My Bad Husband [Completed]

By eblisce

2.5M 98.4K 2.3K

|BISA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA| Hanya kisah perjodohan antara dua orang remaja... ~Aviela putri Densly ~Ze... More

Satu✅
Dua✅
Tiga✅
Empat✅
Lima✅
Enam✅
Tujuh✅
Delapan✅
Sembilan✅
Sepuluh✅
Sebelas✅
Dua belas ✅
Tiga belas✅
Empat belas ✅
Lima belas ✅
Enam belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
sembilan belas
Dua puluh
Dua Puluh satu
Dua Puluh Dua
Dua puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
??
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga puluh Dua
Tiga puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Extra Part
Extra Part (2)
??
MBH-2

Empat Puluh

57.3K 1.6K 57
By eblisce

Sindy menatap Rafi dengan helaan nafas beberapa kali "Raf, kamu dengerin aku napa sih? Dia sepupu aku"

"Bisa gitu gue percaya sama ucapan lo?" Balas Rafi yang bahkan menggunakan kata lo-gue.

"Lo pelukan sama dia,ngerangkul lo sampe segitunya. Itu yang lo bilang cuma sepupuan?" Lanjutnya

Sindy memegang tangan Rafi yang duduk di sofa yang sama dengan nya "Aku gak bohong Raf, selama ini dia di jerman. Wajar aja kalo dia meluk aku karena kita lama gak ketemu"

"Wajar? Menurut lo iya tapi menurut gue engga!" Tangannya melepas paksa tangan Sindy.

Sindy tersentak kaget, Rafi sekasar ini dengan nya "Kamu kok kasar sih? Raf aku gak mau kita berantem. Please percaya, dia emang sepupu aku. Gak mungkin juga aku ada hubungan apa apa sama dia" jelasnya panjang lebar namun Rafi masih dengan emosinya yang memuncak.

"Udah lah gue capek. Tunangan kita batalin aja! Muak gue sama kelakuan lo!"

"Rafi! Kok kamu ngomong gitu? Acaranya beberapa hari lagi. Mama Papa aku juga bakal pulang 3 hari lagi dari luar Kota. Please jangan gini" Sindy memeluk tubuh Rafi erat, tidak ingin cowo itu pergi.

"Lepas! Gue mau pulang! Bilang sama mama Papa lo semuanya di batalin!" Rafi menyentak tangan Sindy hingga terlepas dari nya. Ia berjalan cepat untuk keluar dari rumah itu tetapi Sindy terus menahan nya.

"Rafi aku mohon jangan kayak gini.." cairan bening sudah membasahi pipinya. Sindy memegang tangan Rafi yang cowo itu sekarang sudah duduk di atas motornya
"Jangan pergi Raf..aku mohon,Kita bicarain baik baik.."

Tanpa mempedulikan gadis nya yang menangis terisak, Rafi seolah menulikan telinganya. Ia langsung saja menancapkan gas motornya dan pergi dari sana.

Sindy semakin menangis. Rafi terlihat sangat marah padanya. Sindy merasa tubuhnya hilang tenaga, kakinya terasa lemas hingga membuatnya luruh ke lantai depan teras rumah.

Apa yang harus di lakukan nya sekarang? Pertunangan nya batal, bukan lah hal yang di harapkan bahkan ia sama sekali tidak menyangka jika Rafi mengucapkan kalimat itu tadi.

°°°

Aviela sedang memangku Fio seraya menyusui nya. Ia menyandarkan kepalanya di kepala ranjang. Setelah pulang dari rumah Qila kemaren sore, ia masih sedikit merasa kecewa dengan Sindy. Pikirannya masih mencerna tiap kata yang keluar dari mulut sahabatnya itu tadi. Rencana yang sudah dari sebulan yang lalu di susun, baru ia ketahui kemaren. Namun Aviela merasa dirinya tidak harus terlalu memusingkan masalah itu,ia tidak mau ada pertengkaran kecil yang akan terjadi antaranya dan Sindy jika terus mempermasalahkan hal itu.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dari luar yang kemudian muncul Zeyan yang menggendong Lio. Lelaki itu berjalan keseberang ranjang dan ikut duduk di atas kasur bersama Aviela.

"Lagi ngapain" Tanya Zeyan seraya meletakkan tubuh kecil Lio di tengah tengah mereka.

"Mata kamu burem?" Balas Aviela sambil menatap suaminya. Zeyan hanya terkekeh
"Kenapa jadi galak begini sih?" Tangannya mengacak pelan rambut Aviela.

"Ya kamu sih udah tau aku lagi susuin Fio malah nanya"

"Kan basa basi doang sayang" Zeyan mencubit pelan pipi Fio yang berada dalam pangkuan Aviela serta mengusap sayang kepala anak perempuan nya itu.

Kata itu. Aviela menyukainya tapi juga sedikit merasa malu "Apasih pake sayang sayangan? Geli tau gak"

Zeyan tertawa melihat wajah istrinya yang menahan malu "Ya emang kenapa? Udah seharusnya kan kita pake kata itu?"

"Terserah deh. Awas ih tangannya,gak bisa diem apa?" Aviela merasa kesal saat tangan Zeyan mengusap ngusap mukanya bahkan sampai ke lehernya.

"Napa sih galak banget? Lagi dapet ya?"

"Engga"

Zeyan menghentikan aktivitas mengganggu istrinya itu. Kemudian berujar " Kita mulai sekarang jangan panggil nama lagi ya kalo lagi ngomong"

Aviela mengernyit kan dahinya "Gak ngerti kamu ngomong apaan"

"Ya ampun cantik cantik kok lemot sih? Gini ya, maksud aku Kita kalo ngomong manggil nya mama papa aja jangan pake nama. Biar terbiasa sampe nanti anak anak udah besar" jelas Zeyan.

"Misalnya gini, Mah dasi papa mana? Mah mandi bareng yok di jamin bakal seru deh"

Pletak

Aviela menjitak kepala Zeyan "Ngomong nya ngaco banget"

"Ngaco apanya sih?" Sambil mengusap ngusap kepalanya yang terasa sakit.

"Lagian kalo suami istri emang gitu kan? Masa nanti pas anak kita udah pada besar,kita ngomong nya tetap pake nama" ujar nya lagi.

"Bodo ah, geli aku denger nya kalo Kita ngomong nya gitu" Aviela kekeuh untuk tidak menggunakan kata itu.

"Ya harus terbiasa dulu makanya. Nanti lama kelamaan juga gak bakal geli lagi kok"

"Gak ah" tolak Aviela sambil menidurkan Fio di samping Lio yang ternyata sudah tertidur lelap.

Aviela ikut merebahkan dirinya di kasur, badannya terasa sangat lelah hari ini. Zeyan yang melihat istrinya pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua tidur di tepi kanan dan kiri ranjang. Lio dan Fio sudah pasti berada di tengah tengah keduanya.

"Mah mereka udah berapa bulan sih?"

Aviela ingin menyumpal mulut Zeyan, kata itu terdengar sangat menggelikaan namun ia tetap menjawab pertanyaan dari suami nya itu "Baru dua setengah bulan"

"Ohh kirain udah Lima bulanan"

"Usia anak sendiri kok gak tau sih? Bapak kandung nya atau bukan?" Ejek Aviela becanda.

Zeyan berujar cepat "Iya lah, kan yang produksi nya kita berdua" Zeyan menaikturunkan alisnya untuk menggoda Aviela.

"Kenapa sih ngomongnya dari kemaren ngaco mulu?"

"Gak ngaco kok"

"Iyain biar cepet" Ucap Aviela agar perbincangan unfaedah itu tidak terus berlanjut.

°°°

"Yan,lama banget sih di kamar mandi?"

Tak berselang lama dari ucapannya barusan, Zeyan keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk
"Aku mandi sekalian tuntasin panggilan alam dulu "

"Udah sana pake baju terus turun kita sarapan" Aviela menunjuk baju yang sudah ia siapkan di atas kasur, cuma kaos dan celana selutut sebenarnya karena Zeyan tidak ke kantornya hari ini. Ia memilih cuti 2 hari, sampai besok karena hari tunangan Sindy dan Rafi.

"Pakein dong" Zeyan berjalan mendekati Aviela sedangkan gadis itu hanya memandang bingung "Kamu kerasukan apa sih jadi genit gini?"

"Genit apaan? Perasaan biasa aja deh" Balas Zeyan duduk di kasur.

"Tau ah, pokoknya kamu pake baju terus kita sarapan"

"Gak mau kalo gak di pakein" Muka nya dibuat cemberut berharap Aviela akan menuruti kemauannya. Namun sial, Zeyan malah melongo ketika melihat istrinya itu dengan bodo amat keluar dari kamar dan meninggalkan nya di sana.

Tak mau memikirkan nasib sial nya, Zeyan segera mengenakan pakaian dan turun ke bawah untuk menyantap sarapannya pagi ini.

"Nah itu pinter bisa pake baju sendiri gak harus di pakein" Aviela sedikit mengejek sambil mengambil nasi goreng untuk di taruh kedalam piring suaminya.

"Dari dulu kali emang udah pinter" Balas Zeyan sedikit kesal.

Aviela terbahak "Kamu ngambek? Aaa papa Zeyan ambekan ternyata" Ujarnya karena merasa lucu saat melihat wajah zeyan yang sedang kesal itu.

Zeyan hanya menatap datar, Aviela semakin terbahak. Agar Zeyan tidak bertambah kesal, ia segera berpindah kursi untuk duduk di samping suaminya itu dan mulai menyuapi Zeyan dengan telaten hingga membuat lelaki itu tersenyum senang.

°°°

Setelah menghabiskan cuti pertamanya kemaren, kini Zeyan akan menghabiskan hari keduanya dengan acara tunangan Rafi dan Sindy.

Hari ini ia terlihat begitu antusias, Kebahagiaan sahabatnya adalah kebahagiaan nya juga. Setelah beberapa hari kemaren terjadi konflik anatara Sindy dan Rafi namun sudah berakhir dan mereka baikan, tiba lah hari ini untuk mereka merasakan hari bahagia sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan.

"Viela udah belum? Kenapa lama banget?" Ujar Zeyan yang tak sabaran. Sekarang ia sedang duduk di sofa menunggu Aviela keluar dari kamarnya. Sebelumnya mereka telah menitipkan Lio dan Fio di rumah bunda Zeyan. Itu juga karena permintaan Lisya yang katanya kangen dan ingin bermain dengan keponakan kembarnya.

"Gak sabaran banget sih kamu? Kan kata Rafi masih sejaman lagi" Aviela terlihat menuruni tangga dan mengahmpiri Zeyan.

"Ya gakpapa kalo kita nyampe kesana lebih awal" Zeyan berujar seraya meneliti Aviela dari atas kepala sampai ujung kaki.

"cantik" Puji Zeyan yang membuat Aviela malu "Makasih" balas nya pelan seraya menutup mukanya.

Tak berlama lama, Aviela dan Zeyan segera keluar rumah dan masuk ke mobil. Zeyan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang mengingat acara tunangan sahabatnya baru akan di mulai satu jam lagi.

"Al beneran jadi mc ya entar?" Aviela bertanya yang di angguki Zeyan "katanya sih gitu, tapi aku kurang yakin sama Al. Kelakuan nya sengklek gitu masa mau jadi mc?" Tawaan kecil terdengar di akhir kalimat nya.

"Gak boleh gitu Yan, sahabat kamu tuh. Mungkin Al emang berbakat jadi mc gimana? Jangan remehin orang kamu tuh"

Zeyan terkekeh ''iya deh iya"

Hanya memerlukan waktu 15 menit, akhirnya mereka sampai di rumah Sindy. Terlihat beberapa orang di sana termasuk Qila "Qilaa" Aviela melambaikan tangannya.

"Untungnya lo berdua udah sampe" lega Qila langsung menggandeng tangan sahabatnya itu. Sedangkan Zeyan mendelik kesal "Istri gue main narik narik aja lo"

Qila menghiraukan dengan terus berjalan bersamaan dengan Aviela. Mereka memasuki rumah Sindy di ikuti Zeyan di belakang nya.

"Al mana qil?" Zeyan celingak celinguk mencari sosok sahabatnya.

Qila mengendikkan bahunya "Tau dah, ribet banget dia dari tadi ampe pusing gue liat nya"

Zeyan hanya mengangguk. Selang 20 menit dari itu, akhirnya acara akan di mulai. Alfa sudah membuka acara dan Zeyan akan mengatakan jika sahabatnya itu ternyata dapat di andalkan. Alfa dengan gaya khas nya membuka acara dengan lancar.

Dalam pembukaan nya, juga di selipkan dengan ucapan terima kasih atas kedatangan semua pihak.

Selanjutnya pihak keluarga pria mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan nya serta jawaban yang akan di berikan oleh pihak keluarga wanita setelah mendengar penuturan dari keluarga Rafi.

Setelahnya, kini adalah dimana saatnya bertukar cincin. Mama Sindy dengan senyuman nya memasangkan cincin pada jari tangan Rafi begitupun sebaliknya ibu dari pihak pria, mama Rafi memasangkan cincin pada jari tangan Sindy.

"Bahagia banget gue rasanya vi ngeliat Sindy senyum kayak gitu"

Aviela mengangguk menyetujui ucapan Qila barusan "Iya,gue harap mereka akan bahagia selamanya"

Tak lupa juga keduanya berserta Zeyan mengabadikan moment ini. Walaupun nanti juga akan ada sesi foto bersama.

Hingga tiba akhirnya penutupan acara beserta doa singkat atas kelancaran pelaksanaan. Terlihat di sana Sindy yang memeluk mamanya juga mama Rafi. Senyumnya tidak luntur sedari tadi.

Setelah sesi foto bersama seluruh keluarga besar kedua belah pihak. Aviela, Qila, Zeyan juga Alfa menghampiri kedua sahabat mereka itu.

"Selamat sin, aaa gue seneng banget liat lo bahagia kayak gini" Aviela memeluk Sindy,ikut merasakan kebahagiaan yang sedang di rasakan sahabatnya. Qila pun ikut memeuluk mereka, ketiganya berpelukan erat.

"Mas bro gue akhirnya" Alfa merangkul Rafi sambil sedikit melompat lompat. Sedangkan Zeyan menepuk nepuk pundak sahabatnya itu sambil tersenyum "Selamat mas bro, gue ikut bahagia"

"Kalo entar udah nikah, cepet kasih ponakan ya, biar usia anak lo gak jauh dari anak gue" bisik Zeyan yang langsung di angguki Rafi dengan kekehannya "siap lah "

"Terus kalo Sindy gak mau, lo harus maksa pokoknya. Jadi suami jangan lembek lo,entar malah lama punya Rafi junior" lanjut Alfa berbisik pula.

Cowo yang di apit oleh kedua sahabatnya itu menoyor pelan kepala Alfa "Bangke lo" tawanya pelan "Tapi okelah, gue juga gak mau lama lama" ia mengacungkan jempolnya di depan Zeyan dan Alfa. Ketiganya tertawa hingga membuat beberapa pasang mata mentapa mereka, namun hanya di hiraukan.

"Ayo kita foto bareng" seru Qila yang di angguki mereka semua. Beberapa jepretan sudah di ambil dengan berbagai gaya yang mereka lakukan.

Mulai dari gaya kalem, senyum tipis hingga gaya heboh serta aneh. Terlebih Alfa, cowo itu tidak pernah berada dalam posisi yang benar, selalu ada saja gaya aneh yang ia tunjukkan.

Selesai dengan foto bersama. Mereka langsung menyantap berbagai hidangan yang telah tersedia di sana.

Rasanya, hari ini begitu banyak kebahagiaan yang mereka dapatkan walaupun yang seharusnya sangat bahagia itu adalah Rafi dan Sindy. Namun entah kenapa, keempat orang lainnya juga merasa bahagia tanpa bisa mendeskripsikan bagaimana kebahagiaan yang mereka rasakan itu. Persahabatan yang tulus memang mempunyai keuntungan tersendiri. Seperti yang di rasakan mereka sekarang. Satu sama lain bersyukur atas terciptanya ketulusan dalam kedekatan yang sangat erat ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

                             ••ENDING••

Makasih buat semuanya, yang udah voment makasih banyak, yang mau baca tapi gak voment juga makasihh banget ❣️

Akhirnya selesai, sorry kalo Ending nya gak memuaskan. Tapi hanya ini yang bisa aku tulis, segala kekurangan mohon di maklumi.

Sekali lagi thanks ❣️

Bye❤️
-eblisce

Continue Reading

You'll Also Like

5M 213K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
2.2M 122K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
580K 15.1K 44
"lo becanda? Mana ada gua mau nikah sama lo Hahaha gila ya lo?" Clleo bergidig ngeri dengan semua ucapan grandy "liat aja, minggu depan lo bakalan j...
4.8K 1.8K 59
"Hujan memang bisa buat sakit, tapi kamu gak tau-kan setelah hujan itu adalah pelangi. Yang berarti ketika kamu sakit nanti kamu juga ngerasain keind...