Seamless (TERBIT)

By meydiy

391K 54.7K 45.6K

*** PEMENANG WATTYS 2021 *** (SUDAH TERBIT DI PENERBIT OLYMPUS) CONTENT WARNING!!! Selamat Datang di JIPS; se... More

1. Januariz
2. Stranger
3. Tribunnews
4. March
5. April
6. Kesukaan Tomori
7. Lomba
8. Juni Stanley
9. Ulang Tahun Juli
10. Boneka JIPS
11. August
12. Jangan Takut
13. Bertemu Lagi
14. Yue
15. Novesh
16. Realita
17. Dugaan
18. Mencari Jawaban
19. Sebuah Harapan
20. Tim April
21. Red Blood Yang Buruk
22. Reaksi
23. Larangan
24. Bermuka Dua
25. Rahasia Antara Mereka
26. Ada Apa Dengan Juli?
27. Pembunuh
28. Panic Room
29. Runtuh
30. Disalahkan
31. Sedikit Cerita
32. Peneror
33. Kenyataan
34. Bergabung di Tim April
35. Kesialan
36. Berantakan
37. Kesalahan Yang Sama
38. Bahaya!
39. Satu Hal Lagi
40. Hangat
41. Mengungkapkan Kebenaran
42. Lingkungan Baru
43. Bermula
INFO TERBIT
INFO TERBIT (2)
VOTE COVER
INFO TERBIT (3)
TERBIT!
OPEN PRE-ORDER !

Prolog

40.4K 3K 1.9K
By meydiy

SEAMLESS

# Misteri - School

Ramai sekali.

Suasana lorong-lorong loker Jakarta International Prime School atau biasa disingkat dengan JIPS itu sangat ramai pada awal semester baru. Puluhan murid berdiri bersama kelompok-kelompok mereka, bercanda tawa, berbincang-bincang atau hanya sekedar lewat sendirian setelah mampir dan mengambil setumpuk buku paket untuk dibawa ke kelas. Termasuk seorang gadis dengan rambut legam yang dikuncir rapi.

Beberapa siswi menegurnya dengan ramah yang kemudian dibalas dengan anggukan sopan. Hal yang sudah biasa bagi seorang gadis bernama Aprilia Muzdalifah Rohani atau yang biasa dikenal dengan sebutan April. Seluruh murid mengetahuinya dan mengenal dengan jelas karena April adalah salah satu siswi berprestasi yang bisa memasuki Jakarta International Prime School dengan jalur beasiswa.

Ia punya segudang prestasi.

Juara I olimpiade matematika, Juara umum lomba cipta/baca puisi, Juara umum olimpiade fisika, Juara I lomba pidato Bahasa Inggris, Juara I debat Bahasa Arab, Juara I karya ilmiah, Juara I cerdas cermat di Singapura. Piala-piala di rumahnya pun tersusun dengan rapi dan cukup untuk ditampung dalam sebuah lemari. Ya. Terlalu banyak.

Berjalan mengitari lorong loker, iris mata April sempat bertemu dengan orang-orang yang saat ini tak jauh dari tempatnya berjalan.

Januariz William ...

Lelaki itu sekelas dengannya. Terlalu kaku, terlalu cuek. Tapi satu hal yang disukai April dari lelaki itu, ia berani melerai penindasan yang dilakukan tim baseball di sekolahnya.

Team baseball?

Ya. Orang-orang bertubuh kekar, menduduki kelas Akselerasi-2. Atau orang-orang biasanya menyebut tim itu dengan Red blood. Kesan pertama yang April tahu tentang tim baseball adalah penindasan yang selalu mereka lakukan kepada kelas Aksara, dipimpin oleh kapten mereka sendiri.

March Simpkins.

Dia adalah kepten tim baseball. Lelaki dengan tubuh atltetis yang dibaluti jaket baseball berwarna merah, potongan rambut berwarna cokelat, hidung mancung dengan seringai yang tajam. Ia selalu dikelilingi anggota Red Blood yang biasa menjadi antek-anteknya di sekolah.

"CINA!"

Lihatlah—March Simpkins dan kawan-kawannya membentak lelaki bermata sipit yang baru saja memasuki loker. Tak ada perlawanan, lelaki bermata sipit itu hanya menatap mereka datar dan hanya bergeming di tempatnya. Anggota Red Blood itu tertawa cekikian dan berlalu begitu saja, menikmati setiap pasang mata yang menoleh ke arah mereka.

Oktof.

April tahu lelaki itu. Lelaki yang gemar menyendiri di sekolah, anak kelas Aksara yang berisikan siswa berdarah China, Jepang dan Korea. Sedangkan nama China lelaki itu adalah Shi Yue. Ah, sebenarnya, Oktof tak benar-benar seorang penyendiri. Dia lebih seperti lelaki yang pendiam, dan setahu yang April lihat, ia hanya selalu bersama Januariz William. Teman satu-satunya, mungkin.

Kembali, anggota Red Blood berjalan mengitari loker sekolahan dan kali ini mereka menggedor pintu loker, lagi dan lagi mereka berteriak.

"Apa lo lihat gue? Dasar Freak!"

Dengan derai tawa disertai pekikan menggelikan, mereka menggertak seseorang. Tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

August Jonas

Dia adalah lelaki achondroplasia* yang selalu menjadi korban bullying Red Blood. Tak pernah sedikitpun melawan, atau sekedar berani menatap mereka, yang ia lakukan hanya menunduk takut.

Semua pasang mata hanya melirik mereka sambil menggelengkan kepala. Sayang sekali, tak ada yang berani menegur anggota Red Blood. Pengecualian untuk Januariz William, tanpa gentar ia mendekati sekelompok tim baseball, menghalangi jalan mereka dan berkacak pinggang.

"Red blood, ternyata masih berulah yah?" Januariz menyeringai, "Norak tahu, nggak?"

March berdecih ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut Januariz.

Sejauh ini memang hanya Januariz yang berani menegur mereka, berani menghujam dengan sindiran-sindiran tajam dan menusuk. Entah kenapa, sekalipun lelaki itu terlihat berani, March tak pernah memasukkan Januariz ke dalam daftar penindasan. Seperti ada ruang yang membuat March tak pernah berani terhadap Januariz dan tak ada satupun yang tahu, apa batasan itu.

"Januariz?" March menghela napas kasar "Lo iri nggak bisa gabung di Red Blood, huh?"

Januariz tersenyum, "Red blood sama sekali nggak pernah keren di mata gue."

"Lo pikir lo udah cukup keren!?"

"March Simpkins!" tegur coach baseball dari kejauhan. Begitu team-nya menoleh, Sang Pelatih segera memberi kode agar bubar dan segera masuk ke ruangannya.

Suasana yang semula dingin akan kehadiran Red Blood, mencair. Masing-masing kembali melakukan aktivitas mereka dengan helaan napas lega, lega karena tidak melihat sekelompok pembuat onar itu lagi. 

April menggelengkan kepala setelah menyaksikan pemandangan itu, JIPS benar-benar lingkungan yang lumayan buruk menurut April karena selama ini, yang ia lihat adalah hal-hal seperti tadi; kasus penindasan dikuasai oleh Red Blood dan tak ada yang berani melerai kawanan itu.

April kembali melanjutkan perjalanan. Saat ini ia sedang menghampiri sahabatnya di ujung loker. Sahabat yang baru saja ia jumpai tiga bulan yang lalu saat mereka sedang melakukan les vokal di kelas musik.

Tomori Mizaki

Namanya memang Tomori Mizaki tetapi neneknya sering menyebutnya Mey-chan. Dia gadis cantik dari kelas Aksara. Ramah dan penuh dengan rasa percaya diri yang tinggi, meski terkadang ia suka menggosipkan tentang lekaki berbadan sixpack di ruangan karate, ia tetap saja tercatat polos di mata April karena wajahnya yang imut layaknya gadis-gadis Jepang pada umumnya.

"Seperti biasa, team baseball," ujar Tomori dengan kepala yang digelengkan.

"Iya, padahal udah tahun ajaran baru." April membalasnya.

"Hm," komentar Tomori. "Eh udah tiga hari ini Septria nggak pernah les vokal lagi lho, dia juga nggak pernah masuk sekolah. Lo tau kabarnya, nggak?"

April menggeleng.

Septria Hanum

Salah satu sahabat April sejak ia memasuki SMA. Biasanya, Septria selalu datang lebih awal dibandingkan Tomori atau April, tetapi kali ini ... dia menghilang tanpa kabar.

Tidak. Tidak hanya hari ini, bahkan sudah tiga hari sejak awal semester di mulai, Septria tak pernah muncul di sekolah lagi entah dengan alasan apa. April bertekad ingin mencari tahu sepulang sekolah nanti. 

Ngiingg

Suara berisik microphone dari speaker di atas loker membuat para siswa menoleh. Pertanda sebuah pengumuman yang penting. Masing-masing siswa mulai menajamkan indra pendengaran mereka untuk ikut mendengarkan pengumuman.

"Untuk seluruh siswa-siswi Jakarta International Prime School ... baru-baru ini kami mendapat kabar bahwa salah satu siswi Akselerasi-2, Septria Hanum ... telah meninggal dunia ... ditemukan gantung diri di rumahnya. Kami pihak sekolah turut berbela sungkawa atas kejadian yang menimpa Septria Hanum."

Keramaian di sekitar April langsung berkasak-kusuk tidak jelas. Tidak ada yang menyangka bahwa kabar yang mereka dengar kali ini bukanlah kabar tentang prestasi sekolah atau tentang Red Blood yang memenangkan event baseball, melainkan kabar menyeramkan dari Septria Hanum.

Tomori dan April mematung di tempat mereka berdiri. Berusaha untuk memahami apa yang mereka dengar hari ini. Septria Hanum adalah sahabat mereka ... dan tanpa sadar mereka sedang mendengarkan kabar buruk dari sahabat mereka sendiri.

Septria Hanum ...

telah pergi?

🐾🐾🐾

achondroplasia* = Achondroplasia adalah gangguan pertumbuhan tulang yang ditandai dengan tubuh kerdil (dwarfisme) dan tidak proporsional.

🐾🐾🐾

WARNING!
CERITA MENGANDUNG BANYAK PEMBAHASAN YANG SENSITIF.
MENYINGGUNG BULLYING; KEKERASAN MENTAL/FISIK & LEMBAGA YANG BERWAJIB
MOHON BIJAK DALAM MEMBACA.

hope u can read this story from prologue to epilogue, and appreciate it with votes and comments. 

kalian bebas berpendapat ❤

Continue Reading

You'll Also Like

559K 85K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...
15.6K 1K 20
Park jimin duda anak 1 dan park chaeyoung pegawai toko bunga akankan jimin membuka hatinya untuk orang baru dan mampu menerima anaknya?
26.8K 2.1K 30
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...
22.5K 2.3K 29
Semalam yang membekas di ingatan😋 #POOHPAVEL ONLY OKE💋