ANNA (SELESAI)

By sabrina1928

19.5M 1.4M 470K

Young adult romance (sudah terbit bisa beli bukunya di shopee : De gibadesta) #1 fiksi || "Mereka aneh, mere... More

Prolog
one : game
Cast
two : Bian time
Three : why?
four : who is she?
five : jealous
six : she is mine
Seven : Badmood
Eight : Play with Vito
Nine : i'm yours
Ten : Sargas wants me
Eleven : Kissmark
Twelve : Hurts
Thirteen : Bian wanna eats me
Fourteen : Mad
Fiveteen : Sargas or Bian?
Sixteen : Aggressive
Ngiklan
Seventeen : Possessive
Eighteen : sick
Nineteen : Explained
Trailer Anna
Twenty : what should i do?
Twenty 1 : He is Sargas
Twenty 2 : Let's start this game
Twenty 3 : his charm
Twenty 4 : Classmeeting
Twenty 5 : Make me crazy
Twenty 6 : Sargas is Mine
Twenty 8 : hide away
Twenty 9 : Talking about Ladeya
Thirty : she's coming
Thirty 1 : come clean
Thirty 2 : Bian coming
Thirty 3 : Fiance
Thirty 4 : Make me crying
Thirty 5 : to forgive
Thirty 6 : Sargas and Anna
Thirty 7 : Bian and Anna
Thirty 8 : break?
Thirty 9 : HangOut
Fourty : Lie low
Fourty 1 : One day
Fourty 2 : unconcerned
Fourty 3 : Sadness
Fourty 4 : she's Sargas mother
Fourty 5 : Courage
Fourty 6 : An embrace of love
Fourty 7 : Pretending
Fourty 8 : in apartment
Fourty 9 : Sulk
Fifty : Leaving
Fifty 1 : Note
Segera Terbit
PO 5 APRIL 2022
Novel Anna (available)

Twenty 7 : Problem

281K 23.3K 6.6K
By sabrina1928

sorry late, my real life banyak tugazzzz💔 hope u like it. Jangan lupa spam komen yaw

...

Sargas tersenyum manis di depan kelas Anna, lelaki itu sudah menunggunya dan membuat semua orang sudah tahu dan paham Sargas tengah menunggu siapa. Anna yang malu langsung menundukkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya menuju Sargas dan menjauhkannya dari semua orang.

"Kok buru-buru?" tanya Sargas seraya terus mengikuti langkah Anna yang tergesa-gesa.

"Rame banget, Kak." Sargas tersenyum miring.

"Nyari tempat sepi?" Anna mengangguk tanpa paham maksud dari pertanyaan Sargas.

"Ke apartemen gue aja," refleks Anna menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Sargas yang sudah menampilkan raut datarnya.

"Hm, Anna—"

"Udah lama kan nggak pernah ke apartemen gue? Atau mau gue izin dulu sama Mama Audina?" Anna menggeleng.

"Ayo!" sebenarnya tujuan Anna buru-buru karna takut bertemu Bian dan Vito. Ia takut menyakiti hati keduanya.

Sargas tersenyum lalu dengan cepat gantian menarik tangan Anna untuk mengikutinya. Sesampainya di parkiran, sialnya Bian dan Vito juga berada di parkiran.

"Lo ngapain berdua lari-larian?" tanya Vito sinis. Bian menatap Sargas.

"bukan urusan lo," sarkas Sargas memang sangat menyebalkan. Bian langsung mengalihkan tatapannya pada Anna.

"Anna," panggil Bian. Anna mendongak.

"Jadi kan?" Anna mengernyit.

Makan malam kan? Astaga, bagaimana ini?"

"Hm...jadi," jawab Anna membuat Sargas menoleh.

"Mau ngapain?" tanya Sargas pada Bian. Bian mengangkat bahunya malas.

"Bukan urusan lo," Bian terus melangkahkan kakinya memasuki mobilnya. Sargas terdiam seraya mengerjapkan matanya beberapa kali, pasalnya Bian membalas ucapannya yang tidak lama ia ucapkan untuk Vito.

"Eh anjir, lo berdua mau ngapain?" tanya Vito kesal.

"Mulai sekarang, Anna cewek gue, Vit." mau tahu apa respon Vito? Lelaki itu masih terdiam tak lama menelan salivanya lalu tertawa.

"Terus?"

"Selesein masalahnya. Gue tanggung jawab," balas Sargas membuat Anna sedikit bingung dengan jalan percakapan ini.

"Gabisa gitu—"

"Dia milik gue. Gada yang bisa ganggu gugat." setelahnya Sargas menarik Anna untuk masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Vito yang masih tidak percaya dengan ucapan Sargas.

"Sialan!" umpat Vito kesal. Lagi-lagi ia kalah dari Sargas.

***

Sesampainya di apartemen, Sargas langsung melempar tasnya sembarangan dan tertidur di atas sofa.

Anna mendekati Sargas lalu perlahan menatap sekitar apartemen yang terlihat cukup rapi.

"Kak Sargas capek ya?" tanya Anna. Sargas mengangguk.

"Gue mandi dulu ya." Sargas bangkit dari sofa lalu beranjak untuk ke kamar mandi. Anna ditinggal begitu saja, sebenarnya menjadi milik Sargas ia tidak lega sama sekali. Hati ini masih was-was, entah mengapa yang jelas ia masih takut pada Sargas.

Tak lama ponselnya berdering, dan telpon dari Bian, dengan cepat ia langsung mengangkatnya.

"Halo, Kak?"

"Lagi di apartemen Sargas?" Anna terdiam sejenak lalu mengangguk kecil.

"Iya, Kak."

"Besok aja makan sama nyokap guenya. Dia sibuk hari ini, bisa kan besok?" Anna tidak tahu harus menjawab apa. Tapi untuk menolak sepertinya bukan gaya Anna.

"Bi-bisa, Kak."

"Ada Sargas di samping lo?" Anna menatap sekitar dan tidak ada tanda-tanda Sargas.

"Enggak, Kak. Anna sendiri..."

"Kirain gue ada. Soalnya lo kayak ketakutan gitu."

"Maaf." Tidak ada kata-kata lagi untuk membalas ucapan Bian selain maaf.

"Sampai ketemu besok ya."

"Iya, Kak."

Bian mematikan sambungannya sepihak membuat Anna tersentak. Namun tak lama Sargas muncul dengan kaos putih dan celana jeans hitam seperti ciri khasnya.

"Mau kemana, Kak?" tanya Anna.

"Nggak kemana-mana. Biar gausah ganti baju sekalian pas mau nganter lo," jelasnya, Anna mengangguk lalu Sargas menyodorkan kaos oblong kebesaran miliknya kepada Anna.

"Ganti nih," Anna menatap Sargas membuat sang empu menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa? Mau minta bantuan?" Anna menggeleng.

"Anna ganti baju dulu." Anna langsung merebut kaos oblong Sargas dan berlari menjauh dari Sargas. Sedangkan yang punya apartemen tertawa kecil.

Cukup lama menunggu Anna, tak lama ponselnya berdering membuat Sargas menatap ponselnya dan sudah tertera nama ibunya. Dengan malas Sargas mengangkatnya.

"Halo."

"Gimana kabar kamu, Gas? masih gamau pulang ke rumah mewah Mama?" Sargas menghela napasnya.

"Sargas mau mandiri." seperti biasanya, ke semua orang Sargss berucap dingin.

"Kamu masih marah? Mama cuma mau yang terbaik buat kamu."

Bahas lagi. Sargas rasanya ingin melempar ponselnya.

"Udahlah."

"Sargas, Ladeya cantik. Dia anak terpelajar, dan keluarganya juga terpandang, sederajat dengan keluarga kita. Apa yang kamu mau selain dia? Cewek nakal murahan?"

"Jaga mulut, Ma. Sargas matiin," uajr Sargas.

"Mama belum selesai bicara!"

"Sargas gamau bahas itu."

"Sargas. Mama lahirin kamu bukan buat jadi anak pembangkang."

Lagi, Sargas bosan mendengarnya.

"Terus apa lagi yang mau di omongin?" Sargas terus meracau agar ibunya menghentikan kegilaannya. Di jodohin dengan cewek yang sama sekali tidak dikenalinya? Hampir sebulan ini ibunya selalu menerrornya dengan memperkenal cewek bernama Ladeya. Sialan.

"Besok ke rumah. Ketemu sama Ladeya."

"Sargas sibuk."

"Sargas!"

Mata Sargas bertemu dengan gadis bermuka lugu sedang melangkahkan kakinya malu-malu menujunya dengan baju kebesarannya.

"Sargas udah punya cewek."

"Gas, jangan macem-macem. Mama bisa laporin ayah kamu, besok dateng! Lupain cewek hayalanmu itu." dan sambungan dimatikan sepihak membuat Sargas membuang napasnya kesal.

Untungnya ada Anna, Sargas langsung bangkit.

"Sini," ajak Sargas. Anna deg-degan lalu menghampiri Sargas dan ternyata lelaki itu mengajaknya ke dekat jendela untuk melihat suasana di sore hari ini.

"Hati gue saat ini kayak jalanan itu," Sargas menunjuk jalanan yang sedang padat kendaraan.

"Ke-kenapa, Kakak?" nada menggemaskan Anna membuat Sargas resah lalu mengambil langkah lebar dan mencium kening gadis itu.

"Gue lagi kacau, Na."

"Kenapa, Kak?" Sargas memeluk Anna.

"Gue nggak suka diatur." bisikan Sargas membuat bulu kuduk Anna meremang.

"Gue nggak suka saat orang menolak dan menentang apa yang udah gue tentukan buat masa depan gue. Gue suka sama apa yang gue jalanin dan gue pilih," ujar Sargas lalu mencium leher Anna.

"Gue cuma mau sama lo."

"Boleh kan?" Sargas melepas pelukannya dan menatap Anna.

"Bo-boleh..." nada ragu Anna membuat sudut bibir Sargas tertarik ke atas.

"Jadi milik gue selamanya ya. Sampai gue mati," Sargas semakin mendekat membuat jantung Anna berdegup.

"Boleh rasain bibir lo?" tanya Sargas. Anna merasa aneh.

"Kenapa?" Sargas menyerngit karna Anna bertanya.

"Apanya yang kenapa?" tanya Sargas bingung.

Tangan Anna terangkat lalu menelusup masuk ke dalam kaos putih milik Sargas dan meraba perut sixpact milik lelaki itu.

"Kenapa izin? Biasanya juga langsung cium kan?" Senyum Sargas langsung mengembang dan segera menarik dagu Anna dan melumat bibir gadis itu dalam-dalam.

Ia tidak akan membiarkan ibunya memaksa. Dia akan memberitahukan kepada ibunya bahwa pilihannya lebih baik untuk masa depannya.

.
.
.
.
TBC


Mau lanjut comment ya. 4k🥺

Follow wp aku ya jgn lupaaa

Ig : sab_febriann


Continue Reading

You'll Also Like

10.2K 1.9K 17
〔𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜〕⌜ 𝙂𝙭𝙂 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣𝙩 ⌟ Jisa dapet ramalan nyeleneh dari dalam kue keberuntungan yang dia ambil. Katanya dalam waktu dekat ini di...
5.4K 275 7
Semoga cerita ini hanya di tahun 2020 disaat wabah Virus Corona (COVID-19) ini mulai menyebar. Ini tentang kalian "ANGKATAN 2020". JUNI 2020
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.1M 216K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
3.1K 290 47
Untuk kamu yang selalu ku perhatikan dari jauh~