satunya lagi.
Saat mereka sudah berada di udara, tetapi masih dekat dengan atap fasilitas, Jimin dan Taehyung menjatuhkan granat-granat yang tadi mereka bawa. Totalnya ada empat granat.
BOOM!
Keempatnya sudah sampai di dalam jet, mereka memandangi ledakan dari fasilitas Raines Corp.
"Kalian semua bekerja dengan sangat fantastis! Aku salut dengan hasil kerja kalian!" puji Song-Ook.
"Oh iya, ini formulanya," kata Lisa, menyerahkan botol berisi formula itu kepada Song-Ook.
"Ah, iya! Formulanya! Akhirnya, ini kembali ke tangan Jeon Corp., sungguh hari yang sangat membahagiakan," ujar pria paruh baya itu.
Jungkook merangkul Lisa, keduanya sangat bahagia melihat Song-Ook yang senyumnya mengembang. Sementara Jimin dan Taehyung justru tersenyum karena melihat Jungkook yang merangkul Lisa.
<...>
Pemuda Jeon dan gadis Manoban sedang bersantai di sofa halaman belakang rumah Jeon. Ditemani api unggun dan langit berhias bintang.
"Musisi favorit?" tanya Lisa pada Jungkook.
"Hmm... Elton John dan Queen, can't go wrong with the classics," jawab Jungkook.
"Kalau aku Little Mix, mereka sungguh keren sekali!"
"Makanan favorit?"
"Dimsum! Enak sekali! Terutama ceker ayam!" seru Lisa, bersemangat.
"Untukku, aku suka pizza, terutama hawaiian,"
"Hei, aku juga suka hawaiian. Aku bingung mengapa banyak orang yang tidak suka nanas pada pizza mereka,"
"Ya! Aku juga menanyakan hal yang sama, padahal nanas pada pizza itu enak sekali."
Lisa mendekatkan tubuhnya ke tubuh Jungkook, ia meringkuk kedinginan. Jungkook yang melihatnya pun segera melingkarkan tangannya di pundak gadis itu, lalu membenarkan selimut tipis yang dikenakan Lisa agar menutupi sampai dada gadis itu.
"Thanks,"
Jungkook tersenyum membalas ucapan terima kasih dari Lisa. Mereka pun melanjutkan pembicaraan random mereka.
"Jujur saja, aku sebenarnya tidak pernah berpikir akan hidup dengan bekerja untuk seorang mafia. Aku selalu berpikir aku akan melanjutkan kuliahku di Harvard dan menjadi seorang marine biologist," cerita Lisa.
"Yah, sama denganku. Setelah aku lulus kuliah, aku selalu berpikir akan lepas dari aturan kedua orangtuaku, dari ekspektasi-ekspektasi mereka, tapi ternyata inilah yang terjadi padaku." Jungkook merunduk.
Lisa memeluk Jungkook dari samping, menatap wajah pemuda itu, kemudian tersenyum. Ia menempelkan pipinya di dada bidang si pemuda Jeon.
"Hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita mau, bukan? Mungkin saja kita tidak menjadi apa yang kita cita-citakan, tetapi tuhan memberikan yang lebih baik," nasihat Lisa.
Jungkook membetulkan posisi bersandarnya, ia juga membenarkan rangkulannya pada Lisa. Lisa merapatkan tubuhnya, menjadikan dada Jungkook sebagai bantal bagi kepalanya.
"Kau mau pergi berkencan besok?" tawar Jungkook.
"Tidak usah, menonton terbakarnya fasilitas milik Raines Corp. saja sudah kencan bagiku," jawab Lisa.
"Hei! Dasar psikopat,"
"Buka psikopat, as Sherlock Holmes always say: 'not a psycopath, only a high-functioning sociopath'." Lisa mengutip quotes favorit dari serial kesukaannya, Sherlock.
"Ya, ya, ya... dasar pencinta series netflix,"
"Hmh, biar saja. Daripada tidak ada pekerjaan sama sekali."
Keduanya pun tertawa, berbagi momen yang hangat penuh kenyamanan itu bersama.
<...>
(Raines Tower, Mexico City)
"Tuan, kita harus apa sekarang?" tanya Hordo, salah seorang anak buah kepercayaan Ashton.
"Biar si Jeon berbahagia karena berhasil merebut kembali formula itu. Kita tidak boleh menyerah! Kita akan rancang pertunjukkan terhebat yang pernah ditayangkan di bumi ini," ucap Ashton sambil menyesap sedikit sampanye nya.
"Lantas, bagaimana kita akan menciptakan 'pertunjukkan' ini, tuan?"
Ashton pun berdiri dari sofa, ia berjalan ke arah sebuah papan yang penuh dengan foto, benang, denah, dan nama. Ia menunjuk sebuah foto yang didalamnya ada seorang gadis yang sedang tersenyum, ia terlihat sangat bahagia di foto itu.
"Dia menarik juga," komentar Ashton.
"Siapa gadis itu, tuan?" tanya Hordo.
Pria itu tersenyum tipis, terlihat seperti mengejek. Kemudian, ia pun kembali mengalihkan pandangannya pada foto yang ia tunjuk.
"Kunci kemenangan kita." Ashton pun tersenyum lebar.
Permainan pun dimulai.
<...>
Hola semuanya!
Beneran nggak nyangka banget udah 4k reads sama 500+ votes aja 😭
Padahal perasaan baru kemaren banget aku mulai fanfict ini,
Ini pastinya nggak bakal bisa terjadi tanpa kalian semua Lizkook army!
Danke, kalian 💜
Rencananya, aku mau bikin Señor jadi cerita yang panjang, mungkin bisa jadi lebih dari 20+ chapter, kalian yang sabar yaa!
Setelah itu, baru aku bikin side stories atau sequel, tapi ini masih rencana loh yaa 😉
Doakan aja yaa semoga beneran jadi!
Okai deh pembaca yang manis dan baik hati plus tidak sombong,
Hats off buat kalian yang setiap baca nge-vote dan komen, kalian tuh baik banget 😤💜
sampai jumpa di chapter berikutnya!! 💜💛